TAK KUSANGKAH, AKU AKAN JATUH CINTA PADA SICULUN ITU.
Itulah yang menggambarkan, apa yang dirasakan oleh seorang milionare kaya, Zain Pratama.
Penghianatan yang dilakukan mantan kekasihnya Clara, membuat Zain berniat membalas rasa sakit hatinya, dengan menikahi adik angkat dari Clara, Ariana.
Tak disangka cinta tumbuh dihati seorang Zain. Tanpa mengakui perasaannya diam-diam, dia begitu mencintai istrinya. Lika-liku kehidupan berumah tangga mereka dimulai, dengan Clara yang ingin kembali pada mantan kekasihnya.
Jebakan yang dibuat Clara, pada Ariana? membuat Zain menggugat cerai istrinya, hingga rumah tangga mereka berakhir dengan perceraian, disaat Ariana tengah mengandung.
Berpisah bertahun-tahun, dan takdir mempertemukan mereka kembali. Dengan Ariana sudah menjadi perancang kelas dunia, dan Zain sudah memiliki seorang kekasih. Ikuti kisahnya, bagaimana takdir mempersatukan cinta mereka kembali.
Dan nantikan juga penyesalam seorang Celine, yang tidak menyangkah Ariana adalah, anak yang dia cari selama ini.
IG.Popy_ yanni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon popyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penasaran.
Zain terus mentap Ariana dengan pandangan yang sulit diartikan, dan tanpa dia sadari bibirnya sudah berada dekat dengan bibir istrinya, dan bermaksud untuk mencuri ciuman. Tapi tiba-tiba saja dia menghentikan gerakannya, saat mendengar suara rintihan Ariana dalam tidurnya.
"Tidak! kumohon jangan menyentuhku, jangan menyentuhku? jangan menyentuhku. Ibu...!! aku mohon, tolong aku, tolong aku ibu?!" Ucapnya dengan mata masih terpejam, dan deraian airmata yang sudah membasahi pipi.
"Hei culun?! bangun, bangun, hei bangun?!" Seru Zain dengan menepuk-nepuk pelan pipi gadis itu, tapi Ariana tak kunjung terjaga dari tidurnya.
Seketika Ariana terjaga dari tidurnya, dengan napas yang tak beraturan, dan cucuran keringat yang sudah membasahi dahinya. Seraya langsung memeluk Zain, menumpakan semua tangisannya.
"Tolong aku, aku takut, aku takut, aku takut." Pintanya dalam tangisan, hingga bahu itu ikut bergetar karena rasa takut yang teramat sangat.
"Tenanglah, aku tidak akan membiarkan orang melukaimu." Dengan membalas pelukan istrinya, menenangkan dari tangisnya.
Masih terus menangis, dan menangis dalam pelukan suaminya, hingga membuat zain sedikit bingung, dan bertanya dalam hati, ada apa dengan gadis ini. Dan ketika merasa sudah tenang, Ariana kembali tertidur dengan damainya, dalam pelukan lelaki tampan itu.
"Hei..bangun?! bangun..?!" Panggil Zain dengan menepuk pelan pipi istrinya, tapi Ariana tak kunjung terjaga dari tidurnya.
Apakah gadis ini, menyimpan banyak hal yang tidak diketahui siapapun?" Gumamnya yang terlihat begitu penasaran, dengan apa yang dialami oleh Ariana.
Setelah larut dalam pemikirannya selama beberapa menit, zain memutuskan untuk membaringkan Ariana, pada ranjang kingsizenya.
"Tidurlah, dan semoga saja mimpi burukmu itu tidak akan pernah datang lagi, dalam tidurmu." Gumamnya dengan mencium pucuk kepala Ariana, dan berbaring disebelahnya.
****
Matahari telah tersenyum menyapa bumi, setelah kegelapan menghilang secara sempurna ditelan bumi. Cahayanya begitu menyilaukan, hingga membuat lelaki tampan itu terpaksa membuka matanya, saat tak sanggup menghalau cahaya matahari yang begitu menyilaukan mata.
Saat akan beranjak dari tidurnya, dia merasakan sebuah pelukan, yang menghambatnya untuk bangun. Seketika senyuman kecil nayaris tak terlihat diwajah tampan itu, saat mendapati Ariana memeluknya, dengan begitu erat. Tatapan matanya, menatap dengan intens wajah cantik yang masih tidur dengan begitu pulas, dan perlahan jarinya mulai menyentuh bibir, dan helaian rambut yang menutupi sebagian wajah gadis itu. Dan ketika dia akan mendaratkan kecupan dibibir istrinya, terdengar suara telepone pada phonsel miliknya, yang membuat zain terlihat begitu kesal.
Zain: Hallo ada apa?! kenapa kau pagi-pagi kau sudah menelpone?" Dengan nada, yang terdengar kesal.
Adam: Maaf Tuan? tapi pagi ini kita ada rapat penting dengan para pemegang saham, lagipula ini sudah jam delapan.
Zain: Apa?!" Dan dia begitu, terkejut.
Kenapa kau tidak membangunkanku, bodoh?!" Dengan nada yang terdengar kesal.
Adam: Ini sudah puluhan kali, saya menelpone anda, Tuan?! coba lihat panggilan masuk, dan tadi saya sudah meminta para pelayan untuk membangunkan anda, tapi Tuan tak kunjung bangun, begitupun juga dengan Nona Ariana.
Menghembuskan napas kasar, saat mendengar ucapan sekretarisnya.
Zain: Tunggulah, sedikit lagi aku akan turun.
Adam: Baik Tuan." Jawabnya, dengan langsung mematikan phonselnya.
Menurunkan tangan Ariana yang tengah memeluknya dengan perlahan, dan berlalu kekamar mandi guna membersikan diri.
Zain melepaskan helaian benang yang membalut tubuhnya, hingga tubuh seksi itu kini dalam keadaan polos. Dibawah kuncuran air kran yang tengah membasahi tubuhnya, bayangan Ariana yang terlihat begitu cantik, kembali melintas dalam pikirannya. Rambut hitamnya yang indah, matanya yang begitu damai saat terpejam, bibir mungilnya, dan dadanya yang mampu membangkitkan gairahnya sebagai laki-laki normal, dan membuatnya terlihat gelisah.
"TIdak-tidak?! ini tidak boleh terjadi, dan apa yang aku pikirkan. Kenapa pikiranku, jadi mesum begini pada siculun itu?! dan kenapa miliku jadi menegang begini, saat mengingat semalam kami sudah tidur bersama. Tidak?! aku tidak boleh jatuhcinta padanya, dia sama sekali bukan tipeku. Dan ingat Zain?! alasan apa yang membuat kamu menikahinya, ingat hanya untuk membuat hidupnya menderita. Yaa?! siculun itu, harus menanggung penghianatan yang dilakukan Clara padaku. Dan aku akan membuat hidupnya, menderita." Gumamnya,
dengan kembali melanjutkan mandinya.
Hembusan angin menerbangkan tirai tipis, yang telah disingkap oleh sang pemilik kamar. Matanya perlahan terbuka, saat cahaya sang surya menyilaukan mata yang masih setia terpejam.
Kedua mata itu terbuka sempurna, dan merasakan sedikit ada yang janggal, dimana tempatnya berbaring. Dan Ariana begitu terkejut, saat mendapati tubuhnya berada diatas ranjang. Dan dengan kesadaran yang belum sepenuhnya, Araa beranjak dari tempat tidur, dengan berbagai pertanyaan dalam dirnya.
"kenapa aku bisa berada disini? dan apa yang telah terjadi, semalam. Apakah aku sudah tidur, dengannya? tapi bagaiman bisa? bukankah, semalam aku tidur ditikar ini. Dan dimana, kacamata minusku?" Ucapnya dengan terus melangkah, dengan pandangan yang sedikit kabur, mencari kacamatanya.
Kini Zain sudah terlihat tampan dengan stelan jas berwarna hitam, yang ia padukan dengan dasi berwarna senada sebagai pelengkap penampilannya. Rambutnya yang masih basah, sengaja dibiarkan berantakan, yang menambah kesan seksi pada lelaki tampan itu.
Berlalu dari ruang ganti, dan mendapati Ariana tengah mencari sesuatu, dengan tangannnya mencoba untuk meraba-raba. Mengusap kasar wajahnya, saat sekali lagi dia mendapati kecantikan istrinya yang tampak begitu alami, dan dia begitu mengagumi kecantikan gadis itu, dibalik kacamata tebal , dan penampilannya yang begitu sederhana, yang selama ini menutupi itu semua.
"Dia sangat cantik, walaupun tanpa piolesan sedikitpun. Dan kenapa aku jadi bergairah begini? dan ingin sekali melakukan itu dengannya.Tidak?! sampai kapanpun, itu tidak boleh terjadi. Dan aku harus tetap pada, tujuan utamaku." Gumamnya pelan, dengan mengambil kacamata Araa, dan memberikan pada gadis itu.
