Sinopsis
Warning!!!
Adegan dalam cerita ini mengandung unsur dewasa 21+, harap bijaklah dalam membaca.
Grael Arabella, seorang gadis belia yang hanya tinggal bersama sang Kaka dan ibunya, semenjak sang ayah meninggal dunia, dia membantu kakaknya untuk mencari nafkah. Grael juga memiliki cinta pertama di bangku sekolah menengah pertama yang bernama Rangga Louis, sosok pria yang sudah membuatnya merasakan jatuh cinta untuk pertama kali.
Takdir berkata lain. Grael justru bertemu dengan Erlangga Louis, seorang artis terkenal yang menjadi salah satu idola Grael. Pertemuan mereka justru membuat Grael menjadi benci dengan Erlangga. Namun, berbeda dengan artis tersebut, dia justru semakin ingin memiliki gadis belia itu.
Apalagi saat Erlangga tahu, bahwa Grael akan dijodohkan dengan Rangga, adik tirinya. Sekaligus ahli waris kedua dari keluarga Grup Jaya. Erlangga semakin menjadi ingin merebut kembali apa yang semestinya dia miliki. Baik itu, tahta, hart
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anggi (@ngie_an), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Kedekatan Grael dan Rio
Sepulang sekolah seperti biasanya, Grael akan bergegas pulang lebih cepat. Dia sudah berada di halte bus sekolah. Entah berapa banyak pertanyaan dari temannya yang menanyakan dia tiba-tiba menghilang bersama Rangga dari kantin, dan juga luka yang ada di lutut Grael.
Gadis itu hanya bisa menjelaskan, bahwa luka yang dia dapat karena terjatuh dari kamar mandi, sedangkan dia dan Rangga menghilang karena pergi ke ruang UKS terlebih dahulu. Ada rasa cemburu yang terpancar dari raut wajah Veby saat mendengarnya dan itu sangat terlihat jelas oleh Grael.
Suara bus sekolah membuyarkan lamunannya, Grael yang melihat ke arah kanan dan kiri sebelum masuk ke dalam bus, tidak menangkap mobil Rangga berada didekatnya. Terpaksa Grael masuk ke dalam bus menuju daerah tempat apartemen Erlangga.
Satu pesan berhasil terkirim ke nomor Rangga, cukup lama Grael melihat pesannya terkirim. Namun, belum juga ada balasan dari Rangga, pikiran yang tidak menentu membuat Grael meneteskan air matanya.
'Kamu kenapa sih? Apa aku ada buat salah sama kamu? Kenapa kamu kaya gini sih, Ngga?' batin Grael terus bertanya saat suara panggilan terhubung terus berbunyi tanpa ada jawaban dari seberang telepon.
Grael mengusap air matanya, lalu memasukan kembali ponsel ke dalam saku seragam, dia menatap ke arah luar jendela yang terlihat begitu ramai dengan kendaraan lain. Sampai akhirnya dia turun di halte bus yang dia tuju.
Kemudian, dengan langkah yang begitu berat, Grael berjalan menuju apartemen Erlangga. Dia berdiri tepat di depan pintu lift sembari menunggu pintu lift terbuka, tangannya terus menepuk dada yang begitu sesak menahan tangisnya. Mata juga terus terus menatap pesan yang terkirim ke nomor Rangga saat dia sudah berada di dalam lift, tetapi pria itu tidak membalas pesan ataupun membaca pesan darinya walaupun sangat terlihat jelas bahwa nomornya sedang online.
Pintu lift terbuka, dia melanjutkan langkahnya untuk menuju pintu apartemen yang ditempati oleh Erlangga. Dia melihat pintu kamar itu tidak tertutup rapat, dengan langkah yang curiga, Grael mengendap-endap masuk ke dalam dan segera menghentikan langkahnya saat Grael melihat sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.
Air mata Grael langsung menetes kembali saat melihat orang yang dia benci yang sudah menciumnya secara sepihak kini berciuman dengan artis cantik dengan tubuh seksi di depan mata dia. Grael ingin membalikan tubuhnya tapi sayang, kakinya gemetar begitu hebat. Sehingga tanpa sengaja dia menyenggol vas bunga yang ada disamping.
"Grael!" Erlangga terkejut saat mendengar suara pecahan di lantai, dia mendorong tubuh Angelina dengan kencang.
"So-sorry, udah ganggu," ucap Grael dengan suara yang gemetar.
"El, ini gak seperti yang kamu lihat!" Erlangga mencoba untuk mendekat ke arah Grael, tetapi tanganya sudah ditahan oleh Angelina terlebih dahulu.
"Gue gak apa-apa kali, Lo gak usah harus ngenjelasin ke gue! Ya udah, kalian lanjutin aja! Gue keluar." Grael membalikan tubuhnya dan segera berlari ke luar.
"El, tunggu dulu! El!" teriak Erlangga yang merasa bersalah pada wanita yang dia suka.
Tubuh Grael tanpa sengaja menabrak tubuh Rio yang baru saja masuk membawa bingkisan makanan untuk artisnya itu. Rio melihat wajah Grael yang begitu banjir dengan derai air mata, gadis itu hanya berlalu melewati Rio tanpa kata sepatah pun.
"Er ... udah biarin aja sih! Aku ini pacar kamu! Kenapa sikap kamu begini sama aku?" Angelina terus menahan tangan Erlangga.
"Sakit Lo!" maki Erlangga yang mencoba mengejar Grael.
"Grael mana?" tanya Erlangga dengan panik. Rio bisa menangkap suasana yang terjadi, kemudian menunjuk ke arah pintu lift.
"Er! aku gak izinin kamu buat ngejar cewek itu! Er, please ... ngertiin perasaan aku sebagai cewek kamu!" bentak Angelina dengan kasar.
"Biar gue yang ngejar!" ujar Rio.
Erlangga yang mulai geram dengan sikap Angelina langsung berbalik menuju wanita itu lalu membentaknya. "Lo dengerin sekali lagi ya, hubungan kita itu gak lebih dari partner kerja, Gak lebih! Gue gak pernah punya pacar sama siapapun termasuk Lo! Kecuali dia! Jadi jangan pernah ke geeran kalau selama ini kedekatan kita itu gak lebih hanya sebuah rekan kerja! Pahamkan lo? Sekarang keluar dari apartemen gue!"
"Er!"
"Gue bilang keluar, keluar!" teriak Erlangga yang sudah resah dengan sikap Angelina.
"Gak mau!" Angelina memasang wajah kesalnya.
"Keluar!" bentak Erlangga dengan nada yang tinggi.
Angelina pun mau tidak mau keluar dengan rasa emosinya, dia begitu kecewa dengan sikap Erlangga. Selama ini, dia menganggap hubungan dia dengan Erlangga adalah sepasang kekasih karena sikap Erlangga yang begitu pengertian selama di lokasi syuting, ditambah para Fans mereka berdua membuat nama Erlan lovers yang artinya Erlangga dan Angelina.
Namun, kenyatannya hanya Angelina yang menganggap hubunganya sepasang kekasih. Setelah Angelina keluar, Erlangga pun mencari keberadaan Grael tetapi tetap tidak menemukannya. Dia memutuskan untuk menghubungi manager-nya itu dan mendapat kabar bahwa Grael sudah bersamanya.
Diposisi lain, ternyata Grael menangis dalam dekapan Rio, dia menangis sejadi-jadinya. Entah apa yang dia rasakan sampai dirinya menangis menumpahkan rasa kekesalan yang dicampur dengan rasa sedih. Tangan Rio terus mengusap rambut Grael dengan lembut agar gadis itu mau berhenti menangis.
"Sudah, nanti coba Kaka cari tahu tentang Rangga," ucap Rio dengan lembut.
"Aku gak ngerti kak, salah aku dimananya!" rengek Grael yang terus meluapkan emosinya kepada Rio tentang Rangga, walaupun dia juga ingin sekali meluapkan emosinya tentang Erlangga.
Rasa sedihnya yang ditinggal oleh Rangga begitu saja ditambah rasa kecewa saat melihat Erlangga mencium bibir wanita lain, membuat sesak di dadanya tak kunjung redup, mungkin dia begitu kesal karena Erlangga bisa menciumnya tetapi masih memiliki kekasih lain. Grael juga tidak mengerti dengan dirinya sendiri, seharusnya dia tidak begitu kesal saat Erlangga mencium bibir wanita lain.
Berada di dalam dekapan Rio, grael menemukan kehangatan rasa sayang dari seorang Kakak laki-laki. Bagi Grael, Rio adalah sosok Kakak yang bisa diandalkan. Begitu juga Rio yang menganggap Grael sudah seperti adiknya sendiri, bahkan dia meneteskan air matanya saat gadis itu meluapkan rasa sedih dalam dekapannya.
***
Tidak lama kemudian, Grael dan Rio masuk ke dalam apartemen Erlangga sembari tertawa, dia melihat pria yang memiliki wajah tampan nan rupawan, sudah menunggunya penuh rasa khawatir, gadis itu langsung mendapatkan pelukan dari Erlangga dengan erat.
"Maaf! Semua yang kamu lihat tidak seperti apa yang kamu kira, aku sama dia itu—"
Grael langsung mengarahkan es krim tepat di bibir Erlangga, dia tidak mau mendengar penjelasan dari pria itu. Erlangga begitu terkejut saat bibirnya merasakan dingin dari es krim gadis itu, dia sempat terdiam sejenak saat melihat kedua mata Grael sembab dan merah, tanganya menahan wajah gadis itu lalu berniat untuk menciumnya, tetapi dengan sigap Rio menghalanginya dengan topi.
"Nyosor mulu ... udah kaya soang aja, Lo! Dah, buruan makan! Gue udah laper." Rio menarik tangan Grael agar lepas dari kungkungan artisnya.
"Manager gak ada akhlak emang, Lo!" Erlangga menjilat sisa es krim di sudut bibirnya dan segera menyusul dari belakang.
Hari ini Erlangga mengambil libur syuting karena insiden kecelakaan kemarin dan esok akan mulai kembali dalam acara meet and great di sebuah mall terbesar di kota X.
Mereka makan bersama sembari menonton televisi, Grael yang berada di tengah-tengah antar Erlangga dan Rio, dengan santai dia memakan makanan yang ada di depannya dengan lahap, melupakan rasa kesal dan sedih terhadap Rangga yang begitu saja mencumbunya lalu menghilang tanpa kabar.
Erlangga dan Rio melihat gadis remaja itu dengan tatapan yang tercengang, dia melihat bibir mungil dari gadis itu makan dengan begitu lahap tanpa ada rasa gengsi atau pun malu.
"Kok pada liatin aja sih? Gak dimakan?" tanya Grael yang meminum air soda berwarna merah.
Ke dua pria yang ada disamping gadis itu menelan saliva-nya saat melihat Grael menenggak minuman bersoda tanpa beban, tangan Erlangga memegang kening gadis itu dan menyamakan dengan suhu di keningnya.
"Pelan-pelan makannya!" Erlangga mengusap sudut bibir Grael yang terdapat saus barbeque.
"Mau cobain?" tawar Grael pada Rio. Baru saja Rio ingin membuka mulutnya, tetapi Erlangga sudah memasukan makanan yang Grael berikan ke dalam mulutnya.
Raut wajah Rio langsung berubah menjadi cemberut, saat Erlangga dengan cemburu mengambil suapan dari tangan Grael. Erlangga pun membalas suapan untuk gadis cantik itu dari gigitannya. Namun, Grael mencoba mengabaikan Erlangga, di memilih untuk menghabiskan makanannya sendiri.
To be continued...