"Sudah ku katakan namaku Sarah bukan sarang! " seru Sarah pada polisi yang membawanya itu.
Meski belum fasih bahasa korea, tapi dia mengucapkan dengan jelas apa yang dia katakan.
Dia masih saja harus menjelaskan pembetulan ejaan namanya pada mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Sarah mengantar Seon Yu keluar sekalian mengunci pintu.
"Kau terdengar tak ingin semua orang mengetahui semua masalah mu" ucap Seon Yu.
"Memang bukan urusan kalian" jawab Sarah cepat.
"Kenapa? " tanya Seon Yu merasa Sarah tak seharusnya bicara seperti itu.
"Karena aku orang lain" ucap Sarah cepat dengan raut wajah datar seolah memang itu wajar.
"Kita rekan kerja, bekerja bersama... " Seon Yu merasa sudah sangat dekat.
"Kau juga tidak pernah mengatakan masalah mu, aku juga tidak pernah menanyakan kan? " ucap Sarah menyampaikan opininya sendiri.
Seon Yu mengerutkan dahinya.
"Sarah... " Seon Yu tak habis pikir.
"Kau mulai bicara seolah aku seumuran dengan mu" ucap Sarah.
"Ayolah, karena aku kesal dengan pemikiran mu" Seon Yu menjelaskan.
"Ingat, aku ini Ahnjuma.... ahnjuma... aku sudah punya anak dua! " ucap Sarah memukuli dadanya, seolah itu adalah kebanggaan.
Seon Yu menyeringai, mengira dia tadi sedang marah, malah sekarang jadi bercanda.
"Hei... "
"Cukup, aku benar-benar lelah" Sarah mendorongnya yang masih menghalangi pintu.
"Aku belum selesai bicara! " Seon Yu tak mau pergi dulu.
"Ingat! Ahnjuma! " tunjuk Sarah ke arah Seon Yu sambil menutup pintu.
Seon Yu tertawa kecil.
Dari kejauhan, di dalam mobil, Ki Yong memperhatikan mereka. Dia sudah selesai membaca skrip yang Sarah buat. Dia menghela betapa Sarah sangat ketakutan saat itu. He Jin bilang, dia bahkan menangis tersedu saat menceritakannya.
Tapi saat ini dia melihat Sarah seolah tak ada beban di hadapan orang lain.
Ki Yong turun setelah Seon Yu naik bus. Dia mengetuk pintu kedai Da Jin.
Sarah yang hendak masuk kamar tak jadi menutup pintu, mengira itu Seon Yu yang barangnya ketinggalan. Dia membukanya lagi.
"Ada yang tertinggal, dongsaeng? " seru Sarah.
Tapi matanya membulat saat dia menatap itu Ki Yong. Sarah langsung menghindari matanya dan menatap ke belakang mencari Jin Guk.
"Kau sendirian? " tanya Sarah.
"Hmm" jawab Ki Yong sambil memperhatikan matanya.
"Mau makan atau apa? " tanya Sarah gugup.
Kemudian dia membuka lebar pintunya.
"Ingin menanyakan sesuatu padamu" ucap Ki Yong kemudian masuk.
Sarah mengaitkan rambutnya yang tidak dia ikat karena siap untuk tidur.
"Apa itu? " tanya Sarah masih menghindari matanya.
"Kenapa kamu bilang aku cocok menjadi Ji Hyuk dalam film ini? " tanya Ki Yong kemudian berbalik menghadapnya.
Sarah terdiam, dian masih tak berani menatap.
"Itu.... " dia gugup.
"Kenapa? " tanyanya lagi.
Sarah mulai tak nyaman, dia menggigit bibirnya sendiri.
Ki Yong malah tertarik dengan bibirnya, dia membayangkan bagaimana Ji Hyuk mencumbunya, dan mulai membayangkan dirinya sekarang memberanikan diri untuk. menciumnya.
"Sudah malam, aku harus bangun pagi besok" ucapan Sarah membangunkan lamunan Ki Yong.
"Ya kamu benar, sebaiknya kita pergi dini hari nanti" ucap Ki Yong seraya mengedipkan matanya mencoba melupakan apa yang dibayangkannya.
"Apa? " tanya Sarah terkejut, kali ini dia menatapnya.
Ki Yong menatapnya.
"Mata mu berwarna coklat" ucap Ki Yong.
Sarah mundur, ucapannya sama dengan Ji Hyuk yang saat itu mencumbunya.
"Keluar! " Sarah ketakutan.
Ki Yong terkejut, dia hendak memegangi Sarah tapi dia menghindari.
"Maaf, sebaiknya kamu pulang" ucap Sarah.
Ki Yong keluar, meskipun merasa bingung.
"Tapi besok? " Ki Yong memastikan.
"Terserah, jam berapa pun aku pasti sudah bangun, tapi sekarang aku mau tidur" Sarah menutup pintunya.
Dia gemetar, terduduk lemas kemudian bersandar di pintu.
"Bagaimana ini? " gumamnya.
Ki Yong mendengar ucapannya.
"Dia mengatakan itu lagi" ucap hati Ki Yong.
***
Pagi sekali Ki Yong sudah menunggu Sarah yang Da Jin bilang sedang bersiap.
Dia menunggu di meja pelanggan. Seon Yu mendekati dan berbisik.
"Sepertinya dia tidak tidur, dia juga tidak makan sandwich yang aku belikan, bisa bawakan untuknya? " tanya Seon Yu dengan tangan memberikan sandwich nya.
Ki Yong tersenyum kemudian mengambilnya.
"Tolong jaga dia" ucap Seon Yu.
Ki Yong menatap lagi, kali ini berpikir.
'memangnya dia siapa, menitipkan Sarah padaku? ' ucap hatinya kesal.
"Iya" jawabnya malas.
Seon Yu kembali bekerja. Kemudian melihat Sarah keluar.
"Kau sudah siap? Ini pakai ini! " So Min membelikannya jaket baru.
"Terimakasih" ucap Sarah.
"Hati-hati, kalian hanya pergi berdua kan? " tanya Da Jin.
"Ya" jawab Ki Yong yang berdiri dan siap pergi.
"Aku sudah bicara dengan kak Young Jae, tinggal kau memberikan alasan selain tentang uang padanya" ucap Da Jin sambil merapikan jaketnya.
Ki Yong memperhatikannya, tak pernah Da Jin bersikap seperti itu pada wanita lain. Tapi, melihat So Min yang juga sangat terlihat cemas, Ki Yong jadi berpikir bahwa Sarah memang orang yang berbeda.
"Kalian ini kenapa? " Sarah terlihat risih.
"Kami mencemaskan mu! " So Min memukul bahunya.
"Aku sudah tua, sudah punya anak 2, kalian seperti mencemaskan anak gadis saja" Sarah meraih tasnya dari tangan So Min.
Mereka menganga melihat reaksi Sarah yang tak suka terlalu diperhatikan.
"Aku pergi! Bye! " ucap Sarah melambaikan tangan tapi tak berbalik dan terus pergi.
Ki Yong cukup terkejut mendengar ucapannya tentang anak. Dia baru mengetahuinya.
Mereka masuk ke dalam taksi. Sarah mengangkat alisnya.
"Taksi? " tanyanya.
"Ya, kita harus ke bandara dulu, kita akan ke Jeju kan? " ucap Ki Yong.
"Ahh, tidak bertemu dengan Kepala Polisi di.... " Sarah mengira akan bertemu dengan Hyung Jae di penjara.
"Tidak, banyak yang harus kita wawancarai di Jeju" jawab Ki Yong saat mereka masuk bersama.
Sarah tersenyum.
"Kenapa? Kau terlihat senang mendengar akan pergi ke Jeju " tanya Ki Yong.
"Ahhh benar, kita akan ke Jeju tapi aku tidak bawa baju ganti" Sarah malah menyadari sesuatu yang lain.
"Tidak apa, nanti beli disana" ucap Ki Yong.
"Tidak perlu, pinjam baju Ji Min saja" ucap Sarah.
Ki Yong melirik, ingat dengan ceritanya tentang Ji Min yang menyelamatkannya dua kali. Ki Yong menelan saliva saat ingat, Sarah sangat merasa aman saat bersamanya.
'jadi dia senang karena itu' ucap hati Ki Yong.
Mereka sampai di bandara, berberapa orang sadar Ki Yong ada di sana. Beberapa minta foto dan tanda tangan. Sarah sedikit demi sedikit mundur, takut menganggu.
Ki Yong memberi mereka kesempatan untuk berfoto dan menandatangani buku dan baju mereka karena penerbangan masih setengah jam lagi.
Dia melirik ke arah Sarah yang menjauh, kemudian meraih tangannya.
Orang-orang menatapnya, Sarah sadar kemudian melepaskan tangan Ki Yong. Tapi Ki Yong meraihnya lagi dan menggenggamnya dengan erat.
"Hei... mereka melihat tangan kita berpegangan" bisi Sarah.
"Aku tau" ucap Ki Yong sambil melambai pada mereka, pamit untuk masuk ke pesawat.
Mereka melambaikan tangannya, tentu saja dengan bergumam dan bertanya-tanya siapa yang Ki Yong ajak pergi itu.
...****************...