NovelToon NovelToon
DRAGUNOV SAGA : Love That Defies The Death

DRAGUNOV SAGA : Love That Defies The Death

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / CEO / Mafia / Romansa / Enemy to Lovers / Roman-Angst Mafia
Popularitas:499
Nilai: 5
Nama Author: Aruna Kim

Apollo Axelion Dragunov, seorang mafia berhati batu dan kejam, tak pernah percaya pada cinta apalagi pernikahan. Namun hidupnya jungkir balik ketika neneknya memperkenalkan Lyora Alexandra Dimitriv, gadis polos yang tampak ceroboh, bodoh, dan sama sekali bukan tipe wanita mafia.
Pernikahan mereka berjalan dingin. Apollo menganggap Lyora hanya beban, istri idiot yang tak bisa apa-apa. Tapi di balik senyum lugu dan tingkah konyolnya, Lyora menyimpan rahasia kelam. Identitas yang tak seorang pun tahu.
Ketika musuh menyerang keluarga Dragunov, Apollo menyaksikan sendiri bagaimana istrinya berdiri di garis depan, memegang senjata dengan tatapan tajam seorang pemimpin.
Istri yang dulu ia hina… kini menjadi ratu mafia yang ditakuti sekaligus dicintai.
❝ Apakah Apollo mampu menerima kenyataan bahwa istrinya bukan sekadar boneka polos, melainkan pewaris singgasana gelap? Atau justru cinta mereka akan hancur oleh rahasia yang terungkap? ❞

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aruna Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Malam di sekitar Mansion Dragunov dipenuhi ketegangan yang nyaris kasat mata.Udara bergetar oleh suara sepatu bot para agen bayangan yang bergerak cepat tanpa bicara.

Viktor, pria berperawakan tinggi dengan mata setajam belati berdiri di halaman depan sambil menekan alat komunikasi di telinga nya.

“Tim satu, amankan perimeter timur. Tim dua, rooftop. Pastikan thermal scanner aktif dalam radius tiga ratus meter. Tak ada yang keluar tanpa terdeteksi.”

“Ingat itu !.”

Dari atap, siluet-siluet hitam meluncur seperti bayangan burung pemangsa. Lensa infra merah berkilat samar. Beberapa agen sudah berpencar di pagar barat, menyusuri taman bunga yang diterpa angin malam.

Cahaya lampu sorot menembus kabut tipis, menimbulkan aura dingin dan menekan.

Mansion yang megah itu kini berubah jadi benteng gelap yang siap memangsa siapa pun yang berani melanggar batasnya.

Namun, di balik hiruk-pikuk pergerakan senyap itu, di sisi jalan setapak berbatu di pinggir hutan pinus, seorang nenek berkerudung lusuh berjalan perlahan.

Langkahnya tenang, bahkan terlalu tenang untuk malam sekacau itu.

Keranjang rotan di lengannya berisi roti dan kue yang tampak baru dipanggang, aromanya samar, menutupi bau logam dan asap dari penjagaan mansion. Beberapa penjaga sempat menoleh sekilas, tapi tak menaruh curiga. Hanya nenek desa yang lewat, pikir mereka.

Nenek itu berhenti sejenak di tikungan kecil, memandang ke arah mansion dari kejauhan.

Matanya, meski tampak tua dan keriput . memantulkan sinar tajam yang terlalu hidup untuk seumuran itu.

Dari tempatnya berdiri, lambang naga di menara Dragunov tampak jelas diterpa bulan.

Sudut bibirnya terangkat tipis. Senyum samar, nyaris tak terlihat, namun menyiratkan kepuasan yang aneh.

Ia melanjutkan langkahnya beberapa meter lagi, menyusuri jalur setapak menuju pepohonan lebat. Begitu yakin tidak ada mata yang mengawasinya, ia berhenti.Tangan nya bergerak ke wajah dan dengan tarikan halus, kulit keriput itu terlepas.

Lapisan silikon lentur itu jatuh ke tanah, memperlihatkan kulit muda dan wajah cantik di bawahnya. Wajah yang terlalu dikenal oleh siapa pun yang pernah menginjakkan kaki di mansion naga mafia itu.

Napasnya perlahan keluar di udara dingin.

Rambut hitamnya berantakan sedikit di bawah kerudung, tapi matanya dingin dan jernih. Ia menatap kembali ke arah mansion dari balik bayangan pepohonan.

“Kau tidak pernah menyangka ini, bukan, Apollo?” bisiknya lembut, seperti bicara pada kekasih dan musuh sekaligus. “Aku tidak lari darimu. Aku hanya kembali ke tempat asal dari semua rahasia ini.”

Ia menurunkan keranjang rotan itu, membuka lapisan roti di dalamnya, dan di baliknya, tergeletak chip data berwarna hitam pekat serta sebuah pistol kecil berlapis perak.

Suara langkah bayangan mulai terdengar di kejauhan.Ia tersenyum samar lagi, menarik tudungnya rapat, lalu menghilang ke dalam hutan.

Sementara dari kejauhan, lampu-lampu mansion masih berkedip panik. Dan Viktor, di halaman utama, baru sadar bahwa seseorang berhasil melewati mereka semua tanpa meninggalkan jejak.

...****************...

Beberapa saat kemudian.. Wanita yang menyamar sebagai nenek itu tiba di dekat dermaga. Namun tampilannya sudah beda lagi, baju samurai wanita tiongkok dengan warna merah berpadu hitam. Topeng naga dengan ukiran di pinggirannya .

Udara di dermaga malam itu basah dan pekat oleh aroma besi, solar, dan air laut yang membusuk. Lampu-lampu oranye di tiang- tiang tinggi memantulkan bayangan panjang ke deretan kontainer baja yang berdiri seperti dinding perang.

Suara ombak pecah di bawah dermaga bercampur dengan langkah-langkah sepatu berat yang ritmis. Di antara suara itu, di balik salah satu kontainer. seorang wanita berdiam diri, tubuhnya setengah tenggelam dalam kegelapan.

Wajahnya tersembunyi di balik topeng hitam tipis, kain panjang tergerai menutupi sebagi an rambutnya yang hitam legam. Dari celah sempit antara dua kontainer, sepasang mata peraknya menatap tajam ke arah sekelompok pria berpakaian hitam, dengan emblem sayap hitam di dada kiri mereka: Black Wings.

Organisasi bawah tanah itu adalah cabang tersembunyi dari Dragunov Corp, bayangan yang bahkan banyak anggota inti perusahaan tak tahu keberadaannya.

Satu kapal kargo besar tampak mendekat perlahan dari arah laut. Lampu-lampunya redup, membawa beban berat. senjata, bahan kimia, dan sesuatu yang lebih gelap dari sekadar bisnis ilegal.

Wanita itu menggeser tubuhnya pelan, setiap gerakan diukur dengan napasnya sendiri. Tatapannya tertuju pada ponsel pria berkepala plontos yang berdiri paling depan ketua operasi malam ini. Ponsel itu diselipkan di saku celana belakang.

“Satu menit saja,” bisiknya, suaranya datar namun mengandung kegetiran seolah pernah belajar berbicara dalam bayangan.

Begitu sang ketua berbalik memberi perintah, ia bergerak.Tubuhnya meluncur di antara kontainer, dan dalam satu gerakan halus, jari-jarinya sudah mengambil ponsel itu tanpa suara sedikit pun.

Ia bersembunyi lagi, menahan napas saat jantungnya berdegup cepat.Layar ponsel menyala, menampilkan daftar pesan yang kosong. terlalu bersih untuk sebuah operasi gelap.

“Tidak mungkin…,” gumamnya, matanya menyipit di balik topeng. “Mereka menyembunyikan jalur komunikasi lain.”

Namun sebelum pikirannya sempat menyimpulkan, udara di belakangnya berubah dingin.Sebuah suara berat menembus keheningan, rendah dan nyaris malas, tapi cukup untuk membuat darahnya berhenti mengalir.

“Hmmm… Lihat siapa yang kita punya di sini.”

Wanita itu membeku. Ia mengenal suara itu.

Nada itu… dalam, dingin, tak berubah sejak hari terakhir ia mendengarnya lima tahun lalu.

Perlahan ia menoleh. Matanya membulat di balik topeng..Apollo hanya satu langkah di belakangnya. Setelan hitamnya membaur sempurna dengan kegelapan dermaga, tapi mata abu-abu tajam itu menembus seperti bilah perak di antara kabut hujan.

Apollo menatap sosok di depannya: seorang samurai asing, dengan topi anyaman bambu lebar dan topeng naga logam berukir yang menutupi hidung serta mulut.

Pakaian tradisional gelap membungkus tubuhnya rapat, menyamarkan setiap lekuk hingga tak seorang pun akan tahu siapa yang bersembunyi di baliknya.

“Kau menyelinap terlalu dekat dengan singa, samurai,” ujar Apollo dingin, langkahnya maju setengah tapak. “Dan aku tidak suka orang asing berkeliaran di dermagaku.”

Mereka berdua terdiam. Hanya suara ombak dan desiran angin asin yang menjadi saksi.

Wanita itu tetap diam. Tangannya perlahan menekan ponsel di saku jubahnya, hasil curian beberapa detik lalu.

Jika Apollo tahu siapa dia sebenarnya…

Jika satu gerakannya saja salah…

Katakan,” lanjut Apollo, nada suaranya turun seperti gertakan halus. “Siapa yang mengirimmu?”

Ia tidak langsung menjawab. Kepalanya sedikit menunduk, topi bambu itu menutupi wajahnya hingga hanya bayangan yang terlihat. Ketika akhirnya suara itu keluar, nadanya rendah dan terdistorsi di balik masker naga.

“Hanya bayangan yang menagih hutangnya sendiri.”

Keheningan menggantung. Apollo tidak bergerak, tapi matanya menajam. Seolah berusaha membaca sesuatu dari nada suara itu, irama lembut yang asing, tapi terasa terlalu familiar.

Rahangnya mengeras. Ia melangkah maju. satu langkah, dua langkah. Tangannya terulur, hendak meraih topeng perak naga di wajah nya.

“Jangan mendekat!”Suara itu keluar cepat.

Dan justru di situlah Apollo berhenti.Nada itu… getarannya, cara napasnya pecah di akhir kalimat, seolah memanggil kenangan lama yang enggan ia percaya masih hidup.

Sekilas, mata abu-abu itu memantulkan keraguan.Namun sebelum ada kata lagi, wanita bertopeng itu menoleh cepat.

Matanya menangkap sesuatu, para anggota Black Wings yang tadinya sibuk menurunkan peti kini berdiri diam, menatap mereka.

Tidak satu pun yang bergerak. Tidak satu pun bicara.

“Jadi ini jebakan…” batinnya, rahangnya menegang.

Lalu, suara berat mesin kapal menggema dari arah laut. Kapal kargo besar yang ditunggu akhirnya merapat, namun bukan kapal pengiriman barang selundupan seperti seharusnya.

Dari atas dek, sosok-sosok berpakaian hitam melompat turun dengan formasi rapi. Eliot turun lebih dulu, diikuti Johan, lalu dua puluh anak buah Dragunov bersenjata lengkap.

Apollo tidak menoleh sedikit pun. Ia tahu mereka datang.Ia hanya melirik sekilas ke arah sosok bertopeng naga itu, lalu berbicara dengan tenang, nyaris seperti memberi vonis.

“Kau tahu…” katanya pelan. “Aku tidak pernah bermain-main dengan orang yang berani mengusik Dragunov.”

Angin laut meniup jas hitamnya. Tatapannya kini menancap penuh pada wanita bertopeng di hadapannya. Sekalipun wajah itu tersembunyi rapat, ia bisa merasakan sesuatu yang aneh, keakraban yang menyakitkan, seperti hantu dari masa lalu.

Dan dalam satu detik itu, waktu seakan berhenti. Antara dua jiwa yang pernah saling mengenal… namun kini berdiri di dua sisi perang yang sama sekali berbeda.

1
tefa(♡u♡)
Thor, aku tunggu cerita selanjutnya, kasih kabar dong.
Aruna Kim: siap !. update menunggu
total 1 replies
shookiebu👽
Aduh, abis baca ini pengen kencan sama tokoh di cerita deh. 😂😂
<|^BeLly^|>
Ga nyangka bisa terkena hook dari karya ini. Jempol atas buat author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!