Anderson Gif seorang CEO di perusahaan raksasa bernama G'Group. Siapapun sangat tau kalau dia adalah penikmat cinta diatas ranjang. Tak ayal membuat mereka memakai cara licik hanya untuk bisnis dengan mengorbankan putri-putri mereka menjadi mainan Anderson.
Kira-kira ada yang bisa ngerubah sifat Anderson tidak ya? Simak disini yuk 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nona Pelayan
Ander tersenyum tipis mendengar umpatan kesal Ziva. Pria itu memejamkan kedua matanya dan tertidur.
"Apa yang harus aku lakukan disini? Tempat ini sangat bersih dan rapi"
Kryukk kryukk..
"Oh ya ampun berapa lama aku pingsan sampai-sampai aku sudah merasa lapar lagi"
Satu tangannya meraih pegangan pintu kulkas tapi tidak ada makanan disana hanya beberapa minuman dingin saja. Tak sampai disitu Ziva juga membuka beberapa laci berharap ada bahan makanan yang bisa dia masak.
"Katanya orang kaya tapi makanan aja gak ada" Ziva mendudukan dirinya di meja makan. Hari ini dia baru saja mendapat gaji yang pertama.
Dan seharusnya saat ini dia sedang menikmati uang itu berjalan dan berbelanja bersama Tari di pasar malam, bukan terkurang di sangkar emas seperti ini.
"Tenagaku satu bulan terakhir terbuang sia-sia" keluhnya sembari menundukan kepalanya. Dia benar-benar tidak habis pikir apa yang Ander mau darinya, bukankah dia sudah merenggut kesuciannya? Apa belum cukup?
Ziva mengacak rambutnya frustasi, kaki jenjangnya berjalan menuju pintu keluar. Tapi percuma saja dia tidak akan pernah bisa membuka pintu berbahan besi itu dengan mudah.
Ziva terduduk lemas, kenapa hidupnya jadi rumit seperti ini? Semua orang di sekitarnya tidak ada yang waras satupun. Kenapa kehidupan ini sangat kejam padanya?
-
-
-
-
Ander baru saja bangun dari tidurnya, kesadarannya kali ini sudah terkumpul. Pintu kamar terbuka lebar, tapi dia tidak mendengar aktifitas siapapun diluar.
Apa wanita itu berhasil kabur dari sini? Pria itu melompat dari ranjang dia mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru apartemen.
Matanya sedikit menajam melihat seseorang tertidur sambil duduk menyender pada pintu keluar.
Ander mendekat, kini keduanya hanya berjarak beberapa sentimeter saja. Ander meneliksik wajah wanita yang sedang terlelap itu.
"Cantik" bibirnya tersenyum tipisss sekali.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi dan menghantuiku lagi"
Tak membutuhkan waktu lama Ziva sudah berada di dalam gendongannya. Tubuh kekar itu membawa Ziva masuk ke dalam kamarnya dan membaringkannya dengan nyaman.
Ziva tidak terusik sama sekali, wanita itu malah memeluk Ander posesif hingga Ander tidak bisa bergerak.
"Gulingku empuk sekali!"
-
-
-
-
"Eggghhh"
Ander tersenyum sinis saat melihat wanita cantik yang semalam memeluknya erat itu baru saja bangun. Mata tajamnya tidak lepas dari wanita yang terlihat sedang kebingungan.
"Apa tidurmu nyenyak nona pelayan?"
Ziva terkejut seketika dia bangun dengan tangan yang bersilang di dada.
"Kenapa kau ada disini?"
"Apa kau lupa kalau ini kamarku? Dan apa kau lupa kalau kau ini adalah pelayan disini, sudah seharusnya kau bangun lebih awal dariku dan mempersiapkan semua kebutuhanku. Di hari pertamamu bekerja kau sudah mengecewakanku!"
"Cepat bangun, aku ingin sarapan!"
Ziva melongo, kali ini kesadarannya sudah terkumpul kembali. Bibirnya mencebik kesal "Sejak kapan aku setuju menjadi pelayanmu? Dan lagi, apa yang harus aku persiapkan untukmu sementara di apartemen sebesar ini tidak ada bahan makanan sedikitpun!"
"Aku tidak menyuruhmu memasak pelayan!"
"Lalu?" tanya Ziva heran.
"Delivery" ucapnya tanpa beban meninggalkan Ziva yang masih setia duduk di atas ranjang.
"Delivery dengan apa brengsek! Bahkan ponselku tertinggal di pantry sejak kemarin!" teriaknya penuh emosi, baru saja menutup mulutnya sebuah totebag melayang ke arahnya dan mendarat tepat di depannya.
"Ini apartemen bukan hutan, tutup mulutmu itu. Kupingku sakit!"
"Dan ingat, jangan sampai kau memberitau siapapun bahwa kau ada disini!" setelah itu Ander beranjak ke kamar mandi.
Ziva mengecek isi tasnya, semuanya masih utuh termasuk amplop berisi uang yang dia dapatkan kemarin.
"Tenagaku tidak jadi sia-sia" pekiknya kegirangan.