Yura yang terjerat masalah terpaksa meninggalkan Hanan suaminya dan putri yang baru dilahirkannya, agar mereka tetap hidup karena kritis dirumah sakit akibat kecelakaan. Hanya keluarga suaminya yang memiliki uang yang bisa membantunya dengan satu syarat menyakitkan!
Lima tahun kemudian, Yura dipertemukan dengan anak yang dilahirkan, dibawa sebagai pengasuh oleh istri baru Hanan. Dengan kebencian dari keluarga Maheswari serta pria yang di cintai, mampukan Yura bertahan demi anaknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21.
Nicko yang semula tenang langsung bergerak cepat begitu Hanan menarik tangan Yura dengan paksa. "Kau mengabaikan Aura demi pria itu?" Bentak Hanan dengan marah, telapak tangannya sangat kuat mencengkram bahu Yura sampai wanita itu meringis, berusaha melepaskan tangan Hanan dari bahunya.
Hanan ditelpon oleh ibunya kalau sopir pulang sendirian, lalu Yura pergi entah kemana dan tidak menjemput Aura. Eva yang menjemput Aura disekolah dan mengadu pada Hanan hingga membuat pria itu marah besar.
Nicko mendekat lalu menurunkan tangan Hanan dari bahu Yura. Nicko lalu menarik Yura berada di bawah perlindungannya. "Anda itu seorang pria. Apa Anda selalu bersikap kasar kepada wanita?" Suara Nicko menekan dan sangat geram, Nicko ingin sekali menghajar Hanan karena bersikap kasar pada Yura.
"Jangan pernah ikut campur urusan saya dengan Yura! Yura ini bekerja dengan saya! Saya berhak menghukumnya!" Balas Hanan membentak, dia ingin menarik Yura lagi namun tangan Nicko dengan sigap memukul tangan Hanan.
"Jangan pernah menyentuh Yura apalagi menyakitinya! Atau anda akan menerima hukumannya!" Ancam Nicko.
Kedua bola mata Hanan terbuka lebar dengan emosi yang menyala-nyala. Hatinya semakin membenci dua manusia dihadapannya. "Kau pikir kau siapa? Apa yang bisa kau berikan pada Yura, hah? Selama bertahun-tahun kau hanya memberinya penderitaan sampai Yura pontang-panting mencari pekerjaan. Apa yang bisa kau berikan untuk Yura? Kau tidak bisa memberinya kemewahan yang seperti ku berikan! Mobilmu dan motormu kemarin juga rental, kau tidak akan pernah pantas untuk Yura!" Bentak Hanan mencemooh.
Asal Hanan tau, pria yang sedang dihina adalah pemimpin grup Wilson. Perusahaan yang sedang diincar untuk membantu perusahaannya, bagaimana kalau Hanan tau.
Sementara Nicko tersenyum dengan tawa kecil mendengar hinaan pria itu. Dia sangat menyayangkan bagaimana bisa Yura dulu jatuh cinta dan menikah dengan pria seperti itu. Pikiran Hanan sangat kolot, tidak berfikir jernih dan menilai sesuatu dari sampul.
Apa dia tidak bisa melihat bagaimana penampilan Nicko yang begitu tampan, gagah, berwibawa dan jauh lebih segala-galanya darinya.
Yura sebenarnya merasa tidak enak dengan Hinaan Hanan terhadap Nicko, Yura takut pria itu tersinggung. "Pak Hanan tolong jaga bicaranya! Nicko tidak seperti yang anda pikirkan!" Sahut Yura.
"Memang seperti itu kenyataannya, dia pikir dengan pakaian seperti ini bisa mengubah statusnya yang hanya pria rendahan, merebut istri orang dan membawanya kabur! Pria bajingann!" Maki Hanan.
Justru mendengar itu menjadi semangat Nicko. "Sebentar lagi, akan saya buktikan ucapan anda. Merebut istri orang dan membawanya kabur! Jangan sampai anda menyesal nantinya! Karena setelah berada dipelukan saya, tidak akan saya biarkan dia lepas dan saya pastikan anda tidak akan pernah menggapainya!" Sahut Nicko dengan santai.
Hanan geram mendengar kata-kata Nicko, dia sudah merebut Yura masih berpura-pura bersikap seolah difitnah dan akan membenarkan fitnahan Hanan nanti dikemudian hari. "Kauuu!!!" Hanan mengepalkan tangannya lalu bersiap memukul Nicko.
Namun bukannya kena Nicko, justru Yura melangkah dan berdiri didepan Nicko melindungi pria itu. "Yuraaa!!" Nicko terkejut sekaligus panik saat wajah Yura yang terkena hantaman tangan Nicko.
Nicko langsung mendekap pinggangnya, Yura meringis karena begitu kuat pukulan Hanan. "Kau baik-baik saja? Untuk apa kau melindungiku, Yura?" Nicko marah.
Hanan syok, dia hendak menarik Yura namun tiba-tiba Gendhis berlari menghampiri. "Mbak Yura! Ada apa lagi ini, mas? Kenapa mas Hanan selalu saja emosi!" Gendhis bertanya dengan bingung.
Nicko mengepalkan tangannya begitu Yura merasa lebih baik meskipun rasanya pipinya masih panas dan nyeri, Nicko hampir saja membalas perbuatan Hanan, namun Yura segera menahannya. "Jangan, plis!" Yura memohon.
"Jangan pernah membiarkan siapapun menindasmu, Yura. Lawan pria itu jika dia menyakitimu, siapapun itu, apa statusnya, jangan pernah rendahkan harga dirimu dihadapan orang lain!" Tegas Nicko berusaha membuat Yura mengerti.
Yang Nicko kenal dari Yura dulu, dia bukanlah wanita yang mudah ditindas, meskipun orang miskin dia memiliki harga diri yang tinggi. Tapi kenapa didepan Hanan, Yura merasa lemah.
"Ya aku tau Nicko, tapi aku mohon jangan mengotori tanganmu lagi!" Yura tidak ingin membuat Nicko terus berkelahi dengan Hanan. Yang ada akan memperkeruh keadaan, dan masalah tidak akan selesai dengan cepat.
Gendhis sungguh bingung, kenapa suaminya selalu marah ketika Yura bersama Nicko. Padahal Yura hanyalah pengasuh barunya Aura, tapi tindakan yang dilakukan suaminya seperti seseorang yang tengah cemburu dan dendam.
"Mas, jujur sama aku. Sebenarnya kamu punya masalah apa sama Nicko dan mbak Yura? Kenapa kamu seperti sangat membencinya! Mbak Yura juga jujur sama aku, apa mbak Yura sudah pernah kenal mas Hanan?" Tanya Gendhis mendesak supaya Yura dan Hanan jujur.
Gendhis memang awalnya merasa tidak curiga apapun, tapi sekarang semuanya terasa aneh kalau hanya karena Yura telat menjemput Aura, Hanan sampai murka dan memukuli orang sembarangan.
Belum lagi, ibu mertuanya dibalik semua ini, mama Eva seperti sangat membenci Yura bahkan selalu menghinanya.
Yura tiba-tiba gugup mendengar pertanyaan Gendhis, Yura sangat takut kalau Gendhis mengetahui semuanya ia akan dipisahkan dari Yura. Begitu pula Hanan, pria itu juga bingung harus menjelaskan seperti apa. Apakah Gendhis akan marah kalau Yura adalah istri pertamanya, dan belum meninggal?
"Kenapa kalian diam? Cepat jawab, apa sebenarnya kalian pernah kenal?" Bentak Gendhis.
"Ini semua hanya salah paham mbak. Aku, aku hanya pengasuh saja!" jawab Yura berusaha menutupi kegelisahannya.
"Benarkah? Apa itu benar mas? Kamu belum mendengar penjelasan mereka, kenapa kamu marah langsung!" Gendhis menatap Hanan dengan bingung.
"Aku tidak suka dia lalai menjaga Anak kita, Aura! Apa kamu tau, dia pergi dari pagi sampai siang sampai lupa menjemput Aura, Gendhis! Bagaimana aku tidak marah?" Balas Hanan mencari alasan.
Gendhis sudah tau kalau itu, Eva sudah cerita semuanya. Tapi Gendhis sudah tau kebenarannya, karena saat dirumah sakit, Yura menelponnya dan mengatakan ia dirumah sakit karena pingsan dijalan.
Yura juga terpaksa bercerita, kalau sopir yang mengantarkannya pulang sewaktu ia mengantar masuk Aura kedalam sekolahan. Gendhis menekan Yura untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, sampai akhirnya Yura cerita semuanya.
"Mbak Yura sudah minta izin sama aku mas, kalau dia pergi tadi pagi. Seharusnya kita berterimakasih kepada Nicko, karena dia yang menolong mbak Yura saat pingsan dijalan. Mbak Yura tidak telat jemput Aura, tapi mama yang datang lebih dulu dan membawa Aura. Mama juga yang menyuruh sopir yang mengantar Aura untuk pulang meninggalkan mbak Yura disekolah!"
Gendhis tau kalau sopirnya pulang lebih dulu karena sopir itu tidak pernah berbohong padanya.
Hanan tersentak kaget mendengar penjelasan Gendhis. Apa semua itu benar, apa mama nya setega itu. Tidak mungkin mama Eva melakukan itu sampai menyakiti Yura!
wah untung ajaa ada paman tampan 😌
kasihan tauuu 😥😥😥
buat yura sama nicko ajaaa lebih baik dari hanan yg oon 🙄