NovelToon NovelToon
Crazy Rich Husband

Crazy Rich Husband

Status: tamat
Genre:Komedi / Contest / Badboy / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin / Suami ideal / Tamat
Popularitas:6.1M
Nilai: 5
Nama Author: Okta Diana

Berniat berlari dari penagih utang, Kinan tak sengaja bertabrakan dengan Reyhan, laki-laki yang berlari dari kejaran warga karena berbuat mesum dengan seorang wanita di wilayah mereka.

Keduanya bersembunyi di rumah kosong, sialnya persembunyian mereka diketahui oleh warga. Tanpa berpikir lama, warga menikahkan paksa mereka.

Keinginan menikah dengan pangeran yang mampu mengentaskan dari jerat utangnya pupus sudah bagi Kinan. Karena Reyhan mengaku tak punya kerjaan dan memilih hanya menumpang hidup di rumahnya.

READER JULID DILARANG MASUK!

Ini hanya cerita ringan, tak mengandung ilmu pelajaran, semoga bisa menjadi hiburan!

Tik tok : oktadiana13

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Okta Diana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dilarang Merokok

Waktu sudah sore menjelang malam. Aku menuju dapur dan mencincang-cincang sayuran untuk persiapan makan malam. Tak ada yang spesial dari menu makan malamku sekarang. Keuangan yang pas-pasan membuatku harus pintar-pintar mengelola pengeluaran.

Aku melihat Rey membuka pintu kamar seraya mengucek matanya. Kemejanya terlihat lusuh. Dia kemudian masuk kamar mandi dan terdengar gemericik air di dalam sana.

Aku melanjutkan kembali memasak. Tinggal menggoreng ikan dan semua sudah beres.

Tok tok tok

Kompor seketika aku matikan. Siapa yang datang? Aku bahkan jarang sekali menerima tamu. Jangan-jangan tetangga mencurigai kami. Ah, tapi kami sudah menikah. Aku langsung membuka pintu, terlihat dua laki-laki berpakaian rapi membawa sebuah koper besar.

"Ya, ingin bertemu siapa?" tanyaku keheranan.

"Kami mau mengantar koper Pak Rey."

"Koper?"

Mereka mengangguk dan menyerahkan koper itu padaku lalu pergi begitu saja. Aku sebenarnya bingung. Tapi ku tarik saja koper besar itu.

Rey keluar dari kamar mandi hanya dengan sehelai handuk yang nenutupi tubuh bagian bawahnya. Aku menjerit seraya menutupi mata dengan kedua tangan.

"Kenapa?" Suaranya terdengar semakin mendekatiku.

"Jangan mendekat! Aku mohon!"

"Aku mau ambil koperku!" bentaknya dengan menarik koper dan memasukkannya dalam kamar.

Aku kemudian melanjutkan memasak kembali. Kali ini dia keluar kamar dengan memakai kaos dan celena pendeknya.

"Masak yang banyak ya, aku laper banget nih!" pintanya seraya berjalan keluar rumah. Aku mengernyit tanpa menjawabnya.

Tak butuh waktu lama, semua masakanku sudah matang. Aku bangga dan puas. Tak sabar untuk segera menyantapnya.

"Kinan, buatin aku kopi! Bawa sini, gulanya banyakin dikit!" teriaknya dari luar.

"Ih," Seperti inikah rasanya punya suami? Tanpa pikir panjang, aku langsung menuruti perintahnya. Membawa secangkir kopi manis tanpa berlama-lama.

"Hem, taruh meja aja!"

Mataku membola melihat Rey menghisap sepuntung rokok, melipat kakinya seraya bermain dengan ponselnya. Aku sangat benci bau asap rokok. Kenapa laki-laki ini malah merokok?

"Rey, aku gak suka rokok!"

"Ya bagus, cewek lebih baik jangan merokok." Dia tak mengerti maksudku atau seolah-olah merasa tak berdosa.

Aku menghela napas gusar. "Maksudku aku gak suka cowok perokok. Mulai sekarang dilarang merokok di rumah ini!"

Dia dengan santainya menghisap kuat rokok itu kemudian mengeluarkan asapnya dari mulutnya ke udara.

"Mulai sekarang kamu harus terbiasa. Karena aku gak bisa lepas gitu aja dari rokok ini!" Kenapa malah dia yang menjadi mengatur? Ini adalah rumahku.

Rey mengambil cangkir berisi kopi itu, meniupnya sebentar kemudian meminumnya. "Ini kurang manis!"

"Eh, gula itu mahal."

"Besok aku beliin pabrik gula."

"Crazy."

Dia berdiri. "Apa kamu bilang?"

"Kenapa marah?"Aku tidak suka intonasinya saat bertanya. Ah, mungkin ini karena aku berkata dia gila.

Matanya terus memicing. Aku menghentakkan kaki di depannya tiga kali. Tapi, tak dihiraukan. Nasib ini memang benar-benar sial. Aku mengutuk diri sendiri.

Laki-laki yang kini sudah sah menjadi suamiku itu benar-benar tak ada sama sekali masuk dalam tipe cowok yang aku idamkan selama ini.

Kaya juga tidak, pengangguran, hidung belang, otak mesum, pemalas, perokok juga. Astaga, aku duduk di meja makan dengan pandangan menunduk ke bawah. Bukan pernikahan dengan laki-laki seperti ini yang aku inginkan. Aku selalu berharap kelak ada pangeran tampan, yang akan mengentaskan dari kemiskinan. Namun, malah sebaliknya.

Tak selang lama Rey masuk, mendekat dengan duduk dikursi dekat tempat dudukku. Dia membalik piring yang sudah aku tata rapi. Matanya memicing melihat masakan yang ada di depan mata.

"Cuma ini lauknya?" Dahinya berkerut.

Memang hanya ada nasi, ikan goreng, dan oseng kangkung sebagai sayurnya di meja makan. Itu pun membuatku sudah bersyukur.

"Harusnya makan itu empat sehat lima sempurna!" Aku memukul dahi. Kenapa laki-laki ini banyak menuntut? Sudah bagus dikasih tumpangan hidup. Aku hanya terdiam menatap sinis padanya. Apakah dia sadar? Ah, sepertinya tidak.

"Ambilkan! Aku sudah lapar."

Oh tidak, aku memejamkan mata dan menghembuskan napas. Sabar. Satu kata yang mudah diucapkan namun berat dipraktekkan saat orang menerima ujian.

Aku mengambilkan nasi dipiringnya. "Itu sayur apa?"

"Oseng kangkung." Aku menuangkan keatas nasi dipiringnya. Kemudian duduk kembali.

"Kangkung kamu bilang?" Raut wajahnya berubah berkerut. Aku mengangguk. Memang kenapa dengan kangkung? Kenapa dia seperti tak menyukainya?

"Kamu cobain dulu deh! Itu enak banget," saranku. Aku mengambil satu ikan goreng dan menaruhnya di piring.

"Kamu ngasih makan aku kangkung?" Mulutnya mengerucut. Sumpah rasanya ingin mengucir dengan karet pembungkus nasi, agar bisa diam tanpa banyak protes.

"Aku punyanya cuma sayuran itu. Lagian gizi yang terkandung didalamnya juga banyak. Vitamin A, vitamin B, C, D ...."

"Iya digenapin aja sampai vitamin Z," sahutnya. Aku mengernyit. "Nanti malam akan menjadi malam panjang kita. Kamu sengaja memberiku makan kangkung, biar tidur terus gitu? Gak sekalian aja kamu ngasih aku makan terong? Biar lemes, dan kamu gak jadi menunaikan kewajibanmu sebagai istri."

"Hei apa maksudmu?" teriakku.

Aku memegangi dada ini. Menunaikan kewajiban, kewajiban apa? Aku menggigiti bibir bawahku seraya menatapnya sinis. Ah, dia tersenyum menyeringai. Wajahnya semakin mendekat. Aku hanya mampu menggelengkan kepala dan memejamkan mata

"Jangan cium aku! Aku belum siap."

Aku bisa merasakan betul hembusan napasnya mengenai pipiku. Oh tidak, jantung seperti ingin lepas dan berlari dari sarangnya.

Kenapa lama sekali? Perutku sudah berbunyi. Aku mengintip dengan membuka sedikit mata ini. Ah, dia hanya terdiam didepan wajahku.

"Ih," Aku mendorongnya ke belakang dan langsung menyendok makanan yang ada di depan mata. "Pokoknya jangan sentuh aku!"

"Aku tak yakin kamu menolakku. Diluar sana, banyak wanita yang ingin merasakan sentuhanku dan diantara mereka pasti ketagihan. Aku yakin kamu juga pasti ketagihan."

"Ih," Aku memundurkan kepala. "Wanita macam apa itu? Apa mata dan hati mereka tertutup, memberikan cuma-cuma tubuh mereka pada laki-laki sepertimu?"

"Kamu tidak tau aja siapa aku?"

Aku memberikan senyum setengah padanya. "Kamu hanya laki-laki menyebalkan. Betapa sialnya nasibku telah bertemu dan menikah denganmu."

Dia mengusap gusar wajahnya. "Kamu tuh malah beruntung banget ketemu laki-laki sepertiku. Banyak wanita yang mengantri ingin menjadi istriku."

Aku mencebikkan bibir. Tingkat kepercayaan melebihi seorang dewa. Banyak yang mengantri? Hah, dia mungkin sedang bermimpi. Mana ada wanita yang mau menjadi istrinya. Ditumpangi hidup seperti ini. Gila, laki-laki ini benar-benar gila.

"Udah jangan dipikirkan! Makan yang banyak nanti kamu lemas."

"Lemas apa maksudmu?" Dia mengambilkan satu centong nasi dan menaruhnya dipiringku. Mulutku terbuka lebar. "Ini nasi terlalu banyak," teriakku.

"Aku tuh kuat loh sampai pagi. Aku hanya gak ingin kamu pingsan. Aktivitas itu benar-benar menguras energi."

"Heh aktivitas apa maksudmu?"

Dia malah tertawa geli dengan memegangi perutnya.

Halo masih adakah pecinta babang tamvan Reyhan?

1
Ridwan
Luar biasa
Sultan Arsyaq
visula Reyhan kurang keren tbor
Sastri Dalila
✅✅✅✅
Evi
itu terhitung besar thoor
rabiatul Ada. Wiah
Luar biasa
rabiatul Ada. Wiah
Buruk
Hari Saktiawan
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😂😂😂😂🤣🤣😂😂🤣😂🤣😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Septi Ardianto
Luar biasa
jeje
perempuan nya menyebal kan dan bodoh
jeje
cewe nya nyebelin banget
George Lovink
Ceritanya bagus banget...konflik yang ringan...pokoknya wuenakk dibaca dan nggak banyak bab 👍👍
pelangi_jingga🍁
👍👍
Susi Andriani
astaga🤭🤭🤭
Susi Andriani
guanteng🤭🤭🤭
Susi Andriani
ku sukalah
marBowo yuNi
Luar biasa
istrinya namjoon
ya Allah kata kata nya Rey",mampu menghamili "ialah tiap ada kesempatan selalu aja Leo masuk sang kar😂😂😂
istrinya namjoon
eh si Rey abis main gak mndi wajib dia,🤣🤣🤣
istrinya namjoon
aku langsung searching di google baru ngerti,ap ia si Rey suka gituan ya aplg yg cuma cuma🤔🤔🤔
istrinya namjoon
good kisser, setengah jam ciuman bisa pingsan tu sikinan.ap Rayhan murahan ya.aku suka klo crazy rich itu yg gak suka mainin cewek yang cool gitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!