NovelToon NovelToon
Skandal Tuan Playboy

Skandal Tuan Playboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / CEO / Playboy / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author:

Sebastian Adiwangsa. Nama yang selalu bergaung dengan skandal, pesta malam, dan perempuan yang silih berganti menghiasi ranjangnya. Baginya, cinta hanyalah ilusi murahan. Luka masa lalu membuatnya menyimpan dendam, dendam yang membakar hasratnya untuk melukai setiap perempuan yang berani mendekat.

Namun, takdir memiliki caranya sendiri. Kehadiran Senara Ayunda, gadis sederhana dengan kepolosan yang tak ternodai dunia, perlahan mengguncang tembok dingin dalam dirinya. Senara tidak seperti perempuan lain yang pernah ia kenal. Senyumnya membawa cahaya, tatapannya menghadirkan kehangatan dua hal yang sudah lama terkubur dari hidup Sebastian.

Namun, cara Sebastian menunjukkan cintanya pada Senara bermula dari kesalahan.

Perhatian Kecil Sena

Setelah malam penuh drama itu, hubungan antara Bastian dan Sena perlahan mulai mencair. Mereka kini sudah bisa mengobrol tanpa ketegangan yang menusuk seperti dulu. Anehnya, sikap Bastian pun sedikit demi sedikit berubah.

Kandungan Sena sudah memasuki bulan keempat. Hari ini adalah momen yang sudah lama ia tunggu.

Sidang skripsinya.

Sena tiba lebih awal di ruang sidang. Sambil menunggu para dosen penguji datang, ia kembali membuka catatan skripsinya, meskipun di dalam hati ia yakin bisa menjawab pertanyaan apa pun. Tangannya terhenti di atas perutnya, mengusap lembut tonjolan yang semakin jelas terlihat.

“Nak, hari ini tolong kerja sama dengan Mama, ya. Bantu Mama melewati sidang ini dengan baik.” bisiknya sambil tersenyum kecil.

Tak lama, waktu yang ditunggu pun tiba. Sena duduk di kursi ujian, berhadapan dengan tiga dosen penguji. Perutnya yang membuncit tak lagi bisa disembunyikan di balik kemeja longgar yang ia kenakan. Namun itu bukan masalah, karena tak ada aturan di kampus yang melarang mahasiswi hamil untuk sidang.

Sena menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya. Jemarinya menggenggam erat sebuah pena, diputar-putar tanpa henti untuk mengusir gugup.

Sidang dimulai. Pertanyaan demi pertanyaan mengalir. Sena menjawab satu per satu dengan nada pelan, namun tegas. Ada rasa mual bercampur lelah yang menghimpit perutnya, tapi ia bertahan. Ia mengulang argumennya ketika diminta dan tetap fokus meski jantungnya berdegup kencang.

Hingga akhirnya, kalimat yang ia tunggu terdengar.

“Senara Ayunda, dinyatakan lulus ujian skripsi dengan predikat cumlaude.”

Tepuk tangan kecil bergema di ruangan. Sena menunduk dalam, menahan haru. Air matanya hampir pecah, bukan karena nilai yang ia raih, melainkan karena perjalanan panjangnya tidak ia jalani seorang diri.

Tangannya kembali mengelus perutnya. “Terima kasih, Nak,” bisiknya lirih.

Begitu keluar dari ruangan, pelukan hangat Clea langsung menyambutnya.

“Sena! I’m so proud of you!” seru Clea sambil melompat-lompat kegirangan.

Clea kemudian menunduk, menempelkan telapak tangannya di perut Sena. “Baby… I’m proud of you too. Thanks for helping your mom today,” ujarnya penuh kelembutan.

Tak lama berselang, dua orang pria dan satu orang wanita datang menghampiri Sena.

“Kak Ravian!” seru Sena dengan wajah berbinar melihat kakaknya datang.

Ravian langsung memeluk Sena erat, lalu menyerahkan buket bunga putih. Sena tersenyum bahagia, namun sedikit memudar ketika melihat seorang wanita asing berdiri di samping kakaknya.

Menyadari itu, Ravian buru-buru mengenalkan, “Sena, ini Alexandra. Temanku.”

Sena menyambut dengan ramah, menjabat tangan Alexandra. “Sena.”

“Alex. Selamat, ya.” Alexandra tersenyum singkat, dingin, seolah enggan membuka hati.

Di sisi lain, seorang pria yang tak kalah mencolok ikut datang bersama Ravian.

Arya.

“Hei Sena! Aku bangga banget sama kamu. Selamat, ya,” ucapnya sambil memeluk Sena tanpa ragu.

“Aku bawa hadiah, loh. Taraa!” Arya menyerahkan buket besar berwarna soft pink bercampur putih, lengkap dengan tas berisi kado.

“Terima kasih, Arya,” jawab Sena dengan wajah berbinar.

Tanpa disadari, disana masih ada Clea yang memperhatikan semuanya.

Tiga orang itu terasa asing baginya. Ia bahkan baru kali ini bertemu Ravian, kakak Sena, dan pria bernama Arya yang tampak begitu akrab dengan sahabatnya.

“Hei, kamu sahabat Sena, kan? Siapa namamu?” tanya Arya tiba-tiba, membuyarkan lamunannya.

“Hai. Aku Clea,” jawabnya singkat.

“Arya,” balas Arya dengan senyum menawan.

Senyum itu cukup membuat Clea kehilangan fokus sejenak.

“Manis sekali pria ini,” batin Clea.

...****************...

Sena akhirnya tiba di penthouse. Ia langsung masuk ke kamarnya untuk bersih-bersih. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Bastian tertidur di atas kasur, terbungkus selimut tebal tanpa pendingin ruangan yang menyala.

Sena mengerutkan kening, lalu mendekat. Ia menempelkan telapak tangannya ke dahi Bastian.

Panas. Terlalu panas.

Tanpa pikir panjang, ia mengambil kompres dan menempelkannya di dahi pria itu. Duduk di sampingnya, Sena sesekali menyentuh pipinya untuk memastikan suhu tubuhnya.

Bastian mulai terbangun, matanya sayup.

“Sena? Kamu ngapain?” gumamnya sambil menyentuh kompres di kepalanya.

“Bastian kamu demam. Udah minum obat?”

Bastian menggeleng lemah.

“Kenapa belum? Kamu harus minum obat”

“Ini cuma kelelahan biasa” sahutnya singkat.

“Iya, tapi kalau dibiarkan kamu makin parah. Tunggu sebentar, aku minta obat ke Mbok Jena.”

Sena segera berdiri dan keluar kamar. Bastian hanya sempat memperhatikan Sena. Kemeja putih yang kancing atasnya terbuka, rok hitam selutut, dan wajah lelah namun tetap cantik. Ada kesan seksi yang tak sengaja terpancar dari wanita hamil itu.

Beberapa menit kemudian, Sena kembali dengan nampan berisi makanan, obat, dan segelas air.

“Lain kali suruh Mbok Jena aja yang bawakan nampan itu” ucap Bastian melihat Sena yang repot membawa nampan besar itu.

Sena hanya mendesah dalam hati, Bahkan saat sakit pun dia masih sempat mengomel.

“Makan dulu, ya. Kata Mbok Jena kamu belum makan dari tadi.” Sena menyuapkan sendok pertama.

Bastian menelan dengan malas. Baru beberapa suap, ia menggeleng.

“Udah.”

“Lagi, Bastian. Ini masih banyak.”

“Tenggorokanku pahit,” keluhnya.

“Tiga suap lagi, ya.”

Bastian akhirnya menurut. Setelah itu, Sena memberinya obat dan segelas air.

“Sekarang tidur lagi. Aku kompresin lagi kepalamu.”

Bastian kembali menurut, tubuhnya terlalu lemah untuk membantah. Sena menunggunya hingga tertidur, lalu melanjutkan bersih-bersih yang sempat tertunda.

...****************...

Di dalam mobil, hanya tersisa Ravian dan Alexandra setelah mereka mengantar Sena pulang, juga Arya yang sudah diturunkan lebih dulu.

“Adikmu cantik,” ujar Alexandra tiba-tiba, memecah keheningan.

“Ya. Dia mirip sekali dengan ibuku,” jawab Ravian sambil tersenyum tipis.

“Dan sepertinya dia juga wanita yang sangat baik,” lanjut Alexandra, sebelum menambahkan dengan nada getir, “berbeda dengan aku.”

Ravian menoleh. “Jangan bandingkan dirimu dengan siapa pun. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.”

Alexandra tersenyum pahit. “Seandainya semua orang di dunia berpikir seperti itu. Tapi nyatanya tidak.”

Keheningan sempat tercipta, hingga Ravian melanjutkan, “Sena memang baik. Tapi… karena kakaknya yang tidak berguna ini, dia terpaksa mengorbankan banyak hal.”

Alexandra menoleh cepat. “Maksudmu?”

“Kamu lihat, kan, kondisi Sena yang sedang hamil?”

Alex mengangguk pelan.

“Itu karena Bastian. Dia menginginkan Sena. Dan Sena menyerahkan dirinya, demi aku, juga demi Bastian. Semua karena balas budi.”

Alexandra terdiam, kaget dengan kenyataan itu. Ravian menunduk, menggenggam kemudi erat.

“Aku tak pernah menyangka hidup adikku akan sepenuhnya diatur oleh Bastian. Bahkan sampai… dihamili olehnya.”

Keheningan kembali menyelimuti. Ravian kemudian menoleh singkat pada Alexandra.

“Itulah kenapa sekarang aku berusaha menjaga wanita yang ada di dekatku sebaik mungkin. Karena adikku kehilangan sosok kakak yang seharusnya bisa melindunginya.”

...----------------...

^^^Cheers, ^^^

^^^Gadis Rona^^^

1
Rizky Muhammad
Aku merasa terkesima sampai lupa waktu ketika membaca karyamu, thor. Jangan berhenti ya! 🌟
Gadis Rona: Hai terima kasih sudah baca karya pertamaku bikin aku makin semangat nulis🥰
total 1 replies
elayn owo
Penuh empati. 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!