USAI

Dalam tidurnya, samar-samar Aira mendengar suara tawa putri semata wayangnya dari luar kamarnya. Dengan mata yang masih tertutup Aira meraba-raba tempat tidurnya memastikan putrinya masih tidur di sampingnya.

Aira langsung membuka matanya ketika ia menyadari jika putrinya sudah tidak ada di sampingnya, ia pun beranjak dari tempat tidurnya menghampiri sumber suara tawa Chelsee.

"Hi, morning byy." Sapa Reza yang tengah bermain petak mumpet bersama Chelsee, ia menghampiri Aira memberi kode untuk bersama-sama mencari Chelsee yang sedang bersembunyi di samping sofa.

"Chelsee di mana ya mah?" ucap Reza berpura-pura tidak mengetahui keberadaan Chelsee.

"Ia Chelsee di mana ya? kok di sini tidak ada?" Aira pun ikut berpura-pura tidak mengetahui keberadaan putrinya, namun keduanya melangkah mendekat ke arah sofa.

"Nah ini dia Chelseenya." Reza memeluk Chelsee yang tengah bersembunyi di samping sofa, Chelsee pun tertawa terbahak-bahak karena Reza dan Aira berhasil menemukannya.

Seharian penuh mereka berdua menemani Chelsee bermain, mulai dari bermain masak-masakan hingga bermain make up.

"Byy, nanti malam temani aku datang di acara ulang tahun temanku ya." Pinta Reza.

"Dimana?" Tanya Aira.

"Senayan. Mau ya byy, aku mau mengenalkanmu pada teman-temanku." Bujuk Reza, Aira menganggukan kepalanya menyetujui ajakan Reza.

"Lalu kapan kita ke Bandung?" Tanya Aira.

"Setelah Chelsee ujian ya, bukankah sebentar lagi dia akan ujian tengah semester? Biar sekalian kita bahas acara pertunangan dan pernikahan kita."

"Okay." Aira menganggukan kepalanya, menyetujui semua usulan rencana Reza.

"Ya sudah kamu mandi sana, siap-siap." Ucap Reza dengan nada perintah.

"Masih jam setengah tiga byy." Aira masih enggan untuk beranjak dari tempat duduknya.

"Kita ke kostan aku dulu, aku mau ganti baju sekalian ganti motor."

"Motor?"

"Iah, aku mengenalkanmu pada teman-teman komunitasku. Sudah sana cepat mandi."

"Ia ia ia, bawel." Gerutu Aira, dengan sedikit rasa malas akhirnya ia beranjak dari tempat duduknya untuk bersiap.

Setelah empat puluh lima menit Aira kembali menghampiri Reza yang tengah menemani Chelsee tidur siang.

"Tadi nyuruh siap-siap, eh dia malah tidur." Gumam Aira.

"Siapa yang tidur? ketiduran, karena kamu lama sekali." Omel Reza.

"Ya sudah yuk." Reza menggandeng tangan Aira keluar dari kamar Chelsee.

Sebelum pergi, tidak lupa Aira menitipkan Chelsee pada asisten rumah tangganya dan pada karyawan wanitanya.

"Wind, Ren aku titip Chelsee ya." Ucap Aira.

"Baik Bu Aira, Chelsee aman bersama kami." Ucap Winda.

"Terima kasih, aku pergi dulu ya." Aira menyusul Reza yang telah menunggunya di dalam mobil.

"Mba Wind, Bu Aira sekarang semakin sexy ya?" Reni mengomentari penampilan Aira yang semakin berani mengenakan pakaian terbuka. Pasalnya ia sempat terkejut melihat Aira menggunakaan crop top dan short ripped jeans.

"Entahlah Ren." Winda enggan membahasnya, ia memilih untuk meneruskan pekerjaannya.

Sementara itu di tempat berbeda Aira dan Reza telah sampai di kostan Reza, Reza mengajak Aira untuk masuk ke dalam.

"Aku tunggu di sini saja ya." Aira menunjuk pada sofa ruang tamu yang terdapat di kostan Reza.

"Di situ nanti banyak cowok yang menggodamu, ayo masuk." Reza menarik tangan Aira masuk ke dalam kamar kostnya, Aira tak dapat menolak ajakan Reza ia pun menurut masuk ke dalam kostan Reza.

Di dalam kamar Reza langsung membuka pakaiannya, kemudian ia menaruh baju kotornya di dalam keranjang laundry, ia berjalan mendekat ke arah Aira.

Jantung Aira berdegup kencang, keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya saat Reza yang setelah telanjang berada tepat di hadapannya, menatapnya tajam.

"Ka-kamu mau apa byy?" Tanyanya terbata-bata.

Reza tersenyum melihat wajah Aira yang mulai pucat.

"Kamu berdiri di depan lemari bajuku." Ucap Reza dengan santai, seketika Aira menoleh kebelakang.

"Ohh.. sorry." Aira langsung bergeser agar Reza bisa mengambil pakaian serta handuknya.

"Aku mandi dulu ya, kamu nonton TV saja dulu, remotenya ada di atas meja kerjaku." Ucap Reza, kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi.

Tak butuh lama bagi untuk Reza membersihkan tubuhnya, lima belas menit kemudian ia keluar dengan pakaian lengkapnya.

"Yuk jalan." Reza menggandeng tangan Aira keluar dari kamar kostnya, di luar kamar kost rupannya teman-teman Reza sedang berkumpul, ia mengenalkan Aira sebagai calon istrinya kepada teman-teman kostnya.

"Di sini bebas ya byy?" Tanya Aira saat mereka jalan menuju garasi, ia melihat beberapa teman Reza membawa masuk pasangannya ke dalam.

"Ya begitulah, yang penting tidak telat membayar uang kostan haha." Jawab Reza santai.

"Byy, apa kamu pernah membawa seorang wanita ke dalam kostanmu?"

"Tadi aku baru saja memasukanmu ke dalam kamar kostan aku." Jawab Reza sambil tersenyum.

"Bukan itu maksud aku, wanita lain selain aku."

"Dulu dua tahun yang lalu, mantanku pernah main ke kostanku."

"Apa kalian pernah...."

"Jujur saja aku pernah melakukannya, tapi denganmu aku tidak akan pernah memintanya sebelum nanti kita sah. Maaf ya ada bagian dari masa laluku yang kurang baik, tapi sekarang aku ingin memperbaikinya bersamamu." Reza membatu Aira mengenakan helm dan jaket.

"Ia byy, perbaiki sama-sama ya. Aku juga punya masa lalu yang tidak begitu baik." Ucap Aira.

"Oh ia byy, ini kartu identitasmu." Aira menyerahkan KTP dan SIM milik Reza yang ia titip kemarin saat hendak masuk ke SUGBK, Reza yang malas membuka dompetnya menitipkan kartu identitasnya kepada Aira.

"Gampanglah, kamu saja dulu. Ayo naik!!" Reza meminta Aira untuk segera naik ke atas motor harleynya.

Sebelum ke Senayan, Reza mengajak Aira berkeliling dengan menggunakan harleynya.

"Acara temanmu jam berapa byy?" Tanya Aira.

"Tidak ada jamnya, bebas. Hanya acara nongkrong saja sekalian malam mingguan." Jawab Reza, ia meminta Aira untuk mempererat pegangannya karena ia ingin menambah kecepatannya.

"Byy, aku takut."

Reza merasakan jika Aira nampak ketakutan, namun ia semakin mengerjainya dengan kembali menambah kecepatannya.

Aira memasang wajah kesalnya saat Reza menepikan motornya di tempat tongkrongan teman-temannya.

"Kamu makin cantik jika ngambek." Goda Reza.

"Tadi aku hanya ingin di peluk olehmu, maaf ya. Udahan dong cemberutnya, enggak enak sama teman-temanku."

"Siapa suruh mengerjaiku."

"Ia aku minta maaf byy, ayo dong senyum lagi!" Reza menggandeng masuk ke tempat tongkrongan teman-temannya, sesuai janjinya ia mengenalkan Aira dengan semua teman-temannya.

Aira yang notabennya wanita rumahan agak asing berada di tengah-tengah Reza dan teman-temannya, terlebih dengan pekatnya asap rokok serta banyaknya minum minuman beralkohol membuat Aira merasa tak nyaman.

"Ayolah byy sedikit saja, tidak enak dengan teman-temanku." Reza meminta Aira untuk minum vodka.

"Aku tidak pernah minum ini byy." Tolak Aira.

"Ayolah byy, hanya satu gelas tidak akan membuatmu mabuk. Aku minum tiga gelas baik-baik saja kok, please come on byy." Bujuk Reza kembali, karena Reza terus memaksa akhirnya Aira pun mencobanya, rasanya terlalu asing di mulut Aira, ia hanya mampu meminum seteguk saja.

Melihat jam di tangannya telah menunjukan pukul 23.00 WIB, Aira mengajak Reza untuk kembali pulang.

"Nanti ya byy, sebentar lagi." Reza masih asik mengobrol dengan teman-temannya hingga pukul 01.00 WIB barulah Reza mau di ajak pulang oleh Aira.

"Byy semua itu ada waktunya, aku tahu prioritas kita Chelsee tapi kita juga butuh me time."

Di depan kediaman Aira, Reza menyatakan keberatannya dan ketidak sukaannya pada Aira yang sepanjang mereka nongkrong bersama teman-teman Reza, Aira terus menerus meminta pulang.

"Kamu benar-benar tidak asik." Reza pergi meninggalkan kediaman Aira dengan wajah kesal.