YOU MUST MARRY ME

Lucian 21

Dew tak ke mana pun hari ini dan hanya berdiam di mansion untuk melukis.

Dew membuka jendelanya lebar lebar untuk melihat pemandangan di depannya yang sangat indah.

"Ya, benar apa yang dia bilang. Luca memiliki masa depan cerah setelah menemukan keluarga ini," gumam Dew berbisik.

Dew masih terpaku di sana dan tampak memikirkan sesuatu. Tak berapa lama, Dew pun keluar kembali dari sana.

Dew turun menuju kamar pribadinya dan mengganti bajunya di walk in closet yang sudah Lucian isi dengan semua barang kebutuhan Dew.

Dew memilih dress dengan panjang selutut dan me cardigan elegan berwarna putih.

Dew mengambil sepatu high heels berwarna senada dengan cardigannya dan kemudian berkaca di depan cermin besarnya.

“Aku benar benar seperti cinderella. Apa yang akan terjadi jika keluargaku melihatku seperti ini? Mereka bahkan tak mencariku dan menganggapku mati. Jadi untuk apa aku memikirkan mereka?” gumam Dew.

Dew keluar dari kamar dan ketika menuju ruang tengah, ia melihat Zelenia Zebulon — istri dari kakak Lucian yang bernama Zavian.

“Zei?” ucap Dew ketika melihat wanita cantik yang sangat fashionable itu.

“Hei, Dew. Kebetulan sekali. Sepertinya kau ingin keluar?” tanya Zei tersenyum.

“Ya, aku ingin ke sekolah Luca.

“Akan kutemani,” jawab Zei.

“Di mana si kecil yang tampan itu?” tanya Dew menanyakan putra tampan Zei.

“Mommy menguasainya,” jawab Zei.

“Apakah kau ke sini hanya untuk mengunjungiku?” tanya Dew.

“Aku ingin mengajakmu ke salon lalu ke restoranku,” jawab Zei.

“Ah, begitu ya. Kalau begitu kita ke salon saja dan ke restoranmu. Aku belum pernah ke sana,” sahut Dew.

“Benarkah tak masalah? Bukankah kau akan mengunjungi sekolah Luca dan artinya itu hal yang penting?” kata Zei.

“Tidak, aku hanya ingin berdiakusi tentang perkembangan Luca di sekolah. Aku bisa melakukannya besok,” kata Dew.

“Oke, kalau begitu kita berangkat sekarang saja,” jawab Zei tersernyum.

“Kau tak mengajak Sarah?” tanya Dew sambil berjalan ke arah pintu utama bersama Zei.

“Tidak, dia sibuk dengan bayinya,” jawab Zei dan kemudian wanita cantik itu memakai kaca mata hitamnya ketika akan masuk ke dalam sport car nya.

Dew tersenyum melihat gaya Borjuis Zei yang benar menampakkan sebagai seorang konglomerat, tak seperti dirinya yang masih baru memasuki dunia seperti ini.

“Kau sangat cantik Zei,” kata Dew.

“Kau juga, Dew,” sahut Zei tersenyum dan melajukan mobilnya.

“Gunakan uang Lucian sebanyak banyaknya, Dew. Jangan sungkan. Kau berhak mendapatkan itu semua setelah delapan tahun kau membesarkan anaknya,” ucap Zei tertawa kecil.

“Hmm, aku akan menyiksanya selama delapan tahun,” sahut Dew bercanda.

“Mengapa harus delapan tahun? Bukankah lebih baik selamanya?” ucap Zei tersenyum.

“Aku belum yakin akan seterusnya bersama Lucian. Hubungan kami terikat hanya karena Luca dan ini seakan bagai keterpaksaan untuk Lucian. Aku tak ingin menyiksanya terlalu lama jika dia memang tak memiliki perasaan apa pun padaku jika sampai beberapa tahun ke depan. Dan mungkin Luca akan bisa diberi pengertian jika dia sudah mulai beranjak besar nanti,” kata Dew.

“Apa maksudmu, Dew? Mommy tak akan membiarkan hal itu terjadi. Lucian memang playboy sebelumnya, tapi aku yakin dia adalah pria yang bertanggung jawab apalagi sekarang kau dan Luca hadir menyempurnakan hidupnya,” jawab Zei.

“Kami belum bercinta karena aku masih canggung melakukan hal itu. Kami masih baru mengenal meskipun secara teknis kami sudah pernah bercinta 8 tahun yang lalu. Dan Lucian mengancamku akan berselingkuh dengan wanita lain jika aku masih tak melayaninya seminggu ke depan,” kata Dew.

“Whatt???” sahut Zei terkejut dengan hal itu.