NovelToon NovelToon
Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi / Fantasi Isekai / Time Travel / Sistem / Iblis
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: EGGY ARIYA WINANDA

Lu Changzu dan teman temannya terlempar ke dimensi lain, Namun Tanpa Lu Changzu sadari ia masuk ke dunia tersebut lebih awal dari teman teman sekelasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EGGY ARIYA WINANDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekte Lembah Merah 2

Langit di atas Lembah Merah tidak pernah mengenal warna biru. Pagi itu, atmosfer vulkanik di sekte tersebut lebih pekat dari biasanya, seolah-olah langit sedang menahan napas panjang sebelum menjerit. Kabut belerang berwarna oranye merayap di antara celah-celah bebatuan obsidian, membawa serta hawa panas yang bisa melepuhkan kulit manusia biasa dalam hitungan detik.

Di depan pintu batu sebuah gua mewah di Sektor Dalam, sesosok pria tegap setinggi dua meter berdiri tak bergerak seperti patung dewa perang.

Dia mengenakan zirah emas menyala dengan jubah merah darah di bahunya. Rambutnya merah membara, berdiri tegak seperti surai singa yang marah. Otot-otot di leher dan lengannya begitu besar hingga tampak seperti dipahat dari batu granit hidup.

Qin Huolin. Murid Inti Peringkat 1. Grandmaster Tahap 2 Awal.

Dia mengetukkan kakinya dengan tidak sabar ke tanah obsidian, setiap ketukan menciptakan retakan kecil. Dialah yang baru saja mengirimkan transmisi suara mendesak atas perintah Tetua Douma, dan dia memutuskan untuk menjemput Yanran secara pribadi—sebuah "kehormatan" yang dia anggap pantas untuk wanita yang dia klaim sebagai miliknya.

"Lama sekali..." gerutu Qin Huolin, matanya menatap formasi isolasi yang berkedip pelan. "Wanita ini selalu berlebihan dalam berdandan. Tapi tak apa, sebentar lagi dia akan menjadi milikku sepenuhnya saat aku memegang komando sekte."

Tiba-tiba, formasi isolasi padam. Pintu batu bergeser terbuka dengan suara gemuruh berat.

Qin Huolin menegakkan tubuh, memasang senyum arogan namun memikat di wajahnya, bersiap menyambut "Bidadari Hitam"-nya.

Liu Yanran melangkah keluar.

Dia tampak berbeda. Kulitnya yang seputih porselen memancarkan rona merah muda yang sehat, dan auranya—yang sebelumnya berada di Master Tahap 5 Akhir—kini telah stabil dan kokoh di Master Tahap 6 Awal. Tidak ada jejak ketidakstabilan pasca-terobosan; seolah-olah fondasinya telah dipadatkan oleh palu dewa.

"Yanran," sapa Qin Huolin, melangkah maju dengan tangan terbuka. "Kau akhirnya kel—"

Kata-katanya terhenti di tenggorokan. Senyumnya membeku.

Di belakang Yanran, melangkah keluar seorang pemuda berjubah merah marun dengan dada sedikit terbuka, memperlihatkan otot yang padat dan berkeringat. Wajahnya tampan dengan senyum tipis yang menggoda namun mematikan. Itu adalah Lu Changzu—atau kini dikenal sebagai Chang Zulu.

Sebelum melangkah keluar dari bayang-bayang gua, Lu Changzu telah melakukan satu hal penting. Dengan Universe Swallowing Breath dalam mode penyamaran, dia menekan paksa auranya yang sebenarnya (Master Tahap 5).

Di mata dunia luar, aura yang memancar darinya hanyalah Master Tahap 3 Akhir—persis seperti saat dia pertama kali mendaftar di administrasi kemarin, agar tidak menimbulkan kecurigaan dibeberapa murid. Lemah, tidak signifikan, dan mudah dihancurkan.

Qin Huolin mematung. Otaknya menolak memproses pemandangan ini. Ada laki-laki lain? Di dalam gua Yanran? Pagi-pagi buta?

Yanran berhenti tepat di depan Qin Huolin, namun matanya tidak menatap Murid Inti Peringkat 1 itu. Dia berbalik menghadap Lu Changzu, dan dengan gerakan yang sangat alami—terlalu alami dan intim—dia merapikan kerah jubah Changzu yang sedikit berantakan.

Jari-jari lentiknya menyisir rambut hitam pemuda itu yang tertiup angin panas, membersihkan debu imajiner dari bahunya.

"Kau terlihat berantakan, Tuan... Maksudku, Saudara Chang," bisik Yanran, matanya menatap Changzu dengan campuran ketakutan yang disembunyikan dan kepatuhan yang dipaksakan.

"Biarkan saja berantakan, Yanran," jawab Changzu santai, menangkap tangan wanita itu dan mengecup punggung tangannya tepat di depan wajah Qin Huolin yang mulai memerah padam. "Sedikit kekacauan menambah karakter. Apalagi setelah malam yang... melelahkan."

Di mata Qin Huolin, mereka terlihat seperti Pasangan Dao yang sedang dimabuk asmara setelah satu malam panjang kultivasi ganda yang intens. Aura mereka beresonansi satu sama lain—sisa dari Teknik Penyatuan Bintang—menciptakan harmoni Yin dan Yang yang menusuk mata Qin Huolin lebih tajam dari pedang mana pun.

Hening.

Angin panas di lembah itu seolah berhenti bertiup, digantikan oleh tekanan membunuh yang meledak dari tubuh Qin Huolin.

"Yanran..." suara Qin Huolin berat, bergetar karena amarah yang tertahan, seperti gesekan dua lempeng tektonik sebelum gempa. "Kau menerobos? Master Tahap 6? Dan fondasimu... begitu stabil?"

Matanya beralih, menatap Lu Changzu dengan tatapan harimau yang menemukan tikus kotor di ranjangnya.

"Dan siapa... SAMPAH KECIL INI?!" raung Qin Huolin. "Kenapa dia keluar dari guamu?! Kenapa baumu ada di tubuhnya, dan baunya ada di tubuhmu?!"

Pertanyaan itu bukan pertanyaan. Itu adalah vonis mati.

Yanran merasakan lututnya sedikit gemetar. Dia tahu betapa posesif dan kejamnya Qin Huolin.

Namun, sebelum Yanran bisa menjawab, Lu Changzu melangkah maju. Dia tidak mundur. Dia tidak berlutut. Dia justru menyelipkan tangannya ke pinggang Yanran, menarik wanita itu mendekat dalam pelukan posesif yang menantang maut.

"Pertanyaan yang kasar untuk pagi yang indah, Kakak Senior," kata Lu Changzu. Suaranya tenang, memiliki ritme yang menjengkelkan santai di tengah badai aura Grandmaster itu. "Kau menghalangi sinar matahari pagi kami."

"Sinar matahari?!" Qin Huolin tertawa histeris, aura apinya mulai membakar jubahnya sendiri. "Kau akan melihat neraka, bukan matahari! Siapa kau, Semut?!"

"Saya Chang Zulu," Lu Changzu tersenyum miring, senyum yang mengandung ejekan halus. "Dan seperti yang mata Anda lihat... Saya adalah pria yang membantu Saudari Yanran menerobos malam ini. Pasangan Dao-nya."

"PASANGAN DAO?!"

Qin Huolin menggeram, memperlihatkan giginya. Mata Grandmaster itu memindai kultivasi Lu Changzu dengan penghinaan mutlak.

"Master Tahap 3 Akhir..." desis Qin Huolin tak percaya. "Hanya seekor sampah Master Tahap 3?! Yanran, kau membiarkan sampah lemah ini menyentuhmu?! Kau merendahkan martabat Murid Inti!"

"BERLUTUT, SAMPAH!"

Qin Huolin melepaskan aura Grandmaster Tahap 2-nya secara penuh.

WUUUSSH!

Tekanan spiritual yang tak kasat mata namun seberat gunung menghantam Lu Changzu dari jarak nol. Perbedaan antara Master Tahap 3 dan Grandmaster Tahap 2 bagaikan langit dan bumi. Bagi kultivator biasa, tekanan ini cukup untuk meremukkan tulang lutut menjadi bubuk dan memaksa mereka bersujud memuntahkan organ dalam.

Yanran tersentak, ingin membantu, tapi tekanan itu juga menguncinya.

Namun, Lu Changzu tidak berlutut. Bahkan, dia tidak bergeming.

Di permukaan, aura Master Tahap 3-nya tampak bergetar hebat, seolah akan padam ditiup badai. Tapi di balik kulit porselennya, Thousand Domain Physique bereaksi. Tulang-tulangnya yang telah ditempa menjadi Logam Petir Darah menahan beban itu dengan mudah. Struktur tubuhnya yang sepadat artefak tingkat tinggi menolak untuk ditekuk oleh tekanan aura semata.

Lu Changzu menatap langsung ke mata Qin Huolin. Dia tidak meningkatkan auranya. Dia tetap menampilkan Master Tahap 3 yang lemah.

Namun, dia menambahkan bumbu rahasia.

ZING!

Lu Changzu memadatkan niat membunuhnya menjadi jarum mental mikroskopis. Serangan Mental Jarum Semesta.

Gelombang kejut mental yang tak terlihat menghantam perisai jiwa Qin Huolin tepat saat Grandmaster itu merasa di atas angin.

"Urgh!" Qin Huolin tersentak mundur setengah langkah, matanya melebar. Kepalanya terasa seperti ditusuk jarum panas. Konsentrasinya pecah sesaat.

Namun, perbedaan ranah fisik tetaplah mutlak. Hantaman balik dari aura Grandmaster yang terganggu itu meledak liar.

BAM!

Lu Changzu terhempas mundur lima meter. Kakinya menyeret tanah obsidian, menciptakan parit sedalam lima sentimeter sebelum dia berhenti dengan mantap.

Dia tidak jatuh. Dia tetap berdiri tegak dengan postur yang sempurna.

"Uhuk."

Darah segar mengalir dari sudut bibir Lu Changzu. Tapi alih-alih kesakitan, dia menyeka darah itu dengan ibu jarinya, lalu menjilatnya. Matanya yang memiliki cincin ganda samar berkilat dengan kegembiraan yang mengerikan.

"Grandmaster Tahap 2..." gumam Lu Changzu, suaranya tetap stabil, seolah dia baru saja terkena angin kencang, bukan tekanan pembunuh. "Tekanan yang lumayan. Tapi lututku sedikit kaku pagi ini, Kakak Senior. Susah ditekuk."

Qin Huolin menatap pemuda itu dengan ketidakpercayaan yang mendalam. Matanya hampir keluar.

"Bagaimana mungkin?!" batin Qin Huolin berteriak. "Dia hanya Master Tahap 3! Seharusnya dia sudah menjadi pasta daging! Kenapa dia masih berdiri? Dan... serangan mental apa tadi?"

"Kau..." Qin Huolin mengangkat tangannya, bola api raksasa mulai terbentuk, amarahnya berubah menjadi kewaspadaan. "Kau bukan Master Tahap 3 biasa. Kau menyembunyikan sesuatu!"

"Cukup!"

Teriakan Yanran memecah ketegangan. Wanita itu melangkah ke depan Lu Changzu, pedang apinya terhunus, menunjuk ke arah Qin Huolin. Matanya dingin, penuh ancaman.

"Qin Huolin! Jika kau menyentuhnya, kau menyatakan perang padaku! Chang Zulu adalah kunci terobosanku! Dia adalah orangku!"

"Kau membelanya?!" Qin Huolin meraung, api di tangannya semakin membesar. "Demi sampah Tahap 3 ini, kau menodongkan pedang pada calon suamimu?!"

"Kau bukan suamiku," desis Yanran. "Dan tidak akan pernah menjadi."

Situasi berada di ujung tanduk. Pertarungan antara Murid Inti Peringkat 1 dan Peringkat 4 akan menghancurkan sektor ini.

Tepat saat bola api Qin Huolin hendak dilemparkan, sebuah suara yang diperkuat Qi bergema dari langit, membawa otoritas yang jauh lebih menekan daripada Grandmaster mana pun.

"SEMUA MURID INTI! KE AULA TETUA! SEKARANG! TETUA DOUMA MEMANGGIL!"

Suara itu mengandung Kehendak Raja (King's Will). Api di tangan Qin Huolin padam seketika.

Qin Huolin menarik napas panjang, menekan amarahnya dengan susah payah. Dia menatap Lu Changzu dengan janji penyiksaan di matanya.

"Kau beruntung, Semut. Tetua Douma memanggil kita," desis Qin Huolin. "Tapi ingat wajahku. Di sekte ini, kecelakaan sering terjadi pada sampah yang tidak tahu diri."

Qin Huolin berbalik, melesat ke udara menuju puncak utama dengan ledakan sonik.

Lu Changzu meludah darah ke tanah. Dia menatap punggung Qin Huolin yang menjauh.

"Kecelakaan memang sering terjadi," bisik Lu Changzu pelan, senyumnya melebar. "Terutama bagi orang yang terlalu berisik."

Yanran berbalik, wajahnya pucat. "Tuan... Kau baik-baik saja? Qin Huolin itu gila. Dia cucu salah satu Tetua Agung. Dia memiliki artefak pelindung jiwa."

"Aku tahu," Lu Changzu merapikan jubahnya yang sedikit hangus. "Pondasi jiwanya kokoh. Tapi retakan kecil sudah kubuat. Ayo, Sayangku. Jangan buat Tetua Douma menunggu. Pertunjukan sesungguhnya baru akan dimulai."

Aula Tetua Agung - Puncak Kabut Merah.

Aula itu megah, dibangun di dalam mulut kawah gunung berapi yang sudah mati. Pilar-pilar raksasa dari tulang naga menopang langit-langit yang tinggi.

Di sana, enam Murid Inti lainnya sudah berkumpul. Aura mereka masing-masing sangat kuat, menciptakan tekanan udara yang berat di dalam ruangan.

Wang Lei (Pria): Grandmaster Tahap 1 Akhir. Tubuhnya penuh tato rune pertahanan.

Li Feng (Pria): Master Tahap 9 Akhir. Pengguna kipas besi.

Zhang Kuang (Pria): Master Tahap 5 awal. Pengguna kapak ganda.

Zhao Ming (Pria): Master Tahap 5 menengah. Ahli racun api.

Si Kembar Magma (Wanita) - Hong Er & Hong San: Keduanya Master Tahap 5 Akhir. Mereka mengenakan pakaian minim dari kulit salamander api yang hanya menutupi bagian vital, memperlihatkan kulit sawo matang yang eksotis dan menggoda.

Ketika Yanran dan Qin Huolin masuk (diikuti oleh Lu Changzu yang berjalan santai di belakang Yanran), semua mata tertuju pada mereka.

"Hoh? Yanran membawa hewan peliharaan?" cibir Wang Lei, matanya meremehkan saat memindai aura Lu Changzu yang hanya Master Tahap 3. "Ini pertemuan Murid Inti, Yanran. Kenapa membawa Murid Dalam?"

"Dan lihat wajahnya," Si Kembar Magma, Hong Er, menjilat bibirnya, menatap Lu Changzu dengan tatapan lapar. "Tampan sekali. Sayang sekali kultivasinya lebih rendah dariku jika lebih tinggi...ahh. Tapi mungkin dia punya... keahlian lain?"

"Hei, Adik Manis," Hong San, kembarannya, mengedipkan mata pada Lu Changzu, mengabaikan Yanran sepenuhnya. "Yanran itu dingin seperti es balok meski dia kultivator api. Kalau kau bosan dengannya, datanglah ke Gua Kembar kami. Kami bisa mengajarimu teknik 'Dua Naga Bermain Mutiara'. Dijamin kultivasimu itu bisa naik sedikit."

Tawa menggoda mereka memenuhi ruangan. Murid laki-laki lain tertawa mengejek. Bagi mereka, Master Tahap 3 di ruangan ini adalah yang paling lemah.

Pandangan qin huolin semakin tajam ke arah lu changzu , dendam , dan rasa ingin menyiksanya sekarang sangat kuat.

Yanran merasakan darahnya mendidih. Bukan karena cemburu cinta, tapi karena dia takut Lu Changzu akan tersinggung dan meledakkan mereka semua.

"Tutup mulut jalang kalian!" bentak Yanran, auranya yang baru (Master Tahap 6) meledak, membungkam ruangan sejenak. "Chang Zulu adalah ahli strategi dan formasi yang kutunjuk sebagai wakilku. Dia lebih berguna daripada otak udang kalian yang isinya hanya selangkangan!"

Lu Changzu hanya tersenyum sopan, menangkupkan tinjunya ke arah Si Kembar.

"Tawaran yang menarik, Kakak Senior sekalian," kata Lu Changzu, suaranya halus namun mengandung nada penolakan yang elegan. "Tapi saya takut stamina Master Tahap 3 saya tidak cukup untuk melayani dua dewi sekaligus. Saya tipe pria yang suka disiksa satu wanita saja."

Dia melirik Yanran, memberikan kode humor gelap.

Tiba-tiba, tekanan Emperor turun.

DUM.

Semua murid terdiam dan menunduk.

Dari balik tirai api di ujung aula, Tetua Douma berjalan keluar. Wajahnya yang penuh luka bakar tampak lebih mengerikan dari biasanya. Suasana hatinya jelas buruk—menghabiskan 3 Miliar Batu Spiritual masih menghantuinya.

Matanya menyapu ruangan. Tatapannya melewati Lu Changzu seolah pemuda itu transparan. Dia merasakan aura Master Tahap 3 Lu Changzu, tapi baginya, itu hanyalah debu yang dibawa angin. Selama Yanran menjaminnya, dia tidak peduli.

"Dengar baik-baik!" suara Douma menggelegar.

"Satu jam lagi, Ketua Sekte akan memulai Penutupan Hidup dan Mati (Life and Death Seclusion) untuk menyerap Api Logam Kristal. Ini adalah momen kritis bagi masa depan Lembah Merah. Jika Beliau berhasil, kita akan menjadi penguasa mutlak wilayah Selatan."

"Oleh karena itu," lanjut Douma, matanya menyala. "Kami, para Tetua dan Tetua Agung, akan mengaktifkan Formasi Tiga Gunung Penyegel Surga. Kami akan memusatkan seluruh tenaga kami untuk menjaga kestabilan api tersebut di Puncak Utama."

"Artinya, selama tiga bulan ke depan, tidak ada Tetua yang akan mengawasi operasional harian sekte. Sekte ini... ada di tangan kalian."

Douma melemparkan sebuah token emas berbentuk naga ke arah Qin Huolin.

"Qin Huolin. Sebagai Murid Inti Peringkat 1, kau ditunjuk sebagai Pejabat Ketua Sekte Sementara. Kau memegang komando tertinggi atas pertahanan dan logistik. Pastikan tidak ada lalat, apalagi mata-mata Great Ming atau sekte Iblis lain, yang mengganggu. Jika gagal... kepalamu gantinya."

Qin Huolin menangkap token itu. Senyum kemenangan yang mengerikan merekah di wajahnya. Dia melirik Lu Changzu dan Yanran.

Kekuasaan mutlak. Tanpa pengawasan Tetua.

"Saya mengerti, Tetua! Saya bersumpah akan menjaga sekte ini dengan darah saya!" seru Qin Huolin.

"Bagus. Bubar! Masuk ke pos kalian!"

Douma menghilang dalam kepulan api, bergegas menuju formasi pusat.

Aula menjadi sunyi sejenak, sebelum aura permusuhan meledak.

Qin Huolin memutar-mutar token emas itu di jarinya. Dia berjalan mendekati Yanran dan Lu Changzu.

"Dengar perintah pertamaku, Saudari Yanran," kata Qin Huolin, nadanya penuh kepuasan sadis. "Sektor Utara adalah titik terlemah pertahanan kita. Aku memerintahkanmu membawa seluruh divisimu ke sana. Jaga Perbatasan Hutan Kabut."

"Hutan Kabut?" Yanran terbelalak. "Itu daerah tandus! Tidak ada sumber daya di sana, dan itu penuh dengan Beast beracun! Kau membuangku?!"

"Itu perintah Ketua Sementara," Qin Huolin mendekatkan wajahnya ke telinga Yanran, tapi matanya menatap Lu Changzu. "Dan untuk 'pasanganmu' yang lemah ini... pastikan dia tidak mati dimakan cacing tanah. Aku ingin membunuhnya sendiri nanti saat aku bosan."

"Pergi! Sekarang!"

Yanran menggertakkan gigi, tapi dia tidak bisa melawan perintah pemegang token. Dia berbalik, menarik lengan Lu Changzu, dan berjalan cepat keluar aula.

Di belakang mereka, tawa Qin Huolin dan murid inti lainnya bergema.

Dalam Perjalanan ke Sektor Utara.

Langit mulai berubah. Tiga pilar cahaya raksasa muncul dari tiga puncak gunung di sekitar sekte, membentuk kubah energi merah transparan yang menyelimuti seluruh wilayah. Formasi Tiga Gunung Penyegel Surga telah aktif.

Sekte Lembah Merah kini terisolasi dari dunia luar. Terkunci dari dalam.

Yanran berjalan dengan cepat, tubuhnya gemetar karena amarah dan ketakutan.

"Kita tamat... Kita tamat..." gumamnya. "Huolin memegang kendali penuh. Dia menempatkan kita di Hutan Kabut agar kita jauh dari pusat kekuatan. Dia pasti akan mengirim pembunuh bayaran , dia yang terkuat di sekte ini setelah para tetua pergi."

Tiba-tiba, dia merasakan tangan yang hangat dan kokoh memegang bahunya.

Lu Changzu menghentikannya. Wajah pemuda itu tidak menunjukkan ketakutan. Dia justru sedang menatap kubah energi raksasa di langit dengan tatapan seorang seniman yang melihat kanvas kosong.

"Kenapa kau panik, Budakku yang manis?" tanya Lu Changzu lembut.

"Kau tidak mengerti! Tanpa pengawasan Tetua, Huolin adalah raja di sini! Dia akan menyiksa kita!"jawab yanran wajahnya sedikit panik.

"Salah," Lu Changzu tertawa kecil. "Tanpa pengawasan Tetua... artinya tidak ada yang melihat apa yang aku lakukan."

Lu Changzu menatap mata Yanran dalam-dalam. Cincin ganda di pupilnya berputar perlahan, memberikan efek hipnotis yang menenangkan sekaligus mengerikan.

"Huolin berpikir dia membuang kita ke tempat sampah. Tapi dia lupa satu hal. Hutan Kabut di Utara adalah satu-satunya jalur yang terhubung langsung dengan Ventilasi Magma Bawah Tanah... jalur tikus yang mengarah tepat ke bawah Puncak Utama tempat Ketua Sekte bermeditasi."

Mata Yanran membelalak. "Kau... Kau tahu struktur geologis sekte ini lebih baik dariku?"

"Aku dan kau adalah kultivator iblis, ingat? Aku akan melakukan apapun untuk untuk mencapai puncak kultivasi tertinggi , menghapal jalur geologis bukanlah hal sulit" Lu Changzu mengedipkan mata. "Aku sudah membaca cetak biru sekte kalian di perpustakaan hari pertama aku datang. Huolin secara tidak langsung sudah memberikan kunci pintu belakang kepadaku."

Lu Changzu mendekatkan wajahnya, suaranya berubah menjadi bisikan iblis.

"Lakukan tugasmu, Yanran. Jadilah komandan yang tegas di Sektor Utara. Buat keributan. Tarik perhatian Huolin ke perbatasan. Buat dia berpikir kita sedang berjuang mati-matian melawan Beast atau penyusup fiktif."

"Sementara kau bermain perang-perangan di atas..." Lu Changzu menyentuh dadanya sendiri, di mana Dark Dimension dan Gelang Ouroboros bergetar antusias.

"...Aku akan pergi ke bawah tanah. Aku akan menyuntikkan sedikit 'bumbu' ke dalam Api Logam Kristal yang sedang diserap Ketua Sektemu."

Yanran menelan ludah. Rencana ini gila. Ini bukan sekadar sabotase. Ini adalah kudeta.

"Kau... kau akan menghancurkan sekte ini?"

"Tidak, sayang. Aku hanya akan mengganti pemiliknya," Lu Changzu melepaskan Yanran.

Tanpa yanran sadari lu changzu memang sudah sengaja memancing amarah dari huolin agar meletakan mereka berdua ke sektor utara.

Mereka tiba di perbatasan Sektor Utara. Ratusan murid dalam dan luar yang ditugaskan di sana tampak lesu dan tidak disiplin. Mereka merasa dibuang.

Yanran menarik napas panjang. Dia menatap Lu Changzu satu kali lagi, mencari kekuatan. Lu Changzu mengangguk pelan.

Yanran berbalik menghadap pasukannya. Wajahnya berubah dingin dan kejam—kembali menjadi Bidadari Hitam yang ditakuti.

"DENGAR, SAMPAH-SAMPAH!" teriak Yanran, auranya meledak. Dia mencambuk tanah dengan cambuk apinya, menciptakan retakan berapi.

Beberapa murid yang sedang duduk-duduk kaget. Salah satu murid laki-laki menatapnya dengan tatapan meremehkan dan nafsu. "Heh, Nona Yanran, jangan galak-galak. Kita di sini cuma buangan, ayo bersenang-senang saj—"

CRASH!

Kepala murid itu meledak.

Bukan oleh Yanran. Tapi oleh jarum darah tak terlihat yang ditembakkan Lu Changzu dari belakang punggung Yanran.

Mayat tanpa kepala itu jatuh. Darah menyembur ke wajah murid-murid lain.

"Ada yang ingin membantahku lagi?!" Yanran melanjutkan dengan mulus, seolah dia yang melakukannya.

Ketakutan melanda pasukan itu. Mereka segera berbaris rapi, gemetar.

"Bagus," Yanran menatap ke arah hutan kabut yang gelap. "Mulai hari ini, Hutan Kabut adalah benteng. Siapapun yang melewati garis perbatasan tanpa izinku... mati."

Sementara Yanran sibuk mendisiplinkan pasukannya dan menarik perhatian seluruh sekte ke Utara, Lu Changzu mundur perlahan ke dalam bayang-bayang.

Dia mengaktifkan teknik Universe Swallowing Breath: ia menekan seluruh auranya hingga tidak dapat dirasakan oleh siapapun.

Iapun masuk kedalam kegelapan celah bebatuan.

"Selamat bermain menjadi Raja, Qin Huolin," bisik Lu Changzu pada angin, matanya menatap puncak gunung utama yang bersinar merah di kejauhan.

"Nikmatilah takhtamu selama beberapa hari ini. Karena saat aku selesai dengan Ketua Sekte di bawah sana... kau akan menyadari bahwa mahkotamu hanyalah terbuat dari abu."

Lu Changzu melangkah masuk ke dalam celah bumi yang sempit, menghilang menuju perut gunung berapi, meninggalkan dunia permukaan yang penuh drama politik menuju dunia bawah tanah di mana strategi gelapnya akan benar-benar bersinar.

Sang Sutradara telah masuk ke ruang mesin. Panggung siap diledakkan.

Bersambung...

1
EGGY ARIYA WINANDA
🔥🔥🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!