To Be An Immortal Human By System

Masih sibuk berbincang, Ellios dan Jullian kembali mengabaikan panggilan dari Suzuna. Hingga akhirnya teriakan dari Suzuna kembali terdengar dan membuat kedua pemuda ini seketika menjadi kalang kabut bak terkena angin topan dan segera berlarian menuju dapur.

"Ellios!! Jullian!! Mau sampai kapan kalian disana?!"

"Iya, Ibu ... kami datang!!" sahut Ellios mulai meluncur ke arah dapur dan berlari cepat dan diikuti oleh Jullian.

Sementara itu ...

"Siapa kamu? Dan apa yang kamu lakukan disini?" tanya Suzuna kebingungan.

Suzuna mengamati Jiu cukup lama dan berusaha untuk mengingat-ingat sesuatu. Karena Suzuna merasa jika wajah Jiu cukup familiar, atau setidaknya Suzuna pernah melihat Jiu sebelumnya.

"Aku adalah Jiu, Bibi. Dan aku adalah teman Ellios. Aku datang untuk membantu bibi hari ini, karena aku mendengar jika kedai bibi sedang begitu ramai saat ini." ucap Jiu entah mengetahui informasi itu darimana, yang jelas informasi itu dia dapatkan bukan dari Ellios.

"Ellios punya teman seorang gadis. Wah ... mengapa aku tidak mengetahuinya selama ini." celutuk Suzuna yang sebenarnya masih berusaha untuk mengingat sosok Jiu.

"Ya, Bibi. Kami baru saling mengenal dan baru saja memulai untuk berteman." jawab Jiu dengan sangat ramah.

"Hhm ... apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" gumam Sizuna mengkerutkan keningnya masih menatap wajah ayu dari sang dewi kampus itu.

Belum sempat Jiu menjawab pertanyaan dari Suzuna tiba-tiba saja ada ada yang memotong pembicaraan mereka berdua. Yeap, hal ini diketahui dan dipergoki oleh Ellios serta Jullian yang sudah berada di ambang pintu.

Dengan cepat Ellios mulai menghapiri mereka berdua dan berusaha untuk membuat sebisa mungkin agar Suzuna tidak mengenali Jiu.

Karena sang ibu pernah melihat sekilas wajah Jiu saat tak sengaja video yang tak sengaja tersimpan di dalam laptop Ellios terputar begitu saja dan disaksikan oleh Suzuna.

"Ahh ... Jiu, pakai ini agar matamu yang indah dan berharga ini tidak terkena cipratan dari minyak goreng yang panas ketika sedang berada di dapur!" ucap Ellios yang sebenarnya terdengar cukup konyol dan membuat Jiu, Jullian, dan Suzuna sedikit melongo.

Ucapan itu dilontarkan oleh Ellios sembari memasangkan sebuah kacamata fashion dengan lensa bening milik Jullian yang kebetulan masih berada pada saku celemek berwarna merah maroon dengan logo kedai sang ibu dan gambar ayam goreng krispi tentunya, yang masih dikenakannya saat ini. Dan kebetulan tadi Jullian menitipkan kacamata miliknya kepada Ellios.

Jiu hanya menurut saja dan tak melepaskan kacamata berlensa bening itu. Namun sepasang matanya masih menatap Ellios dengan memasang ekspresi yang masih cukup kebingungan.

Sedangkan Ellios hanya meringis saja dan menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal apalagi ketombean. Rambut Ellios bahkan selalu bersih dan harum.

Begitu juga dengan seluruh tubuhnya serta pakaian yang selalu dikenakan selalu rapi namun tetap sederhana. Karena Ellios adalah tipikal pemuda yang sedikit metroseksual dan mencintai kebersihan.

"Baiklah, Ibu. Sebaiknya aku dan Jiu segera mengantarkan pesanan ayam-ayam ini untuk para pelanggan. Berikan kepada kami semuanya, Ibu." ucap Ellios mulai mengambil sebuah nampan yang sudah berisi dengan sebuah pesanan.

Dan tentu saja Ellios sengaja menukar posisi Jullian dan Jiu agar sang ibu tidak terus-terusan mencurigai hingga mengenali Jiu.

"Biarkan aku dan Jiu saja yang mengantarkan pesanan-pesanan ini ke meja beberapa pelanggan. Dan Jullian yang akan membantu ibu di dapur untuk menggoreng ayamnya." ucap Ellios seenak jidatnya dan sudah seperti seorang owner dari kedai ini saja. Oopss ... Ellios kan memang putra dari pemilik owner kedai ini.

Jullian dan Suzuna sedikit melongo melihat tingkah Ellios yang mendadak berubah menjadi sedikit lebih cerewet. Sedangkan Ellios dan Jiu sudah mulai melenggang meninggalkan dapur dan masing-masing membawa nampan berwarna merah cerah yang sudah berisi dengan makanan dan minuman pesanan para pelanggan.

"Jiu, maaf jika membuatmu terpaksa melakukan sebuah pekerjaan seperti seorang babu ini. Aku hanya tidak ingin ibu teringat sesuatu ..." ucap Ellios saat mereka sudah meninggalkan dapur bersama.

"Teringat sesuatu? Apa itu, Ell?" tanya Jiu begitu kebingungan hingga mengkerutkan keningnya dan sedikit memiringkan wajahnya menatap Ellios.

Mendapatkan sebuah pertanyaan seperti itu dari Jiu tentu saja seketika membuat Ellios menjadi kikuk dan kebingungan kembali untuk menjelaskan akan hal itu kepada Jiu. Terlebih hal itu menyangkut tentang sebuah perbuatan bodoh Jiu beberapa hari yang lalu untuk melakukan bunuh diri.

"Uhm ... begini saja. Kita selesaikan dulu pekerjaan dan mengantarkan pesanan-pesanan para pelanggan ini, setelah itu aku akan menceritakan semuanya kepadamu, Jiu." ucap Ellios mencari alasan agar bisa memikirkan alasan lain yang lebih tepat.

"Baiklah." sahut Jiu dengan mudahnya.

Ellios dan Jiu mulai mengantarkan pesanan-pesanan para pelanggan kedai ayam krispi ini, bepindah dari meja ke meja lainnya dan mereka berdua melakukannya dengan sangat baik dan ramah. Terlebih mereka berdua cukup good looking, sehingga para pelanggan juga merasa begitu nyaman dilayani oleh mereka berdua.

Namun di tengah kesibukan ini, tiba-tiba saja Ellios mulai mendengar suara Lovely kembali. Entah darimana suara itu berasal, namun rasanya Ellios begitu dekat mendengarnya seakan suaranya tepat berada pada gendang telinganya.

Padahal saat ini Lovely masih berada di dalam ransel Ellios yang saat ini berada di dalam sebuah loker di dalam sebuah ruangan ganti.

BIP ...

[ Misi selanjutnya akan segera dimulai secara otomatis. Tuan Ellios harus segera menjalankannya karena waktu akan dimulai secara otomatis. ]

Suara seorang boneka pemandu bernama Lovely yang menyerupai suara sebuah robot wanita itu mulai terdengar begitu jelas dan dekat.

Ellios yang saat ini sedang membawakan sebuah paket ayam kripi lengkap dengam sup dan minuman soda dingin, kini mulai celingukan untuk mencari sosok Lovely. Namun Ellios sama sekali tak bisa menemukan sosok boneka itu dimana-mana.

"Ah ... pasti aku terlalu kecapekan hingga aku berhalusinasi dan seakan mendengar suara Lovely. Padahal saat ini dia sedang di dalam ransel tertidur." gumam Ellios memejamkan sepasang matanya sekejap lalu mulai membukanya kembali dan mengangkat kedua alis tegasnya.

"Sebaiknya konsentrasi dan fokus untuk membantu ibumu, Ellios!" Ellios bergeming pelan dan berkata untuk dirinya sendiri.

Kini Ellios mulai melenggang beberapa langkah lagi, namun tiba-tiba saja langkahnya terhenti kembali karena suara Lovely mulai terdengar begitu jelas pada gendang telinganya.

[ Tuan Ellios ... misi akan segera dimulai dalam hitungan 3 detik setelah aku menjelaskannya. Dan misi kali ini adalah tuan harus membuat kesal salah satu pelanggan di kedai ayam krispi ini. Waktu yang diberikan hanyalah 10 menit saja. Dan misi dimulai dari sekarang. ]

BIP ...