Alexa Alvarez, seorang gadis yang tomboi, ceria, ahli bela diri, jenius tapi sangat ceroboh.
Javier Hernandez, tunangan asli Alexa yang belum pernah ditemuinya, Zaidan Hernandez, pria datar, kejam dan arrogan, Dia CEO ZH, Crops, yang juga Paman Javier, dan pria yang tidak sengaja tidur dengan Alexa.
Sampai suatu saat, Alexa salah mengenali, Zaidan sebagai tunangannya dan Javier sebagai CEO ZH, Crops.
Kisah mereka pun dimulai, antara Alexa, Zaidan dan Javier yang salah target.
Bianca, adik sepupu dari Javier, musuh dalam selimut Alexa.
Bianca orang yang hidup kembali, jadi Dia tahu cerita selanjutnya, yang selalu berusaha untuk membunuh Alexa agar bisa menjadi Nyonya besar Hernadez.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vhiy08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Nasehat Gara untuk Javier
"Apa kau baik-baik saja...?" Tanya Kenzo sambil menatap wajah Alexa.
"Tenang... Aku baik-baik saja..." Sahut Alexa dengan santai.
"Apa kau merasa sakit melihat kejadian di butik tadi?" Tanya Kenzo sambil memperhatikan raut wajah Alexa dengan saksama.
"Aku baik-baik saja, tidak merasa sakit, karena aku tidak mempunyai harapan lebih pada Dia, hanya sedikit kesal dan geram karena menurutku Bianca sengaja melakukan itu," Ucap Alexa sambil mengingat kejadian yang baru saja dialaminya.
"Sudah lupakan saja gadis itu, dia tidak penting," Sahut Kenzo datar dan kesal saat teringat kembali bagaimana Bianca berusaha memprovokasi mereka.
"Ada apa dengan ekspresi wajahmu itu? Apakah kau mulai jatuh cinta padanya?" Tanya Alexa dengan gaya yang menggoda sambil tertawa geli, hingga memperhatikan giginya yang gingsul dan lesung pipi disudut bibirnya terlihat sangat jelas
"Kau! Stop...!" Teriak Kenzo membuat Alexa menjadi terkejut.
"Hei... Ada apa? Apa kau terluka? Atau ada yang salah? Dimana?" Tanya Alexa panik sambil melepaskan sabuk pengamannya lalu segera memeriksa tubuh Kenzo, Kenzo yang merasa Alexa beberapa kali meraba tubuhnya membuat dirinya semakin menjadi semakin menegang.
"Hentikan Baby... Saat ini tubuhku sedang baik-baik saja, tapi, aku tidak bisa menjaminnya jika kau terus memeriksa tubuhku begini," Ucap Kenzo dengan wajah yang memelas.
"Honey, jika aku sedang menyetir, tolong jangan tertawa seperti tadi, itu tidak baik kalau tidak... Mungkin kita berdua bisa celaka..." Ucap Kenzo sambil tetap memegang tangan Alexa yang tadi sempat meraba tubuhnya.
"Hah... Memangnya kenapa?" Tanya Alexa sambil mengerutkan dahinya bingung.
"Jantungku tidak baik-baik saja melihatnya, dan fokusku juga bisa hilang..." Sahut Kenzo putus asa, hanya dengan begitu Dia bisa mengalihkan perhatian Alexa dari kejadian di butik tadi.
Dalam hatinya pun, Kenzo sangat geram dan emosi melihat sikap Javier yang terlalu kaku dan Bianca yang pandai memanipulasi keadaan.
Jika, mereka sedang tidak buru-buru, maka bisa Kenzo pastikan Javier akan tidak baik-baik saja.
Ada rasa resah didalam hatinya, sejujurnya jauh didalam hatinya, Kenzo sangat takut jika perjodohan itu terus berlanjut, Dia khawatir Alexa tidak bahagia.
Walau sebenarnya Dia juga tahu, jika, Alexa tipe wanita yang cuek dan tidak mudah jatuh cinta, hidupnya yang rumit mengajarkannya untuk tidak bergantung pada siapapun.
Hidup dengan logika, mengandalkan diri sendiri, mandiri dan datar.
Tapi, tetap saja dirinya tidak bisa menerima jika hidup Alexa akan diabaikan hanya karena orang ketiga yang bisa memanipulasi keadaan dan mengambil keuntungan darinya.
*
*
*
Plakkkk
"Apa yang telah kau lakukan! Sampai-sampai kami sebagai orang tua mendapatkan surat seperti ini?" Ucap Dirga emosi dengn wajah yang memerah.
Arleta hanya menangis dalam pelukan Serly, baru saja Dirga menampar pipinya karena sangat kesal dengan sikapnya yang terlalu berani dan kurang ajar.
"Apa kau tahu?! Jika kau tidak berubah kau bisa dikeluarkan dari sekolah, dari awal aku sudah memperingatkanmu, untuk tidak ikut pergaulan yang menyesatkan... Lihat sekarang apa yang terjadi?" Lanjut Dirga lagi.
"Kau memang benar-benar telah membuktikan jika darah seseorang ikut mempengaruhi sifatnya," Ucap Dirga sambil melemparkan gelas kedinding.
"DIRGA CUKUP...! Cukup...!!! Aku mohon jangan lanjutkan lagi..." Ucap Serly dengan raut wajah yang ketakutan dan bercampur cemas.
"Mengapa? Apa kau takut dengan kelanjutan kalimat ku tadi?" Ucap Dirga sambil menyeringai seram.
"CUKUP...! Aku tidak akan pernah cukup, lihat! Lihatlah anak yang aku besarkan dan kau didik ini, kau tahu apa saja yang telah Dia lakukan, tapi kau hanya diam dan melindungi nya!" Teriak Dirga sambil menunjuk wajah Serly.
"Apa yang Dia tahu...! Hanya berfoya-foya, pergi ke club', berpesta, selain itu apa yang Dia tahu, selain ilmu kelicikan dan trik-trik kotor... Dengan didikan dari mu ini mau kau jadikan apa Dia hah...? Apa kau akan mendidiknya untuk menjadi seperti dirimu juga?" Tanya Dirga dengan raut wajah yang sudah menghitam.
"Apa salahnya aku memanjakan anakku...! Apa yang salah dariku? Aku wanita terhormat!"
"Katakan! Jika bukan aku yang memanjakan nya lalu siapa lagi! Lagi pula satu hal yang sangat wajar jika ada seorang ibu yang selalu melindungi anaknya... Apakah itu menjadi satu hal yang aneh untuk mu? Justru akan menjadi satu hal yang aneh jika ada orang tua yang membiarkan anaknya celaka..." Sahut Serly dengan berani, Dia seolah menjadi sosok yang lain saat ini, hilang sudah imej lembut dan anggun di dirinya seperti biasanya.
"Tapi karena itu Dia menjadi seperti sekarang ini! Ini karena didikan mu yang selalu mengajarkan untuk mengandalkan nama besarnya, karena itu Dia gadis kecil yang bahkan baru berusia belasan sekarang sudah menjadi seorang anak yang tidak bertanggung jawab, selalu mempunyai berbagai trik licik dan kejam dibelakang punggungnya, yang selalu melemparkan kesalahan pada orang lain, selalu memikirkan dirinya sendiri dan egois, selalu mencari keuntungan dalam setiap kesempatan..." Sahut Dirga dengan tatapan tajamnya.
"Itu lebih baik dari pada dirimu, seorang Daddy yang pengecut...!" Teriak Serly penuh emosi.
Plakkk
Suara tamparan terdengar nyaring diruangan itu, membuat Serly tertoleh kesebelas kanan dengan pipi yang masih memerah bekas tamparan dari Dirga.
Ini kali pertama Dirga membantahnya dengan lantang, berteriak bahkan memukulnya, selama 18 tahun mereka bersama Dirga selalu mengalah dan diam.
"Cukup Dad... Cukup... Ini salah Arleta... Arleta mengaku salah, jangan marah pada Mommy lagi, Arleta janji, Arleta akan berubah Dad..." Ucap Arleta sambil menjatuhkan dirinya kelantai dengan tatapan kosong melihat Dirga lalu beralih pada Serly yang masih tampak terdiam.
"Itu harus... Kau tahu aku sudah sangat banyak mengeluarkan hartaku untuk mu! Untuk pendidikan mu! Untuk mu berfoya-foya dengan orang yang kau anggap sahabat itu, sekarang hanya tersisa satu kesempatan lagi untukmu," Ucap Dirga tegas dan dingin.
"Olimpiade matematika, hanya itu, jangan sampai kau kehilangan kesempatan itu juga, jadi jaga sikapmu, sekali lagi kau membuat masalah aku tidak akan segan-segan melemparkan mu ke penjara atau kembali pada keluarga Mommy mu.." Ucap Dirga datar.
"Kepala sekolah sudah memberitahu jika, kau sudah sering melakukan kekerasan, perundungan, bahkan bertindak licik pada teman-teman mu... Sekarang aku hanya memberikan satu kesempatan saja, jika kau melanggar lagi maka kau silahkan pergi dari rumah ini..." Ucap Dirga tegas, lalu menatap sekilas pada Serly yang masih tampak shock karena kemarahannya.
*
*
*
"Apa! Tuan benar-benar mengatakan itu pada Nona Alexa? Tuan meminta Nona Alexa untuk memberikan gaun miliknya pada Nona Bianca?" Ucap Gara shock.
"Iya... Karena aku tidak tahan dengan rengekan Bianca, kau tahukan, jika keinginannya itu belum terpenuhi maka Dia tidak akan berhenti merengek..." Sahut Javier sambil mengangkat wajahnya dari berkas ditangannya.
"Apakah tindakan ku itu salah?" Tanya Javier sambil menutup map ditangannya.
"Salah... Tentu saja salah Tuan..." Sahut Gara dengan sabar.
"Kalau begitu izinkan saya bertanya pada Tuan..." Ucap Gara lagi sambil melangkah mendekati meja kerja Javier.
"Anda siapanya Nona Alexa?" Tanya Gara sambil mengamati ekspresi wajah Javier.
"Bukankah kau sudah tahu, aku ini tunangannya..." Sahut Javier dengan suara yang bergetar dan wajah yang tampak malu-malu sambil membuang mukanya kesamping menghindari tatapan Gara.
"Ok... Baiklah... Lalu Nona Bianca siapa Anda?" Tanya Gara lagi dan masih tetap berdiri tegap di posisinya semula dengan ekspresi wajah yang sama pula.
"Hei pertanyaan macam apa itu, kau jelas tahu jawabannya, Dia itu sepupuku..." Sahut Javier dengan cepat dan langsung menatap Gara dengan raut wajah yang kesal.
"Tuan jelas tahu posisi mereka, tapi mengapa Tuan terlalu bias pada Nona Alexa..." Sahut Gara sambil tersenyum tipis melihat ekspresi tidak suka yang tercetak jelas pada Javier saat dirinya menanyakan siapa Bianca baginya.
"Apakah aku telah menyakitinya?" Tanya Javier pelan.
"Coba seandainya yang berada dalam posisi itu Anda sendiri? Menurut Anda bagaimana perasaan Anda?" Tanya Gara balik.
"Yang pasti marah... Tapi, menurutku mungkin juga tidak, bukankah aku mendapatkan gantinya yang lebih baik, bahkan bukan hanya satu tapi 3..." Sahut Javier.
"Tuan... Jika tunangan Anda lebih memihak orang luar, bagaimana perasaan Anda?" Tanya Gara.
"Emosi dan... Dan dadaku tiba-tiba terasa sesak dan disini terasa panas dan sakit..." Ucap Javier sambil meraba dadanya dan kembali teringat saat pertemuan dirinya dengan Alexa sewaktu di bar hari itu.
"Itu juga yang dirasakan oleh Nona Alexa saat ini, Tuan..." Ucap Gara sambil tersenyum melihat Tuan nya itu tampak mulai mengerti.
"Jadi, apa yang harus aku lakukan untuk memperbaiki nya?" Tanya Javier pelan dengan tatapan mata yang nanar.
"Meminta maaf, lagi pula selama Anda memutuskan untuk melanjutkan pertunangan ini, Anda tidak pernah sekali pun menghubungi Nona Alexa." Sahut Gara.
"Aku bahkan tidak mempunyai No nya..." Sahut Javier seolah merasa bodoh bercampur rasa bersalah.
"Akan saya carikan untuk Anda Tuan, tunggu sebentar..." Ucap Gara lalu setelah itu, Gara terlihat sibuk dengan ponselnya.
"No Nona Alexa sudah saya kirimkan ke No Anda Tuan... Anda bisa memeriksanya..." Ucap Gara.
"Apa yang harus aku katakan? Aku tidak tahu... Karena sebelumnya aku tidak pernah menghubungi siapapun terlebih dahulu..." Ucap Javier sambil terus menatap layar ponselnya.
Gara hanya tersenyum mendengar ucapan Javier, lalu Dia maju dan menjelaskan beberapa kondisi dan apa saja yang biasa dikatakan pasangan pada pasangan nya saat mereka sedang berselisih.
"Apa kau yakin Alexa akan menerima panggilan dariku...?" Tanya Javier ragu-ragu.
"Tuan... Saya ada nasehat untuk Anda... Anggap ini nasehat dari seorang teman, bukan dari bawahan Anda..." Ucap Gara.
"Tolong jaga jarak antara anda dan Nona Bianca, sepertinya Nona Bianca mempunyai motif tersembunyi untuk Anda, jadi sebaiknya jauhi Dia, ini juga untuk menjaga perasaan Nona Alexa..." Ucap Gara bijaksana.
"Aku tidak dekat dengannya, kami biasa saja, lagi pula mana mungkin Dia mempunyai motif tersembunyi, Bianca gadis yang baik dan anggun, hanya saja memang sedikit keras kepala dan manja." Sahut Javier santai.
"Jika Anda ingin melanjutkan hubungan Anda dengan Nona Alexa, maka Anda turuti saja nasehat saya, tapi jika Anda ingin mengganti pasangan, maka, silahkan lanjutkan saja sikap Anda pada Nona Bianca, tapi saya ingatkan kembali, mungkin Anda akan menyesal diakhirinya." Ucap Gara sedikit kesal.
"Em... Baiklah... Lagi pula menjauh dari Bianca aku juga tidak membuat ku rugi, paling hanya akan mendapatkan beberapa ocehan Mommy... Aku bisa menginap di apartemen saja..." Sabut Javier ringan.
'Tapi, aku takut semuanya sudah terlambat Tuan...' Sahut Gara dalam hatinya sambil menatap iba pada Tuan mudanya itu.