𝐏𝐞𝐫𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐧𝐚𝐲𝐚 𝐏𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐡𝐚𝐫𝐦𝐨𝐧𝐢𝐬 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚, 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠, 𝐄𝐫𝐥𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐩𝐮𝐭𝐫𝐚 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐭𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐥𝐚𝐤 𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐧𝐲𝐚, 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐝𝐢𝐚𝐠𝐧𝐨𝐬𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Memilih Bersama Selingkuhan
Kanaya merasa lemas, tenaganya benar-benar hati abis terkuras setelah di gempur habis- habisan oleh suaminya, namun samar- samar Ia masih mendengar suara Pria itu.
" Maafkan aku sayang, maaf. "
Hanya itu yang Ia dengar sebelum akhirnya Ia tertidur, Naya tidak ingat mengenai semua yang terjadi. Hingga Ia terbangun sore hari, Naya menatap sekeliling mencari keberadaan suaminya namun tidak ada.
Ia kemudian beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri, namun ketika Naya keluar dari kamar mandi Ia terkejut melihat kehadiran Angga dengan senyum menghiasi bibirnya, tidak seperti sebelumnya.
" Sayang, sini. "
Kanaya melangkah ke lemari baju, mengambil baju yang Ia suka. Angga terus memperhatikannya, sampai Naya menyisir rambutnya.
" Sini biar Mas saja. " Angga mengambil alih sisir dari tangan Istrinya.
Naya memilih diam saja, Ia masih bingung dengan sikap Angga yang cepat sekali berubah.
" Sayang, soal tadi, hm..... Mas minta maaf, Mas khilaf. "
Kanaya menatap wajah suaminya melalui pantulan cermin, memang Ia akui kalau suaminya agak berbeda dari biasanya.
" Apa kamu mau maafin Mas sayang. "
Kanaya hanya mampu mengangguk karena memang yang Ia tau hanya masalah tadi, Naya berpikir wajar saja kalau suaminya memasukinya dengan cara kasar, karena sudah seminggu lamanya Pria itu berpuasa.
" Ya sudah kalau begitu, sekarang kamu makan dulu. Kamu pasti lapar, kata Bi Nur tadi kamu belum makan apapun dari pagi. Biar Mas suapin ya. "
Angga memang tadi sudah membawa makan siang untuk Naya dan langsung menarik sofa kecil lalu meminta Kanaya untuk duduk disana.
Kanaya makan dengan lahap, entah mengapa rasanya makan dari tangan suaminya menjadi enak.
Malam hari setelah makan malam dan membantu merapikan meja makan, Kanaya menyusul Angga yang sudah lebih dulu naik. Ia mendapati suaminya sedang mengotak ngatik ponselnya.
" Mas belum tidur. " Tanya Kanaya
Angga menoleh sebentar dan kembali sibuk dengan ponselnya. Naya lagi-lagi mencoba memakluminya, mungkin suaminya sedang memeriksa laporan penting.
Ponsel Naya pun berkedip, pertanda ada pesan masuk. Naya segera memeriksa benda pipih itu.
" Assalamu'alaikum Naya, bisakah besok kalian ke rumah sakit. Ada kabar penting tentang pemeriksaan kalian sebelumnya , ajak Angga sekalian biar sama- sama menyimak penjelasan dari Dokter Husna. "
Kanaya melirik suaminya yang nampak senyum- senyum sembari menatap ponselnya.
" Mas, ini ada.....
" Sayang, jangan ganggu Mas dulu. Ini Mas lagi selesain pekerjaan penting. "
Kanaya menghela nafas berat, Ia memilih diam setelah mendengar ucapan suaminya.
" Ya sudah Mas, aku sudah ngantuk. Aku tidur dulu ya, kalau sudah selesai kerjaannya Mas juga langsung tidur, jangan begadang karena tidak baik untuk kesehatan Mas. "
Angga mengangguk, Ia mencium kening Naya dan mengucapkan selamat malam kembali. Naya yang memang masih lelah tidak membutuhkan waktu lama untuk tertidur.
Melihat Naya tertidur, Angga perlahan turun dari ranjang. Ia menatap sang Istri sejenak kemudian beranjak keluar. Ia mengendap-endap seperti maling, memastikan kalau tiada sesiapa pun melihatnya.
" Sayang. "
Anggs masuk kedalam kamar Asma, dan langsung memeluk wanita itu.
" Maaf sayang, aku terlambat. Maklum, aku harus tidurkan Naya terlebih dulu, kenapa sayang, rindu ya.... !"
Sebuah kecupan mendarat di kening Asma dan wanita itu tersenyum, entah mengapa Ia mulai terbiasa dengan itu. Atau mungkin ini adalah keinginan cabang bayi yang ada di rahimnya.
Angga tertidur setelah satu ronde main kuda- kudaan bersama Asma. Meskipun ada yang berbeda di akui Angga ketika memasuki inti kedua wanita itu, namun Angga tidak mempermasalahkannya. Karena Asma sedang mengandung darah dagingnya saat ini.
Sebelum adzan subuh Angga kembali kekamar Naya dan tidur disana, Ia memeluk tubuh Istrinya sampai wanita itu terbangun.
Kanaya tersenyum merasakan tangan melingkar di pinggangnya, di ciumnya pipi suaminya sebelum Ia melanjutkan aktivitasnya kembali. Anggamerasa tersentuh dengan kebiasaan Istrinya namun bayangan anak yang akan hadir dari wanita lain mengalahkan segalanya.
Seperti biasa Kanaya kembali kekamar setelah menyelesaikan semua pekerjaannya di bawah. Dikamar Ia kembali menyiapkan keperluan suami manjanya itu.
" Mas, tadi malam Dokter Dimas mengirim pesan. Katanya hari ini kita berdua diminta datang kerumah sakit, apa Mas punya waktu. "
Angga langsung menolak, Ia males berurusan dengan sesuatu yang Ia sendiri sudah tau jawabannya apa.
" Maaf sayang, tapi sepertinya Mas tidak bisa. Di kantor saat ini sedang banyak kerjaan, kamu kan tau kalau Mas sudah seminggu ini tidak masuk kantor. " Angga memberi alasan.
Kanaya mengangguk, Ia bisa memaklumi apa yang di katakan suaminya itu.
" Baiklah, kalau begitu biar aku saja yang kesana setelah dari butik. "
Mereka keluar kamar berbarengan, di meja makan sudah hadir Bu Aminah dan juga Asma yang sudah duduk manis menunggu.
" Pagi. " Sapa Angga.
" Pagi Nak. " Jawab Bu Aminah.
Naya mengambilkan nasi dan lauk untuk suaminya, Angga memang terbiasa sarapan dengan nasi meskipun sedikit.
Ia juga mempersilahkan Asma mengambil menu apa saja yang Ia suka, sarapan berlangsung sepi tanpa ada yang berbicara.
" Angga, Asma kan baru saja tiba di Jakarta. Bagaimana kalau hari ini kamu temani Dia jalan- jalan, sekalian bawa Dia kepusat perbelanjaan. Belikan Dia beberapa pasang baju dan juga semua keperluannya. "
Kanaya menghentikan sarapannya dan meneguk air putih untuk melegakan tenggorokannya. Angga melirik Kanaya, Ia bingung bagaimana menanggapi permintaan Ibunya.
" Maaf Bu, tapi pekerjaan di kantor saat ini sedang banyak. Ibu kan tau kalau Angga sudah tidak masuk kantor selama seminggu. " Angga melirik Asma yang menunduk dan nampak mengelus perutnya, hal itu membuat Angga merasa serba salah.
Ternyata Bu Aminah pun sama, ekor matanya melirik apa yang Asma lakukan.
" Ah, Angga. Di kantor kan ada Bima, biar dia saja yang tangani semuanya untuk hari ini, masa kamu nggak bisa libur satu hari doang. "
Angga menjadi dilema, bagaimana mungkin Ia menyetujui permintaan Ibunya sementara tadi Dia sudah menolak ajakan Kanaya untuk kerumah sakit.
" Sayang bagaimana menurutmu, kasihan juga sama Asma. Ibu benar, Dia kan baru disini dan memang kemarin Asma tidak begitu membawa baju ganti lebih. "
Kalau sudah begini, Naya bisa apa. Suaminya seolah memojokkan dirinya di depan Ibunya, kalau Ia menolak maka Ibu mertuanya akan semakin membencinya.
" Terserah Mas saja. Ya sudah, aku berangkat dulu. "
Jujur Naya kecewa dengan sikap Angga, Ia memilih meninggalkan pekerjaannya demi seseorang wanita yang tidak ada hubungan dengannya sedangkan Ia baru saja menolak ajakan Istrinya.
Kanaya berpamitan, Ia mencium punggung tangan Bu Aminah dan juga Angga suminya. Tak lupa Ia memberikan kesan baik pada Asma yaitu dengan tersenyum.
Kanaya melangkah keluar menaiki mobilnya dan melajukannya perlahan meninggalkan kediamannya. Sementara dirumah Bibi hanya mampu geleng-geleng kepala melihat drama Ibu dan anak itu.
" Dok, aku kerumah sakit agak sorean ya, soalnya pagi ini ada kerjaan di butik. "
Naya mengirim pesan untuk Dimas, dan seperti biasa tak butuh waktu lama Ia sudah mendapatkan balasan.
" Ok Naya. "
Naya memasukkan kembali ponselnya dan pokus pada jalanan. Ia mencoba berpikir positif mengenai suaminya yang saat ini pergi bersama wanita lain.
Sementara Naya berkutat dengan banyaknya pesanan masuk, di tempat lain setelah puas berbelanja Angga mengajak Asma makan disebuah restoran mewah.
" Sayang, kamu mau makan apa. Siapa tau anak kita mau makan sesuatu. "
Angga memperlakukan Asma dengan sangat baik, tanpa mereka sadari sejak tadi ada yang memperhatikan mereka. Seseorang itu ingin menyapa namun di tahan setelah melihat ada yang mencurigakan.
Ia mengurungkan niatnya untuk menyapa dan mengambil meja berdekatan dengan meja yang di tempati Angga.
Tangannya mengepal keras ketika dengan jelas Ia mendengar percakapan kedua orang di dekatnya itu.
" Apa mereka ada masalah, dan siapa wanita tadi. Kenapa Angga begitu baik padanya dan memanggilnya sayang. " Gumamnya.
Ia tidak jadi mengambil jatah makan siangnya dan memilih pergi meninggalkan restoran itu.
lah klu ansk orang KAYAAAAA MASAKAN NYA VARIATIF BISA MASAK APA AJA DR NEGARA MANA AJA!!!! KRN MEREKA BIASA MAKAN DI RESTO 2 MAHAL YG SEKALI MAKAN BISA HBS JUTAAN!! .. KLU MAKANAN DIATAS ITU UTK KELAS BABUUUUUU UTK KELAS ORG MISKIN BIN KERE.