Yura yang terjerat masalah terpaksa meninggalkan Hanan suaminya dan putri yang baru dilahirkannya, agar mereka tetap hidup karena kritis dirumah sakit akibat kecelakaan. Hanya keluarga suaminya yang memiliki uang yang bisa membantunya dengan satu syarat menyakitkan!
Lima tahun kemudian, Yura dipertemukan dengan anak yang dilahirkan, dibawa sebagai pengasuh oleh istri baru Hanan. Dengan kebencian dari keluarga Maheswari serta pria yang di cintai, mampukan Yura bertahan demi anaknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20.
Yura dan Nicko sudah dalam perjalanan menuju sekolahnya Aura. Sebenarnya Yura merasa gugup berada satu mobil dengan pria itu, rasanya sudah sangat lama sekali Yura dan Nicko tidak pernah jalan bersama.
"Pak, terimakasih!" Yura tiba-tiba baru ingat kalau sedari tadi ia belum mengucapkan terimakasih kepada pria itu. Nicko sudah menolongnya, membiayai rumah sakit sampai membelikannya makanan, dan sekarang mengantarnya menjemput Aura. Padahal kan pria itu sangat sibuk seharusnya.
"Untuk apa?" Ekspresi wajah Nicko berubah dingin sama seperti saat Yura bekerja di perusahaannya.
"Sudah menolong saya!" Balas Yura.
Hanya deheman yang terdengar ditelinga Yura. Sejujurnya dari dulu Nicko memang baik, tapi pria itu kehilangan seorang wanita yang dicintai sampai akhirnya sifatnya berubah menyebalkan dan tidak bisa disinggung sedikit saja.
"Kau bukan lagi karyawanku, jadi panggil saja namaku!" Ucap Nicko.
"Tidak bisa pak!"
"Dulu bisa! Kenapa sekarang tidak bisa? Saat kau bekerja lagi untukku, baru kau bisa memanggilku sesuai keinginan mu! Lagi pula, kau pikir aku setua itu, sampai dipanggil Pak!" Balas Nicko membuat Yura terdiam.
Benar juga, mereka dulu seperti teman, tapi saat bekerja Yura hanya menghormati kalau Nicko merupakan atasannya.
Begitu sampai didepan sekolahnya Aura, Yura langsung turun, Nicko juga turun usai Yura turun dari mobil. Yura menunggu anak-anak yang tengah keluar dari sekolah hingga mulai sepi. Wanita itu mengerutkan keningnya, sepertinya dia tidak terlambat tapi kenapa Aura belum keluar.
"Sudah sepi, tapi kenapa Nona Aura tidak keluar?" Gumam Yura kebingungan.
"Kenapa panik?" Tanya Nicko.
"Tunggu disini sebentar, saya mau ngecek kedalam!" Yura langsung membawa langkah kakinya masuk kedalam sekolahan.
Begitu tiba didepan ruang kelas, memang semuanya sudah kosong. "Permisi, mrs. Apa mrs. Yang mengajar kelas ini?" Tanya Yura kepada seorang wanita cantik yang merupakan pengajar taman kanak-kanak itu.
"Iya bu. Tadi pagi anda yang mengantar Aura kan? Ada apa ya?"
"Saya mau menjemput Aura. Tapi kenapa sudah sepi?" Tanya Yura.
"Semua murid sudah pulang. Mungkin saja Aura dijemput Mama nya? Coba anda telepon mama nya!"
Yura tersentak kaget, mana mungkin Gendhis yang menjemput, Gendhis sudah menyerahkan tugas ini padanya. Biasanya Aura akan menunggu didepan kelas kalau belum dijemput, tapi tidak ada sekarang.
Yura semakin panik dan takut kalau Aura hilang, sudah pasti dia yang akan disalahkan. "Tapi mamanya sedang bekerja!"
"Waduh, bagaimana ya bu. Tapi semua murid sudah pulang."
Yura sungguh takut dan panik sekarang, dimana Aura, bagaimana kalau Aura diculik, ia akan disalahkan oleh Hanan, Eva bahkan Gendhis. Dan Yura juga tidak ingin anaknya kenapa-kenapa.
"Tenang, Jangan panik. Ada Cctv, kita cek saja!" Nicko menenangkan Yura.
Yura mengangguk, mrs Ana membantunya untuk bisa keruang Cctv bersama petugas. Mereka semua menonton Cctv beberapa menit yang lalu, ternyata kelas Aura keluar yang pertama.
Terlihat Aura yang berjalan keluar pagar bersama teman-temannya, tidak berselang lama ada mobil yang biasa menjemput Aura, mobil milik Hanan yang difasilitasi untuk antar jemput Aura, lalu Eva turun dari mobil dan membawa Aura pulang.
Yura setengah merasa lega, tapi dia juga marah karena bu Eva tidak mengatakan apapun kalau menjemput Aura. Yura hampir saja panik kalau saja Yura dibawa orang asing.
"Lihatkan, Aura dijemput neneknya! Aura baik-baik saja, lebih baik kita pergi sekarang!" Ucap Nicko.
Yura menganggukkan kepalanya, sebelum pergi ia berterima kasih kepada Mrs. Ana karena sudah membantunya.
"Sampai kapan kamu mau tetap bertahan dirumah itu, Yura? Aku akan memberimu pekerjaan yang layak, gaji yang sesuai. Kalau perlu aku bisa naikkan gajimu tiga kali lipat, Yura!" Ucap Nicko didalam mobilnya, mereka sedang dalam perjalanan menuju kediaman rumah Hanan.
Yura diam sesaat barulah menjawab. "Ini bukan soal gaji, Nicko. Aku tidak bisa meninggalkan Aura, karena..."
"Karena dia anak kandungmu kan? Kau menjadi pengasuh anakmu sendiri! Aku tau semuanya, Yura!" Sahut Nicko.
Yura mengangguk pelan. Ucapan Nicko benar dan Yura tidak menyangkalnya. Yura sebenarnya memang butuh uang untuk orang tuanya, Ayahnya sedang sakit. Yura terpaksa menggunakan uang tabungannya untuk membiayai rumah sakit ayahnya sementara, sisanya setelah ia gajian nanti.
"Aku nyaman dengan pekerjaan ini. Jangan mencampuri urusanku, kita tidak memiliki hubungan apapun Nicko. Aku juga tidak mau membuat masalah dan membuatmu dalam masalah!" Balas Yura setelah berfikir sesaat.
Nicko tidak takut masalah apapun, semua masalah pasti ada jalan keluarnya, kalau tidak ada jalan keluarnya namanya bukan masalah.
Tapi sekarang Nicko tidak bisa memaksa Yura, Yura yang keras kepala akan selalu pada prinsip dan keputusannya.
"Berhenti disini saja!" Ucap Yura begitu mendekati rumah Hanan. Yura tidak ingin kalau sampai Nicko dan Hanan berantem lagi. Tapi jam segini Hanan tidak dirumah, masih bekerja di perusahaan Maheswari.
"Kenapa?" Tanya Nicko.
"Tidak kenapa-kenapa, aku tidak mau..."
Tiba-tiba sebuah mobil berhenti didepan mobilnya Nicko. Seorang pria turun dengan langkah cepat, mengetuk pintu mobil dengan keras dan bertenaga. Yura membelalakkan matanya, sementara Nicko tetap santai.
wah untung ajaa ada paman tampan 😌
kasihan tauuu 😥😥😥
buat yura sama nicko ajaaa lebih baik dari hanan yg oon 🙄