Dokter Kirana Larasati, karena masa lalu nya yang penuh lika liku, kepergian satu persatu orang yang di sayang nya membuat Kirana Larasati berjuang mewujudkan keinginan mereka yang Ia cintai. Janji nya pada seseorang di masa lalu nya membuat Kirana menutup pintu hati nya untuk semua Pria, bahkan dengan sahabat nya sendiri.
Yuk mampir ke karya Nayla yang kedua, semoga terhibur. Maaf kalau banyak typo typo yang kurang mengenakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saran Fahri
🌹🌹🌹
*** Selamat membaca ***
Di tempat kerja Kirana mencoba menjaga jarak dengan Arif sahabat nya agar tidak menimbulkan fitnah namun Ia tidak sanggup, kebaikan yang di lakukan Arif selama ini pada nya sangat lah membekas di hati nya.
" Kiran makan siang yuk. " Ajak Arif.
Kirana meng iyakan dan akhir nya mereka memilih tempat yg paling enak versi mereka.
" Ayo di makan, kenapa sejak tadi makanan nya di anggurin saja. Apa makanan nya tidak enak atau kamu.....
" Tidak apa apa Kak, aku hanya bingung saja sama semua nya. Aku harus apa ?. "
Arif merasa kasihan pada sahabat nya itu.
" Sudah lah tidak usah bingung, jalani lah sebagaimana mesti nya. Sekarang ayo makan, atau mau aku suapin. " Goda Arif.
" Nggak lah Kak, aku masih bisa makan sendiri. " Jawab Kirana yang mulai memasukkan suapan demi suapan kedalam mulut nya.
*
*
*
Adrian mondar mandir di dalam ruangan nya, tanpa Ia tahu penyebab hati nya gelisah. Ia baru saja Ia mendapatkan pesan dari seseorang tentang keberadaan Kirana, yang baru saja menikmati makan siang nya bersama seorang Pria dan itu membuat nya tidak suka..
" Dasar cewek, sudah di peringatkan baik- baik masih saja tidak mau meng indahkan, apa aku harus melakukan lebih dari itu agar dia tidak berani macam- macam. " Gumam Adrian.
" Kamu kenapa lagi, sejak tadi mondar- mandir tidak karuan. Sampai aku masuk saja kamu tidak tahu. "
Adrian terkejut melihat sahabat nya dari kantor sebelah tiba- tiba saja ada di dalam ruangan nya.
" Kamu......! sejak kapan kamu ada di sini, kebiasaan ya masuk seperti hantu nggak pernah ucapin salam.......!. " Tanya Adrian.
" Eh... kamu tuh yang aneh, setiap kali aku datang kemari pasti melihat wajah mu yang tidak enak itu. Aku sudah mengucapkan salam dan mengetuk pintu, kamu nya saja yang lagi konsen memikirkan cewe bohai makanya tidak mendengar kehadiran ku. " Sahut Fahri tidak terima di katakan seperti itu.
" Ya sudah kalau kamu tidak ingin melihat wajah ku untuk apa kamu kemari. Pulang lah sana.....!. "
Kedua Pria ini saling menghargai dan menyayangi di saat terpisah, namun selalu berselisih faham kalau berjumpa.
" Tuh kan dia pikun lagi, bukan kah kamu yang meminta ku kemari tadi. Aku sampai bela- belain meninggalkan pekerjaan ku hanya untuk kemari menemui mu, malah aku di suruh pulang. Baiklah aku pulang sekarang. "
Fahri berdiri dari tempat duduk nya dan hendak melangkah keluar.
" Cukup, jangan melangkah lagi atau aku tidak akan mau mengenal mu lagi. " Ucap Adrian.
Fahri sudah tahu watak sahabat nya itu, semenjak kehilangan kedua orang tua nya sekaligus dia beberapa kali menjadi saksi jatuh bangun nya sahabat nya itu.
Kondisi psikisnya juga sempat terganggu menjadi orang yang muda marah, apalagi waktu mereka melanjutkan pendidikan bersama di LN. Fahri lah saksi hidup akan ke labilan shabat nya itu, namun dengan sabar Fahri tetap menemani sahabat nya melalui semuanya.
" Baiklah, aku duduk lagi nggak jadi di usir nih. " Goda Fahri.
Adrian mendengus kesal
" Beneran nih aku pulang lagi. "
" Iya iya, cepat duduk dulu. Ish nggak bisa di ajak bercanda mau nya serius mulu. "
Fahri hanya tersenyum lucu, seharus nya dia yang mengatakan hal itu karena sahabat nya itu tidak bisa di ajak bercanda.
" Sudah sekarang katakan padaku ada apa, mau curhat apa aku akan dengar kan. "
Adrian memikirkan apa yang harus dia katakan pada sahabat nya itu.
" Begini, kamu kan hadir di acara malam tadi dan Kakek mengumumkan tentang wanita yang akan menjadi family Wijaya, tapi wanita itu sering jalan bersama Pria lain, padahal sudah ku peringatkan. Bagaimana menurut mu.....?. " Tanya Adrian.
Fahri hampir saja tidak bisa menahan tawa nya mendengar pertanyaan sahabat nya itu.
" Kamu melarang dia jalan bersama Pria lain padahal kamu baru kenal dengan nya. Kamu belum tahu siapa dia dan bagaimana dia, siapa tahu dia saudara nya atau sahabat nya. Kamu tidak bisa melarang dia menjauhi semua orang yang sudah hadir dalam hidup nya sebelum nya. "
Fahri mengungkapkan penilaian nya tentang masalah sahabat nya itu.
" Tidak bisa begitu lah Fahri, sekarang kan dia akan menjadi bagian dari keluarga Wijaya, harus nya dia bisa membatasi diri dong. " Sahut Adrian tidak Terima pendapat sahabat nya itu.
Fahri mengerutkan kening nya seolah ada yang tidak beres dengan sahabat nya itu.
" Kamu marah pada nya karena dia jalan bersama pria lain Rian, apa jangan- jangan kamu mulai punya perasaan pada nya. " Selidik Fahri.
" Mana ada Fahri, apa kamu ingin mati. Bagaimana mungkin aku punya perasaan pada nya. Aku hanya tidak ingin Kakek malu itu saja. " Jawab Adrian kikuk.
Fahri tahu bagaimana sahabat nya itu, dia pasti memendam sesuatu.
" Iya sudah kalau begitu, tapi aku sarankan kamu segera mengungkapkan perasaan mu itu kalau memang benar kamu menyukai nya. Lupakan masa lalumu itu dan mulai lah buka hati mu untuk orang lain. " Nasihat Fahri.
" Sekarang sudah selesai kan, kalau begitu aku pulang dulu. Kalau ada apa-apa hubungi aku saja, jangan sungkan- sungkan 24 jam siap beraksi. " Ucap Fahri.
Dalam hati Ia menertawakan kelucuan sahabat nya itu. Di balik pintu Fahri berucap lagi dan membuat Adrian terkejut.
" Jangan lupa bonus nya ya, karena aku kemari meninggal kan pekerjaan ku dan harus nya aku dapat bonus. " Goda Fahri.
Ia sangat senang menggoda sahabat nya itu, melihat Adrian yang terpancing godaan nya merupakan kepuasan tersendiri bagi nya.
" Cepat pergi, nanti bonus nya aku kirim, dasar tidak mau rugi. "
Adrian juga tahu watak sahabat nya itu, kalau Ia hanya bercanda namun kadang memang Adrian selalu membantu sahabat itu kalau sedang dalam kesulitan masalah keuangan.
Berulang kali Adrian menawarkan sahabat nya itu agar mau bekerja dengan nya namun Fahri selalu beralasan bahwa ia ingin mandiri tidak ingin selalu bergantung pada sahabat nya itu.
Adrian termenung seorang diri memikirkan apa yang baru saja di katakan sahabat nya itu.
" Apa benar aku mulai punya perasaan pada nya, apa benar aku marah karena cemburu. Tapi mana mungkin, apa aku sudah bisa melupakan Laras. Tidak, ini tidak mungkin. Aku tidak boleh seperti ini, janji adalah janji yang harus tetap aku tepati. Semoga kita bisa bertemu sebelum hari pernikahan ini terjadi dan aku bisa mengatakan nya pada Kakek kalau kamu lah wanita yang aku cintai selama ini. " Gumam Adrian memantapkan diri.
Sementara di dalam mobil Fahri senyum- senyum bahagia mengingat tingkah laku sahabat nya itu.
" Alhamdulillah kalau akhirnya ia mulai menyukai orang lain dan melupakan wanita masa lalu nya itu, semoga dia orang yang baik dan bisa membuat Adrian bahagia. "
Harapan sederhana seorang sahabat untuk sahabat nya yang lain sungguh membahagiakan.
🌹🌹🌹
Hai readers sayang, mohon dong jempol nya. Sedih nih lihat like nya tidak seperti di sebelah. Padahal banyak like pun sudah buat Author senang.
Goyang jempol nya ya, like and rate yang gratis oke🙏
Makasih, dan berkah selalu