NovelToon NovelToon
MIMPI MENGUASAI DUNIA

MIMPI MENGUASAI DUNIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Spiritual / Mafia / Matabatin / Dikelilingi wanita cantik / Si Mujur
Popularitas:726
Nilai: 5
Nama Author: Aira Sakti

Cerita ini hanya fiktif semata, hanya karangan belaka dari penulis, mohon maaf jika ada ke samaan nama & tempat.
Kisah seorang anak manusia yang mempunyai kelebihan dari anak-anak yang lain yang berjuang bertahan hidup setelah kematian yang tragis kedua orang tua nya yang menjadikan nya seorang penguasa dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TRAGEDI PEMBAINTAIAN DI DESA GERHANA DAN TERBUNUH KEDUA ORANG TUA GERHANA

Kehidupan Gerhana sehari-hari sangatlah bahagia bersama kedua orang tuanya yang sangat menyayanginya. Setiap pagi, mereka selalu sarapan bersama di meja makan, saling bertukar cerita dan berbagi tawa. Ibu Tita selalu menyiapkan hidangan lezat untuk keluarga, sementara Pak Amran selalu menceritakan kisah-kisah lucu yang membuat suasana menjadi hangat dan ceria. Sore harinya, mereka sering menghabiskan waktu bersama di teras rumah, menikmati teh hangat dan pemandangan matahari terbenam yang indah. Gerhana selalu membantu kedua orang tuanya dalam pekerjaan rumah, seperti menyapu halaman, menyiram tanaman, atau mencuci piring. Kasih sayang dan kehangatan keluarga selalu mewarnai hari-hari Gerhana, menciptakan kenangan indah yang tak terlupakan.

Sampai akhirnya, Gerhana menyampaikan maksud dan keinginannya kepada kedua orang tuanya bahwa dirinya ingin lebih mendalami ilmu agama dengan cara ikut belajar di pondok pesantren. Keinginan ini sudah lama terpendam di dalam hatinya. Sejak kecil, Gerhana selalu tertarik dengan ajaran agama dan merasa terpanggil untuk memperdalam ilmu agama agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain. Gerhana ingin belajar tentang Al-Quran, Hadis, Fiqih, dan ilmu-ilmu agama lainnya. Ia berharap bisa menjadi seorang ulama yang dihormati dan mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat.

Awalnya, kedua orang tuanya agak berat memberikan izin kepada anaknya. Mereka khawatir akan berjauhan dengan Gerhana dalam waktu yang cukup lama. Selama ini, mereka selalu bersama dan tidak pernah berpisah. Pak Amran dan Bu Tita merasa berat untuk melepaskan anak kesayangan mereka. Mereka takut Gerhana akan merasa kesepian dan tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru di pondok pesantren. Namun, dengan sabar Gerhana memberikan pengertian kepada kedua orang tuanya tersebut bahwa apa yang dipilih oleh Gerhana adalah demi untuk kebaikan dirinya dan juga agar bisa membuat kedua orang tuanya lebih bangga lagi kepadanya. Gerhana meyakinkan mereka bahwa dirinya akan belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak akan mengecewakan mereka. Ia berjanji akan selalu menjaga diri dan menghubungi mereka setiap ada kesempatan.

Pada akhirnya, walaupun dengan berat hati, kedua orang tua Gerhana pun menyetujui Gerhana untuk melanjutkan pendidikannya di pondok pesantren yang ada di daerah Jawa. Mereka berharap agar Gerhana bisa meraih cita-citanya dan menjadi orang yang sukses di masa depan. Mereka juga berharap agar Gerhana selalu ingat akan ajaran agama dan menjadi pribadi yang berakhlak mulia.

Tepat di Tahun 1990, saat inilah yang menjadi titik awal mulainya keinginan seorang anak desa untuk menguasai dunia. Terjadi peristiwa yang sangat tidak diinginkan oleh siapa pun juga. Hari itu adalah hari Sabtu yang sangat cerah di tahun 1990, di bulan Oktober. Langit biru membentang luas tanpa awan sedikit pun. Burung-burung berkicau riang di pepohonan. Udara segar memenuhi paru-paru. Tidak ada tanda-tanda akan datangnya malapetaka. Tidak ada orang yang akan melupakan kejadian tersebut, apalagi oleh anak yang bernama Gerhana. Atas kejadian itu lah yang membuat tekadnya menjadi kuat untuk bisa menguasai dunia ini, karena dengan begitu dia merasa tidak ada lagi orang yang akan berbuat seenaknya saja atau berbuat sewenang-wenang terhadap orang lain. Gerhana ingin menciptakan dunia yang aman, adil, dan sejahtera bagi semua orang.

Di hari Sabtu pagi yang cerah, seharusnya menjadi hari yang sangat menyenangkan buat semua orang. Keluarga-keluarga berkumpul, anak-anak bermain dengan riang, dan para petani bekerja di ladang dengan semangat. Tapi, justru di hari Sabtu itu lah malah menjadi hari Sabtu yang sangat mencekam dan menakutkan, dan akan selalu diingat olehnya semua orang. Karena di hari itu lah telah terjadi perampokan besar-besaran yang dilakukan oleh sekelompok orang yang menggunakan senjata api dan tidak segan-segan untuk menembakkan senjata api mereka kepada korbannya apabila korbannya tidak mau menuruti kemauan mereka. Para perampok itu datang dengan tujuan untuk merampas harta benda warga dan tidak peduli akan keselamatan nyawa mereka.

Banyak rumah warga yang menjadi korban dari aksi perampokan tersebut. Para perampok itu datang dengan menggunakan truk dan langsung menyebar ke seluruh desa. Mereka menjarah harta benda warga, seperti uang, perhiasan, elektronik, dan barang-barang berharga lainnya. Mereka juga melakukan tindakan kekerasan tanpa ampun, seperti memukul, menendang, dan mengancam warga dengan senjata api. Para perampok pun tidak segan-segan untuk menembak dan membakar rumah korbannya setelah mereka berhasil mendapatkan apa yang mereka mau. Mereka meninggalkan desa dengan membawa hasil rampokan dan meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi para korban. Desa yang dulunya damai dan tentram kini berubah menjadi lautan air mata dan kesedihan.

Sampai pada saat salah satu kawanan perampok tersebut memasuki sebuah rumah kediaman orang tuanya Gerhana yang bernama Pak Amran dan Bu Tita. Namun, disaat itu juga sang anak tidak ada dirumah, karena Gerhana sedang liburan sekolah di rumah pamannya yang ada di kota Palembang. Gerhana menghabiskan waktu liburan dengan bermain bersama sepupu-sepupunya dan mengunjungi tempat-tempat wisata di Palembang. Namun, di tengah kebahagiaan itu, sang anak yang memiliki kemampuan berbeda dari anak-anak yang lain merasa bahwa sanya kedua orang tuanya dalam keadaan bahaya. Gerhana merasakan firasat buruk yang membuatnya tidak tenang. Ia merasa ada sesuatu yang buruk akan terjadi pada kedua orang tuanya.

Maka, hari itu juga Gerhana memutuskan untuk pulang kerumahnya, guna untuk memastikan keadaan kedua orang tuanya. Gerhana merasa khawatir dan cemas akan keselamatan kedua orang tuanya. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika kedua orang tuanya dalam bahaya. Dengan perasaan cemas, Gerhana tidak henti-henti berdo'a, agar tidak terjadi apa-apa kedua orang tuanya. Ia berharap agar kedua orang tuanya selalu dalam lindungan Tuhan dan dijauhkan dari segala marabahaya.

Di tempat lain, di kediaman kedua orang tua Gerhana, kawanan perampok sudah masuk kedalam rumahnya kedua orang tua Gerhana. Mereka mendobrak pintu rumah dengan kasar dan langsung mengacak-acak seluruh ruangan. Sontak saja Pak Amran terkejut bukan kepalang melihat rumahnya telah didatangi kawanan perampok. Ia tidak menyangka bahwa desanya akan menjadi sasaran perampokan. Tanpa Pak Amran sadari bahwa kawanan perampok tersebut telah banyak merampok dirumah-rumah warga yang lain, bahkan sudah ada beberapa rumah warga yang juga dibakar olehnya para kawanan perampok tersebut. Pak Amran merasa ngeri dan takut akan keselamatan keluarganya.

Pak Amran sekuat tenaga untuk menghalangi para perampok tersebut. Ia mencoba melawan dengan menggunakan alat seadanya, seperti kursi dan meja. Namun, para perampok itu lebih kuat dan bersenjata. Ada salah satu perampok yang langsung saja mengacungkan pistolnya ke hadapan Pak Amran. Perampok itu mengancam akan menembak Pak Amran jika tidak mau menyerahkan harta bendanya.

DOR !!!!

DOR !!!!

DOR !!!!

Terdengar suara tembakan dari perampok tersebut yang dengan sangat angkuh dan tanpa perasan bersalah sedikit pun menembak senjata api nya tersebut ke arah Pak Amran, dan seketika itu pun juga Pak Amran roboh jatuh ke lantai akibat terkena tembakan dari perampokan tersebut. Darah segar mengalir deras dari luka tembak di tubuh Pak Amran. Sang perampok pun tertawa berbahaya melihat Pak Amran sudah jatuh tergeletak ke lantai. Ia merasa puas karena telah berhasil melumpuhkan Pak Amran.

Mendengar suara tembakan di dalam rumahnya, sontak saja membuat Bu Tita yang sedang berada di dapur kaget bukan kepalang dan langsung saja bergegas lari ke depan rumah. Ia khawatir akan keselamatan suaminya. Dan alangkah terkejutnya Bu Tita dengan apa yang baru saja dia lihat. Terdapat lebih kurang ada 4 orang yang sedang memegang senjata api dan ada satu orang yang sedang tergeletak dilantai dengan kondisi bersimbah darah. Itu adalah suami tercinta Pak Amran. Bu Tita tidak bisa menahan air matanya melihat suaminya tergeletak tak berdaya di lantai.

Melihat suaminya yang tergeletak di lantai dengan bersimbah darah akibat tembakan peluru dari salah satu perampok, sontak membuat Bu Tita menjerit sekuat-kuatnya dan meraung-raung menangisi suami yang sudah ditembak oleh perampok. Ia tidak percaya bahwa suaminya telah menjadi korban kebrutalan para perampok. Melihat semua itu, kawanan perampok pun langsung bergegas membagi tugas mereka untuk segera masuk kerumah Pak Amran mencari barang berharga yang dapat mereka ambil dan satu orang masih berjaga diluar dan terus menerus memperhatikan Ibu Tita. Mereka ingin segera mendapatkan harta benda yang mereka inginkan dan melarikan diri dari desa tersebut.

Tiba-tiba, entah apa yang dipikirkan oleh perampok tersebut, tanpa aba-aba perampok tersebut langsung saja mendekatkan diri nya ke Ibu Tita. Sontak Ibu Tita kaget melihat perampok tersebut mendekati diri nya dengan tatapan yang berbeda, bagaikan seekor singa yang sedang menatap mangsa nya dengan sangat nafsu. Ibu Tita merasa takut dan jijik melihat tatapan perampok tersebut.

Melihat perampok itu sudah ada didekat nya, Bu Tita pun segara berdiri untuk menjauh diri nya dari perampok tersebut. Ia tidak ingin menjadi korban kebrutalan perampok tersebut. Namun, disaat Bu Tita sudah berhasil berdiri, tiba-tiba dari arah belakang sudah muncul satu perampok dari dalam rumah. Perampok itu menghalangi jalan Bu Tita untuk melarikan diri.

Dengan memegang senjata api, langsung saja perampok tersebut menodongkan senjata api nya kehadapan Ibu Tita agar Ibu Tita tidak bergerak dan berbuat apa-apa. Perampok itu mengancam akan menembak Bu Tita jika ia berani melawan.

Dan benar saja, setelah sadar diri nya sudah ditodongkan senjata api dari belakang, langsung membuat Ibu Tita diam tak bergerak sejenak. Ia tidak berani melawan karena takut akan ditembak oleh perampok tersebut.

Melihat kejadian tersebut, sangat perampok yang tadi nya ingin mendekati Bu Tita pun tersenyum senang karna mangsa nya kini sudah tidak berdaya lagi akibat ditodongkan senjata api oleh teman nya. Ia merasa puas karena telah berhasil menjebak Bu Tita.

Tanpa banyak bicara, sang perampok pun langsung membawa paksa Ibu Tita masuk kedalam rumah dan di bawa langsung ke kamar, guna melancarkan niat nya kepada Ibu Tita. Perampok itu ingin memperkosa Bu Tita.

Walaupun Ibu Tita berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari perampok tersebut, tapi karna Ibu Tita kalah tenaga karna ya memang besar lah tenaga laki-laki dibandingkan wanita akhirnya Ibu Tita pun berhasil dibawa paksa untuk masuk kedalam kamar. Perampok itu menyeret Bu Tita ke dalam kamar dan menguncinya dari dalam.

Sementara para perampok yang lain pun sudah berhasil mengambil barang-barang yang dianggap mereka berharga, mulai dari uang, perhiasan dan benda-benda yang menurut mereka bisa mereka jual. Mereka mengumpulkan semua harta benda itu ke dalam karung dan bersiap untuk melarikan diri dari desa tersebut.

Di dalam kamar, perampok tersebut langsung saja melemparkan Ibu Tita di sebuah kasur dan setelah Ibu Tita terlempar di kasur tersebut langsung saja sang perampok itu tertawa puas, karna melihat sang mangsa Ibu Tita sudah tergelatak tak berdaya di atas kasur. Ia merasa senang karena telah berhasil menguasai Bu Tita.

Tapi ada satu hal yang perampok itu tidak sadari bahwa ibu tita tadi sebelum keluar dari dapur untuk kedepan rumah melihat kejadian tersebut, dia telah menyimpan satu pisau kecil yang sangat tajam di balik saku baju nya. Bu Tita menyembunyikan pisau itu dengan harapan bisa melarikan diri dari perampok tersebut.

Menunggu kesempatan yang pas, langsung saja Bu Tita menikamkan pisau tersebut ke leher nya perampok, dan membuat perampok tersebut menjerit kesakitan. Perampok itu memegangi lehernya yang berdarah dan terjatuh ke lantai.

Mendengar jeritan dari teman nya yang berada di kamar, salah satu perampok berinisiatif untuk masuk kedalam kamar tersebut, guna memastikan apa yang sedang terjadi di dalam kamar. Ia merasa curiga karena jeritan temannya terdengar sangat mengerikan.

Namun sayang, kamar tersebut dalam keadaan terkunci dari dalam ya memang dikunci dari perampok yang ada di kamar tersebut agar Ibu Tita tidak kabur dari kamar. Perampok itu berusaha mendobrak pintu kamar, namun tidak berhasil.

Melihat pintu kamar yang terkunci dari dalam, langsung saja perampok tersebut menembak ke arah pintu untuk membuka pintu kamar tersebut.

DOR !!!!!!

DOR !!!!!!

DOR !!!!!!

Bu Tita pun setelah berhasil menikam leher nya perampok tersebut berniat untuk melarikan diri dengan mencoba membuka pintu kamar, namun sayang karna panik ibu Tita tidak dapat membuka pintu kamar dengan benar. Ia merasa takut dan putus asa.

1
Ricky Adhitya
LAH WONG KAYU AGONG AUTHOR 🤣🤣🤣
Aira Sakti: wong kayu agung jugo apo lor ?
jangan lupo enjok jempol nyo samo bagi-bagi hadiahnyo yo lor...
🤣🙏👍
total 1 replies
Graziela Lima
Nggak nyangka
Zuzaki Noroga
Asik banget!
Aira Sakti: Terima Kasih
🙏👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!