Entah dewi Fortuna sedang memihak diriku atau tidak?!
Baru saja aku diterima jadi karyawan magang di perusahaan Terkenal yang ku impikan dan juga baru saja aku di panggil Mommy ?!
Hei !! aku masih lajang, umurku saja masih seperempat abad. Pacaran saja belum pernah dan tiba-tiba sudah disambut oleh Anak, What !!
"Mommy?"
"Eh. . . Mommy??"
•Novel ini hasil karya Khayalan author semata diharapkan untuk selalu mendukung.
>> masa revisi di lakukan saat author memiliki waktu luang jadi maafkan bila ada banyak Typo.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DNA_2005, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Mom!" teriak anak kecil tersebut ya siapa lagi kalau Bukan Rei.
"Eh Rei kenapa disini?" tanya Cyla sambil membuka lenganya lebar yang membuat Rei langsung naik ke atas Ranjang Rumah sakit tersebut dan memeluk Cyla.
"Di. . ." panggil Cyla Pelan.
"apa?" tanya Didi, cyla membisikkan sesuatu kalimat ke dan mengeluarkan jari kelingkinnya.
"Baiklah Janji" ucap Didi sambil mengengam jari kelingking Cyla dan tersenyum.
"Kamu sama siapa ke sini, Rei?" tanya Cyla lembut.
"Sama Oma, tapi omanya ke tempat Paman Davin dulu" jawab Rei. "Mommy, siapa perempuan di samping mommy ini. Apa dia mau ngambil Mommy dari aku" selidik Rei.
"Aduh Anak mommy masa Rei tidak kenal, ini tuh Tante Didi yang pernah Ngelus rambutmu pas tidur sama pinjamin kamu selimut pas kamu tidur di pangkuan Mommy" Ucap Cyla sambil tersenyum lembut.
"Eh Kok dibilangin sih" ucap Didi.
"Makasih Tante cantik, salam kenal" ucap Rei sambil memeluk erat dan menyembunyikan mukanya di dada Cyla.
"Aduh anak sama bapak sama aja , Beja Awch" teriak Didi sambil memegangi tangannya yang memerah
"Jaga omongan, anak kecil ini. Nanti aja main nyosornya" ucap Cyla sambil terkekeh kecil melihat Didi kesakitan.
"Dasar, ya udahlah nanti ku telpon lagi dan juga aku pergi dulu yaa mau ke tempat pujaan hatiku kalau saja dia sudah selesai dengan urusannya" lambai Didi dan langsung menutup pintu ruangan Cyla.
Setelah Didi pergi Cyla dan Rei bercerita dan bermain bersama hingga mereka tanpa sadar ada seorang perempuan paruh baya yang melihat dan menatap mereka dengan sendu.
"Andai kamu jadi menantu ku, nak. Pasti Rei bahagia" ucap Perempuan paruh baya tersebut ya siapa lagi kalau bukan Ibunya Alex dan Omanya Rei yaitu Irene.
Irene Pov
Sungguh hatiku tersayat sekali dan merasa sakit. Siapa yang tidak sendu melihat cucu satu satunya sedang bersama perempuan dengan sangat akrab dab tentram bak Keluarga yang memiliki hubungan darah walau aku tau kehidupan tidak semudah membalikan telapak tangan.
Cucuku yang bahkan tidak pernah mau dekat dengan semua calon ibu dan istri anakku Alex malah dekat dengan perempuan sederhana yang sungguh sangat menghagatkan.
Aku melihatnya melihat tatapan Rei yang haus akan kasih sayang Ibu dan selalu menyimpannya hingga akhirnya dia mengeluarkan kehausan dan mengisinya dengan kasih sayang yang diberikan oleh Cyla yang baru ku kenal baru-baru ini.
Aku ingin menjadikan dia menantuku tapi aku juga sadar bahwa Ikatan pernikahan tanpa Cinta akan berakhir menyedihkan yang membuatku ingin melihat mereka membangun Pernikahan atas kehendak mereka.
"Sungguh pemandangan Indah bukan, Nyonya" ucap Perempuan tersebut.
"Eh siapa ya?" tanya Irene sambil menghapus buliran air matanya.
"Saya Didi, temannya Cyla. Nyonya pasti omanya Rei" tukas Didi.
"Ooh salam kenal, dan jangan panggil Nyonya yaa ini bukan di perusahaan sayang" ucap Irene sambil tersenyum.
"Apakah Rei sering tersenyum seperti itu" tanya Irene tiba-tiba.
"Ehmm, yang ku tau dia selalu seperti itu di dekat Cyla apalagi dia terlalu posesif Tante" adu Didi.
"Hahaha, sepertinya dia mengikuti gender ayahnya" kekeh Irene.
"Mungkin siapa yang tau Tan, jodoh tidak ada yang tau"Canda Didi
"Bila Allah menghendaki maka semuanya akan terjadi" lanjut Didi.
"Kamu memang benar nak, kamu mau kemana nih" tanya Irene.
"Mau kedalam Tante, tasku ketinggalan jadi mau ngambil. Mau ikut kedalam juga tan?" ajak Didi.
"Boleh, oh ya nanti kapan kapan tante kerumahmu ya" ucap Irene.
"Eh ngapain Tante, emang tante kenal saya" selidik Didi.
"Aduh masa lupa, mamahmu tuh sahabat tante Maulidy jangan sampe Tante laporin nih" ancam Irene.
"Aduh ampun deh tan, jangan bilang-bilang sama Mamah saya Tan habis saya ga bisa ngendarain mobil lagi" sendu Didi.
"Hahaha iya iya, yaudah yuk masuk" ajak Irene sambil memutar Knop pintu.
"Yuk" semangat Didi. '****** malah ketemu kenalan Mamah, untung actingku udah tingkat tinggi' batin Didi merasakan sedih atau bahagia.
Irene dan Didi memasuki ruangan Cyla beriringan yang membuat Cyla tersenyum ke arah Omanya Rei.
"Cyla gue duluan ya, udah ada yang nunggu" ucap Didi cepat smavil menyelendangkan tasnya ke bahunya.
"Iya pergi sana, jangan lupa undanganya" usir Cyla
"Dasar Mamah muda" gumam Didi yang masih bisa di dengar oleh Cyla yang membuat Didi hanya bisa mempelototi Didi dan membuat didi pergi keluar dengan cepat.
Saat Didi keluar
