Azalea, Mohan, dan Jenara. Tiga sahabat yang sejak kecil selalu bersama, hingga semua orang yakin mereka tak akan pernah terpisahkan. Namun dibalik kebersamaan itu, tersimpan rahasia, pengkhianatan, dan cinta yang tak pernah terucapkan.
Bagi Azalea, Mohan adalah cinta pertamanya. Tapi kepercayaan itu hancur ketika lelaki itu pergi meninggalkan luka terdalam. Jenara pun ikut menjauh, padahal diam-diam dialah yang selalu menjaga Azalea dari kejauhan.
Bertahun-tahun kemudian, Jenara kembali. Dan bersama kepulangannya, terbongkarlah kebenaran masa lalu tentang Mohan, tentang cinta yang tersimpan, dan tentang kesempatan baru bagi hati Azalea.
Kini, ia harus memilih. Tetap terikat pada luka lama, atau membuka hati pada cinta yang tulus, meski datang dari seseorang yang tak pernah ia duga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Faroca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pandu Si Cowok Absurd
Hari-hari terasa berbeda setelah kejadian malam itu. Azalea dan Jenara, menjalani rutinitas seperti biasanya. Kuliah, tugas yang menumpuk serta nongkrong di kantin setelah kelas selesai. Tapi ada satu hal yang benar-benar berubah, tak adanya kehadiran Mohan bersama mereka.
Tak ada suara berisiknya yang tiba-tiba menyahuti kalimat absurd Azalea. Curhatannya tentang Amara, dan kejahilannya yang selalu membuat Azalea cemberut. Kadang Azalea merindukan kebersamaan mereka, tapi keinginan itu di tekannya dalam-dalam—karena Azalea tidak ingin hubungan Mohan dan Amara retak.
Saat ini, gadis Absurd itu sedang asik meminum jus strawberry kesukaannya bersama dengan Regi dan Fani. Sesekali dia melirik ke arah pintu masuk kantin utama, seakan sedang menunggu kedatangan seseorang.
"Jangan diliatin mulu kali pintunya Za," celetuk Regi yang sejak tadi memperhatikan Azalea.
"Tau nggak kenapa gue ngeliatin tuh pintu masuk?" tanya Azalea pada kedua temannya itu.
"Ya nungguin Jenara lah, emangnya siapa lagi." jawab Fani dengan kepercayaan dirinya.
"Salah lo..." ucap Azalea, "Gue pengen bikin pintu masuk kantin itu Salting sama gue, minimal senyum sambil malu-malu gitu deh..." Absurdnya dengan senyum jail
"Stres lo Za, jangan karena tipe cowok lo yang dingin dan cuek... Pintu juga lo jabanin," cerocos Fani pura-pura kesal.
"Hahaha... don't take it seriously, my brain is just joking around !" Seru Azalea sambil tertawa renyah.
"chill Fan... Kaya nggak tau Azalea aja, absurdnya nggak ada obat." timpal Regi ikut tertawa.
"Jenara kuat banget sahabatan sama lo, apa nggak pusing tiap hari dengerin kalimat ajaib lo?gue aja yang baru beberapa bulan kadang emosi sendiri meskipun banyakan ketawanya sih," komentar Fani sambil nyengir kuda.
"Jenara mah masih ngebales absurd gue pake kalimat sarkasnya dia, tapi kalo Mohan selalu ketawa setiap gue ngomong absurd. Dia selalu ngedukung ke-absurdtan gue, Mohan itu...." Azalea menggantung kalimatnya, binar wajahnya yang barusan terlihat bahagia seketika berubah sedih. Ada sesuatu yang hilang dihatinya. Azalea menundukkan kepalanya, kedua matanya mulai memanas. Bayangan kebersamaan dia dan Mohan berputar jelas di kepalanya.
Regi menggenggam tangan Azalea, "Za, are you okay?" tanyanya pelan.
"Kalo lo masih inget dia, wajar sih. Karena kebersamaan kalian itu udah lama terjalin," Fani menimpali.
Suasana hening sekejap, Azalea sedang berusaha menenangkan hatinya. Kepalanya masih tertunduk dalam.
"Azalea!!!" tiba-tiba suara berat seorang laki-laki terdengar dari arah belakang Azalea, Azalea mencoba menghapus air mata yang hampir keluar—dan membalikkan badannya cepat.
"Lo pandu kan?" Ingatnya.
"Yup... bener banget," balas Pandu.
"Kita ketemu lagi nih, suatu kehormatan banget ketemu cewek absurd yang beberapa hari kemaren lagi viral disosmed." sambung pandu dengan senyum tengilnya.
"Terus, lo nyapa gue cuma mau ngeledek doang nih?" tanya Azalea.
"Hahaha... Sensi lo Za, ya nggak lah. Gue mau ngobrol sama lo, mumpung si AC duapk lagi nggak bareng lo..." ucap cowok itu santai
"AC duapk? Maksudnya dia apa Za?" tanya Fani penasaran
"Jenara maksud dia Fan," Azalea menjawabnya
"Hahaha... Sumpah tuh orang banyak banget sebutannya," Fani tertawa kencang
"Jadi gimana? Gue boleh gabung kan?" ucap Pandu menawarkan diri.
"Boleh aja kok, sini duduk deket Azalea." Fani antusias menerima Pandu. Pandu pun duduk dengan santai disamping Azalea,
"Fani, apa-apaan sih lo. Harusnya lo tanya Azalea dulu," tegur Regi pelan.
"Udah Gi, bentar lagi kan si bodyguard dingin itu dateng. Gue mau liat respon tuh cowok, ngeliat Azalea dideketin cowok lain. Biasa aja masih dengan wajah datarnya? Atau berubah makin dingin dengan tatapan tajamnya?" cerocos Fani balas berbisik pada Regi.
"Hemmm... Ngapain kalian berdua bisik-bisik? ngomongin gue ya?" ketus Azalea
"Yeee, nona Azalea ini terlalu percaya diri ya. HAHAHAHA—" ledek Fani dengan tawanya yang pecah.
"Jenara mana Pan? Bukannya kalian sekelas?" tanya Azalea memulai percakapan.
"Lagi di perpus dia, katanya mau nyari buku buat tugas. Bentar lagi juga bakalan nongol," Pandu menjawabnya dengan tatapan manisnya.
"Berenti natap gue kaya gitu Pandu, lo mau gue colok?" ucap Azalea dengan mendelikkan matanya ke arah cowok itu.
"Lo manis Za, wajah lo nggak ngebosenin. Makanya gue nggak mau berpaling dari sana," ucap Pandu sambil menunjuk ke wajah Azalea. Membuat gadis itu memasang wajah sebal.
"Ciee Aza... Digodain sama cowok ganteng. Kiw...kiw!!!" Goda Fani antusias.
"Gue bukan gula yang manisnya nggak bisa dijabarkan, dan ya... Jangan lama-lama ngeliatin gue, karena efek sampingnya bikin lo ilusi." ketus Azalea absurd
"HAHAHA—lo tuh beneran cewek absurd yang gue suka," Pandu dengan entengnya berkata-kata.
"Ha!!!! Suka dia bilang?gue nggak salah denger?" Regi melongo
"Gue juga denger Gi, nih cowok blak-blakan banget deh..." Fani menimpali
"Pandu apaan sih lo, ketawa ngakak lo bikin orang-orang ngeliatin kita tau," ucap Azalea melihat sekelilingnya. Tapi Pandu seakan tidak perduli. Cowok itu malah menggeser bangkunya agar lebih dekat dengan Azalea.
"Lo udah punya pacar belom? Kalo belom gue mau daftar jadi pacar lo," ucapnya tanpa beban. Azalea dan kedua temannya dibuat melongo oleh gaya ceplas-ceplos cowok itu.
"Hello Mr. Pandu!!! Lo pikir lo keren ngomong gitu ketemen gue?" celetuk Regi setelah sadar dari rasa terkejutnya.
"Tapi Gi, dia emang keren!" timpal Fani membenarkan. Regi reflek mencubit lengan Fani kencang, membuat gadis itu berteriak dan memegang lengannya yang terasa sakit.
Pandu yang mendengar ocehan Fani, memasang wajah bangga. "see!!! Temen lo aja mengakui kalo gue keren," ucapnya puas
"Tapi menurut gue ENGGAK," Azalea menekan kata-katanya.
"Wah parah lo mah Za, gue ditolak mentah-mentah. Tapi nggak apa-apa, gue bakalan tetep ngejar lo sampe titik darah penghabisan..." lebaynya, sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Azalea.
Azalea dengan kasar mendorong wajah cowok itu. "Nggak usah natap gue kaya gitu, gue nggak akan jatuh cinta sama lo." Jujurnya
Pandu memegang dadanya, "Hati gue hancur berantakan di tolak sama cewek absurd," ucapnya dengan wajah pura-pura patah hati. Azalea dan kedua temannya tertawa melihat tingkah lucu Pandu.
"Sumpah... komuk lo lucu!" celetuk Fani
"Tapi tetep keren kan?" goda Pandu
"Iya keren, di liat dari atas Monas pake sedotan." timpal Regi
"kalo pake sedotan ketemunya susah, mau ngasih ide gue. Gimana kalo pake kaca pembesar aja? biar cepet nemunya," Canda Pandu membuat tawa yang sudah reda kembali pecah.
Azalea merasa kehadiran Pandu yang tanpa sengaja ini, memberi energi positif. Candaan cowok itu setidaknya membuat hati Azalea yang sempet awkward menjadi lebih ringan.
bagaimana respon Jenara melihat kedekatan Pandu dan Azalea? Dan siapa yang sesungguhnya ada dihati Azalea