NovelToon NovelToon
Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Briany Feby

"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati. Apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya!" Kalimat yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Jantungnya berdebar kencang saat pria itu semakin menatapnya dengan tatapan intens.
.....

Feby Ayodhya Larasati gadis cantik dan periang yang duduk di bangku SMA.
Tak hanya parasnya yang cantik, dia juga memiliki prestasi yang sangat bagus di sekolah. Impian dalam hidupnya hanya satu, yaitu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Kehidupannya selama ini selalu berjalan lancar namun, tidak saat ia bertemu dengan pria bernama Arka William Megantara.

Pertemuan yang berawal dari mimpi, kini berubah menjadi nyata. Pertemuan yang berawal dari kesalahpahaman, kini berubah menjadi hubungan pernikahan.
.....

Arka William Megantara, seorang CEO muda yang memiliki paras tampan, tubuh tegap, tinggi, dan atletis. Dia adalah satu-satunya pewaris tunggal di perusahaan Mega

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Briany Feby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Tidur satu kamar?!

Hal yang Feby takutkan akhirnya terjadi juga. Feby mondar mandir dengan gelisah di dalam kamar mandi. Meskipun pergelangan kakinya masih terasa sakit, namun ia mengabaikan rasa sakit itu.

Gadis itu berdiri di depan sebuah cermin besar. Ia menatap pantulan dirinya yang saat ini tengah memakai baju tidur berwarna merah muda dengan motif hello Kitty.

"Apakah hari ini masa depanku akan berakhir?" Gumam gadis itu seraya memegangi kedua pipinya.

Sudah hampir setengah jam ia berdiri di sana dengan gelisah. Pintu kamar mandi sengaja ia kunci rapat-rapat dari dalam agar Arka tidak bisa masuk. Ia takut ancaman yang diberikan oleh Arka benar-benar nyata.

Gadis itu terus saja mondar-mandir berusaha untuk mencari jalan keluar dari masalah ini. Masalah utamanya adalah ia harus tidur di mana? Jika ia tidur di samping Arka, ia takut Arka akan berbuat hal yang tidak-tidak padanya.

Namun jika ia menolak tidur dengan Arka, ia takut pria itu akan marah besar padanya dan menyebutnya istri yang durhaka. Sial! Feby merasa menyesal dengan janji yang ia buat dengan Arka! Harusnya ia tidak berjanji untuk menjadi istri yang baik!

Feby jadi teringat ucapan dari Dion. Seorang anak kecil yang beberapa hari lalu tak sengaja bertemu dengannya dan Arka. Kata Dion, Arka itu saat marah Arka sangat galak seperti singa. Membayangkannya saja membuat bulu kuduk Feby berdiri.

Gadis itu perlahan membuka pintu kamar mandi untuk mengintip apakah Arka ada di kamar atau tidak. Dan ternyata, Arka ada di dalam kamar!

Pria itu tampak tengah duduk di atas kasur dengan memangku laptop.

Arka terlihat begitu fokus pada pekerjaannya. Semua perhatian Arka sepertinya saat ini tertuju sepenuhnya ke layar laptop.

Feby sedikit menyipitkan matanya untuk melihat Arka dengan lebih jelas.

"Dia kayaknya lagi sibuk deh. Gimana kalau aku keluar dari kamar ini diam-diam? Pasti dia nggak bakalan liat!" Ujar Feby.

Gadis itu pun mulai melancarkan aksinya. Ia perlahan keluar dari kamar mandi. Sebisa mungkin ia berusaha melangkah keluar dari kamar Arka tanpa menimbulkan suara apapun. Ia bahkan menahan rasa sakit di kakinya agar ia bisa keluar tanpa diketahui oleh Arka.

Namun sialnya...

"Kamu mau kemana, Feb?"

Tanya Arka tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

Deg!

Jantung Feby berdegup kencang mendengar itu. 'Dia ini paranormal atau dukun sih? Kok bisa tau?' Batin Feby.

Karena tidak mendapatkan jawaban dari Feby, Arka pun akhirnya menutup laptop yang tengah ia buka. Pria itu berjalan menuju ke arah Feby seraya menatap gadis itu dengan tatapan, tajam seperti biasanya.

"Saya tanya, kamu mau kemana?" Arka kembali bertanya.

Feby tersenyum lebar untuk menyembunyikan perasaan gugup di hatinya.

"Ehehehe... Nggak. Aku nggak mau kemana-mana kok. Aku cuma mau..." Feby menggantungkan ucapannya.

Arka menaikkan satu alisnya menunggu gadis itu yang seperti sedang mencari alasan untuk berbohong.

"Aku cuma mau... Ambil minum! Ya, aku cuma mau ambil minum di dapur!"

"Untuk apa ambil minum di dapur? Di kamar saya juga ada"

Arka mengarahkan pandangannya pada beberapa botol air mineral yang terletak di atas meja.

Hal itu membuat Feby gelagapan. Wajah Feby langsung berubah menjadi pucat pasi.

"Oh, iya... Sebenarnya aku mau ambil minum di dapur, terus mau sekalian jalan-jalan keluar sebentar nyari angin. Soalnya di sini gerah banget Mas. Kalau Mas Arka mau tidur, tidur dulu aja nggak apa-apa"

Ucap Feby seraya mengipas-ngipaskan tangannya di depan wajah agar Arka percaya dengan ucapannya. Padahal, ia sama sekali tidak merasa kepanasan.

"Kamu lupa kalau kamar saya pakai dua AC? Kalau mau mencari alasan untuk berbohong, setidaknya cari yang masuk akal" Tandas Arka.

Skakmat! Feby benar-benar merasa di skakmat oleh Arka. Gadis itu langsung bungkam. Ia sudah kehabisan akal. Bahkan sekarang, ia merasa begitu malu karena Arka sepertinya tau saat ini ia sedang berbohong.

Arka tiba-tiba saja langsung menggendong tubuh Feby dan membaringkan tubuh gadis itu di atas ranjang. Jantung Feby langsung bereaksi. Wajah tampan Arka terpampang begitu jelas di kedua matanya.

Arka menatap Feby dengan tatapan tajam. Kedua mata Arka, dibingkai sempurna oleh sepasang alis tebal. Feby selalu bertanya-tanya bagaimana pria itu bisa memiliki alis yang begitu tebal?

Saat ini Feby benar-benar tidak bisa berkutik. Ia hanya bisa berdoa di dalam hati agar ia tidak terbuai dengan ketampanan Arka. Karena posisi mereka saat ini begitu intim. Arka menindihi tubuh Feby.

Kedua lengan kekar Arka menyangga tubuhnya agar gadis itu tidak terbebani dengan berat badan Arka.

"Tidur Feb, ini sudah malam. Saya harus melanjutkan pekerjaan saya" Suara bass Arka mengalun begitu indah di telinga Feby.

Feby bahkan sampai lupa berkedip beberapa saat karena ketampanan dari Arka. Setelah mengatakan itu, Arka bangkit berdiri. Ia mengambil laptop lalu keluar dari kamar tanpa lupa menutup pintu kamar.

Begitu Arka keluar, Feby langsung memegangi jantungnya yang rasanya hampir melompat dari tempatnya!

"Kenapa cuma mau nyuruh harus dengan posisi seperti itu sih?!" Sungut Feby begitu Arka keluar.

...🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️...

Sinar mentari bersinar menyinari seluruh penghuni bumi. Kicau nyanyian burung terdengar hingga ke telinga Feby. Gadis itu menggeliat pelan karena merasa terusik dengan suara berisik yang memenuhi telinganya.

Padahal jam di dinding masih menunjukkan pukul 05:45. Siapa yang membuat keributan pagi-pagi seperti ini?

Bukan. Itu bukan kicauan dari burung, atau suara dedaunan yang jatuh layaknya di cerita fiksi. Bukan juga suara dering alarm dari hp Feby. Namun itu, adalah suara musik pengiring senam yang terdengar begitu keras.

Feby perlahan membuka kedua matanya. Ia terdiam sesaat karena pemandangan dari kamar yang begitu asing tidak seperti biasanya. Ah! Ia lupa saat ini ia ada di kamar Arka bukan kamarnya!

"Siapa sih yang pagi-pagi nyalain musik kaya gini?!" Dumel Feby seraya menutup telinganya dengan bantal lalu berusaha memejamkan kembali matanya.

Gadis itu langsung berdecak kesal karena suara musik itu terdengar semakin keras. Feby melemparkan bantalnya di sembarang arah.

"SIAPA SIH YANG NYALAIN MUSIK?! GANGGU ORANG LAGI TIDUR AJA!" Teriak Feby.

TOK! TOK! TOK!

"SELAMAT PAGI NONA FEBY!"

Kedua mata Feby langsung membelalak sempurna. Rasa kantuknya bahkan langsung hilang seketika saat ia melihat Mbok Ida dan dua orang Satpam masuk ke dalam kamarnya dengan memakai baju senam berwarna merah dan kuning.

"Mbok Ida? Pak Satpam? Kenapa kalian pakai baju kaya gini?" Tanya Feby.

Tiba-tiba saja mereka bertiga langsung menunjuk gerakan-gerakan aneh di depan mata Feby. Mbok Ida bergeal-geol dengan gemulai sedangkan kedua Satpam mengikuti gerakan Mbok Ida meskipun dengan gerakan kaku.

Feby awalnya bingung dengan apa yang mereka bertiga lakukan. Namun lama-kelamaan gadis itu tertawa terbahak-bahak dengan tingkah konyol mereka bertiga.

Tak lama kemudian wanita berbadan gempal itu akhirnya berhenti dengan napas yang ngos-ngosan.

"Kenapa berhenti Mbok? Cape ya?" Goda Feby seraya terkekeh.

"Hufttt... hufttt... Iya Non Mbok cape banget... Haduh... Kayaknya berat badan Mbok turun 5 kg deh Non" Ucap Mbok Ida membuat Feby kembali tertawa.

"Kalian kenapa sih pakai baju kaya gini? Kurang kerjaan banget tau nggak! Kalau Mas Arka liat gimana? Bisa-bisa dia marah besar Mbok!"

"Justru ini yang nyuruh Tuan Arka Non" Jelas Mbok Ida.

Feby langsung mengerutkan keningnya. "Mas Arka? Dia nyuruh kalian berpakaian kaya gini? Buat apa Mbok?" Tanya Feby dengan wajah tak percaya.

"Katanya buat nyambut Non Feby" Jawab Mbok Ida.

Feby semakin dibuat bingung dengan jawaban yang keluar dari mulut Mbok Ida. Menyambutnya? Apa maksudnya?

"Apa maksudnya Mbok? Aku bener-bener nggak ngerti sama sekali"

Bukannya menghilangkan kebingungan Feby, Mbok Ida justru tersenyum lebar hingga menampakan giginya. Wanita berbadan besar itu memberikan sebuah kotak kecil berwarna merah maron pada Feby.

"Mbok? Kenapa malah senyum-senyum sih? Ada apa? Pak Satpam, ini sebenarnya ada apa? Kenapa Mas Arka nyuruh kalian berpakaian seperti ini pagi-pagi?" Feby memberondong mereka bertiga dengan banyak pertanyaan.

Namun tidak ada satupun jawaban yang keluar dari mulut mereka bertiga.

"Buka dulu Non kotaknya. Itu dari Tuan Arka. Mbok sama Pak Satpam permisi dulu ya..." setelah mengatakan itu, Mbok Ida dan dua orang Satpam langsung keluar dari kamar Feby begitu saja.

Feby menatap kotak berwarna merah maron di tangannya dengan tatapan bingung. Begitu mereka pergi, Feby langsung membuka kotak tersebut.

Di dalam kotak tersebut, ada sebuah surat, salep, kartu berwarna hitam, dan hp bermerk iPhone yang masih tersegel rapat.

Feby menelan ludahnya dengan susah payah saat ia melihat angka pada lebet yang masih menempel di box hp tersebut.

"$48,5 juta?! I-ini kalo di rupiahkan harganya berapa?!" Ujar Feby.

Rasa penasaran di hati Feby semakin besar. Ia mengeluarkan semua benda-benda itu dari dalam kotak

Diantara benda-benda itu, terselip sebuah surat kecil. Gadis itu pun langsung membacanya.

..."Jangan lupa oleskan salep yang sudah saya berikan untuk luka kamu. Dan kalau kamu ingin membeli sesuatu, gunakan saja kartu ini. ...

...Satu lagi, simpan nomor saya di hp ini. Jangan gunakan hp lama kamu lagi"...

Feby mengangkat kartu berwarna hitam dengan kedua mata yang membelalak sempurna. "I-ini Black Card kan?!"

...

...

______________________________________

...Kalo kalian jadi Feby bakalan terima nasib jadi istri CEO yang tajir melintir atau nggak?...

...Kalo author sih bakalan sujud syukur ya hehe...

.......

...Kira-kira Pewaris keluarga Megantara bakalan coming soon atau nggak ya? ><...

...Sejauh ini sih, kayaknya iman ...

...Mr. Arka masih kuat ya... Tapi, nggak tau nanti hehehe...

1
biby
pindah sekolah aja feb...jangan cari masalah nanti si evandra tmbh menjadi jadi gangguin kmu
partini
👍
partini
lanjut dong,,harus nya terbuka jujur kalau ga malah jadi masalah besar feb ,,
partini
baca sinopsisnya sudah tertarik
Briany Feby: Setiap bab bakalan lebih seru lagi! pantau terus kebucinan Mr. Arka dan Feby hehe
total 1 replies
biby
kena kualat sm suami itu. udh bkin mslh bukanx nyeleaiin malah kabur bukanx berusaha luluhin hati suami. dasar bocaah
Briany Feby: Untung aja suaminya sabar hehe
total 1 replies
biby
kok bs ga punya nmrx padahal part sblmx nyebutin kl feby berkali kali krm pesan n tlp arka
Mar Diati
saya suka ceritanya cukup menarik
Mar Diati
upnya dong
Mar Diati
lima.episode sekaligus
Mar Diati
hari ap upnya, dan kkw up jangan satu episode saja, 5lima episode kalau bisa .
Briany Feby: Setiap hari update yaa
total 1 replies
Mar Diati
kapan up nya
Briany Feby: Bab 3 sudah up yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!