NovelToon NovelToon
My Poor Husband

My Poor Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:31.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Tiba-tiba saja nenek menyuruhku menikah dengan pria kurang mapan. Aku adalah seorang wanita yang memiliki karier mapan!! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa nenek memilih laki-laki dibawah standarku? Apa sebenarnya tujuan nenek?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 21 - Bertemu 2

“Yang ini bagus gak Mas??” Tanya Tia sembari menunjuk sepasang sepatu.

“Apapun yang Adek pake selalu bagus kok.”

“Ihhh…Apaan sih, gombal aja terus.” Tia bersungut-sungut. Beberapa kali dia mencoba

sepatu, Rizal dengan sabar mendampinginya. Memang dia adalah tipe yang rewel

dalam memilih barang. Butuh waktu lama baginya untuk memutuskan barang yang

akan dipilih. Tapi karena mengingat ada nenek yang sedang menunggunya, Tia

berusaha cepat dalam memilih sepatu yang diinginkannya.

“Ini aja deh Mas.”

“Ya udah, ayo ke kasir.”

Ketika Tia mengeluarkan dompetnya untuk membayar, Rizal sudah menjulurkan Debit Card nya ke kasir.

“Lho, aku bayar sendiri Mas.” Tia berusaha menahan kartu yang akan diserahkan ke

kasir. Rizal menepis tangan Tia dengan lembut.

“Gak apa-apa Dek. Anggep aja kado pernikahan…”

“Ehhh, gak boleh gitu dong Mas. Aku mampu kok bayar sendiri. Inget kan

perjanjian Kita?”

“Iya Mas inget, anggep aja ini pengecualian ya. Maaf ya Dek tidak bisa kasih kado yang

layak. Apa mungkin ada barang lain yang dipengenin??”

“Ehh seriuss deh gak usah Mas.Aku beneran bisa bayar.”

“Iya, Mas yakin Adek bisa bayar. Tapi Mas maksa…” Karena mbak-mbak kasir kesal

melihat perdebatan mereka, akhirnya si mbak mengambil kartu yang disodorkan

Rizal dan menggeseknya tanpa disadari dua orang yang sedang berargumen.

“Tolong pinnya Pak.” Rizal menoleh ke mbak kasir, senyum kemenangan tersungging

dibibirnya.

“Dengan senang hati Mbak.” Jawab Rizal sambil menekan nomor pin kartunya.

Tia merasa tidak enak hati. Untuk ukuran orang kantoran, sepatunya bisa tergolong

harga standart tapi untuk seorang buruh bangunan pasti akan sangat mahal. Tia

berniat untuk menggantinya.

“Mas pengen apa, gak pengen beli-beli juga?”

“Gak ada yang pengen Mas beli…”

“Harus ada dong. Aku gak mau berhutang budi…”

“Sama suami sendiri itu bukan hutang budi namanya Dek, tapi kewajiban.”

“Inget perjanjian Kita Mas. Jangan melewati batas!”

“Hehe, ampuuuunn… Iya, ya gak akan lagi ngelewatin batas…”

“Tiiiiiaaaaaa!!!”

Tia langsung menoleh. Dia mulai familiar dengan suara itu. Dan benar saja

dugaannya. Terlihat Alex mulai berlari ke arahnya. Dia ingin segera kabur

dengan pura-pura tidak melihat, tapi terlambat sudah. Alex sudah diisampingnya.

“Katanya tadi udah mau pulang, kok masih disini?? Dimana nenek??” Alex bertanya sambil

clingak-clinguk. Dia mengabaikan Rizal yang berdiri disebelah Tia.

“Errrr…Nenek disana.” Jawab Tia sambil menunjuk arah sembarangan. Dia takut dengan

ekpresi Rizal.

“Ohhh…trus ini siapa??” Tanya Alex sambil memandang Rizal. Dia mulai mengamati Rizal

dari atas sampai ke bawah. Berusaha menilai dan menebak hubungan Rizal dengan

Tia. Merasa diperhatikan dengan tatapan persaingan, Rizal merasa sudah memiliki

rival. Dia mengulurkan tangannya.

“Kenalin saya Rizal, suuu…hump….humpppp…” Tia menutup mulut Rizal dengan kedua

tangannya. Kemudian ketika melihat Rizal sudah mulai memahami kemarahan

dimatanya, Tia melepas tangannya dan mencubit pinggang Rizal.

“Errr…kenalin, ini ka…ka…kakakku…” Tia menjawab lemah. Habis sudah aku, pikirnya. Rizal

mendengus tidak suka. Wajah Alex menjadi cerah ketika mendengar hubungan

mereka. Awalnya dia mengira laki-laki disebalah Tia adalah pacarnya. Dari segi

penampilan memang laki-laki ini tidak sekeren dirinya, tapi penampilannya yang

sederhana tertutupi dengan postur tubuh tinggi dan wajah gantengnya. Alex

merasa sedikit terintimidasi. Syukurlah bahwa ternyata laki-laki itu hanya

kakaknya, pikir Alex.

“Ohh kakak?? Kenalin Mas, saya Alex. Calon pacarnya Tia.” Dengan percaya diri, Alex

memperkenalkan dirinya sembari menjulurkan tangannya. Namun Rizal

mengabaikannya. Amarah memuncak di kepalanya.

“Ayo pulang.” Rizal menarik tangan Tia, menjauh dari Alex yang masih menjulurkan

tangannya. Untuk kedua kalinya Alex merasa ditolak pada malam itu.

***

Dear READERS kesayangan

Tolong jempol, hati dan komennya ya…

Karena setiap jempol, hati dan komen yang readers berikan menambah

semangat Kami dalam menulis.

Terima Kasih sudah membaca karya saya ;-)

1
mama ELA
aku AB apa bisa aku sumbangin darah ku
mama ELA
jadi keinget dulu waktu awal² hamil
mama ELA
kakak aku tinggal di perumahan ini
Siti solikah
bagus
Siti solikah
wah Rizal beneran jadi mantunya pak sutedjo
Siti solikah
kasihan juga sheyla tapi ya ga harus nabrak kan
Siti solikah
semoga lekas sembuh ya tia
Siti solikah
wah pak Sutedjo sudah selingkuh dari istri pertamanya
Siti solikah
pak Sutedjo sangat menyayangi rizal
Siti solikah
sheyla ga punya harga diri
Siti solikah
senangnya
Siti solikah
manisnya
Siti solikah
ayo Tia dia kak izalmu
Siti solikah
dasar sheyla Mak lampir ngamuk
Siti solikah
manisnya rizal
Siti solikah
novelnya sangat sangat sangat bagus dan menarik,baca berkali kali ga pernah bosan
Siti solikah
baca lagi thor
Siti solikah
akhirnya berhasil juga
Siti solikah
akhirnya tamat,aku sering baca novel ini
Siti solikah
ternyata benar tia anaknya pak sutedjo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!