Asih gadis berparas cantik yang merupakan salah satu kembang desa, banyak laki-laki yang mengejar cintanya tak hanya pemuda desa, duda dan laki-laki beristri pun mengejar cinta Asih. Namun kemalangan menimpa nya Asih ditemukan seorang warga tergeletak tak bernyawa disalah satu kebun warga. Siapakah orang yang tega berbuat keji terhadap Asih?
Yuk baca terus kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arztha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Supri mengerjapkan matanya, ia mulai tersadar dari pingsannya. Raut wajah ketakutan masih terlihat jelas. Supri mengingat betul apa yang sudah Asih lakukan kepadanya. Beruntung Asih mau melepaskan nya, bagaimana kalau tidak mungkin Supri sudah di habisi oleh Asih.
"Alhamdulillah sadar juga lo Pri. " Rizal yang pertama kali melihat Supri tersadar pun sangat senang.
Andre pun mendekati Supri. "Lama banget lo pingsannya Pri. "
"Kenapa bisa pingsan disana Pri? " Badri pun ikut bertanya.
"Lo dikejar Asih ya Pri? " tanya Jono penasaran.
"Gila ya, kita nyariin lo sampe di kejar kejar Asih tau Pri. " kesal Raka.
"Orang baru sadar udah ditanya macem-macem. " omel Ahmad.
Supri yang masih ketakutan pun hanya terdiam belum mau menjawab pertanyaan yang dilontarkan teman temannya. Supri sangat syok sekali.
Raka gemas sekali melihat Supri yang hanya diam. "Diam aja si Supri. Sawan apa ya? "
"Bingung gue mau jawab pertanyaan yang mana duluan, berasa lagi di interogasi bikin dag dig dug kaya di kejar Asih. " Akhirnya Supri bersuara.
"Yaelah Pri, gue kira lo sawan di kejar kejar Asih. " ucap Raka.
"Trauma gue masih nggak nyangka Asih ngejar-ngejar bikin gue sampe nggak sadar gini. "
"Emang lo diapain aja Pri bisa pingsan lama banget gini? " tanya Badri.
"Hampir di cekik gue, udah nggak kuat lari saking ketakutan dan udah nggak ada tenaga juga. "
"Asih meresahkan sekarang. " lanjut Rizal.
"Siapa sih yang buat Asih jadi begini? " kesal Supri.
Para pemuda yang berada disana pun mengedikkan bahu mereka pun tidak tau siapa yang membuat Asih seperti ini.
Salah seorang diantara mereka pun terdiam mendengar ucapan Supri, entah apa yang sedang dia pikiran hanya dia yang tau.
Jono menyenderkan bahunya di kursi yang ia duduki sambil menghela nafas kasar. "Gue jadi nggak berani keluar malam sekarang, kejadian semalam masih terngiang-ngiang di ingatan gue, buat kekamar mandi aja gue jadi parno sendiri. "
"Ia gue juga nggak berani, ngeri banget coba semalam itu bukan cuma Asih doang yang muncul lah ini pak poci pun ikutan muncul. " Raka ingat jelas penampakan pocong didepan mukanya, mengingat itu bulu kuduk nya pun berdiri.
"Serius lo, pocong juga ikutan muncul? " tanya Badri yang tak percaya.
Rak mengangguk. "Ia pas mau cari lo gue jalan paling belakang. Perasaan gue tuh di belakang kaya ada yang ngikutin, pas gue nengok bener banget si poci ada di belakang gue , muka tuh poci sama muka gue tuh cuma berjarak 3cm doang bayangin aja gimana syok nya gue, untung tuh gue masih inget lari daripada pingsan. "
"Pantes kalian sampe sini pada pingsan, tapi untung sih kalian pingsan pas udah sampe rumah coba kaya Supri yang ada semua warga bakal turun tangan nyariin kalian. " ucap Andre.
"Benar-benar meresahkan kampung kita sekarang. " sambung Supri.
🦇🦇🦇
Di warung mbok Ijem.
"Mbok kopinya satu ya, jangan manis manis udah ada bu Wulan yang manis di sini. " pak Wahyu memesan kopi kepada mbok Ijem sambil menggoda bu Wulan yang sedang membeli gorengan di warung mbok Ijem.
"Saya juga mbok kopinya satu. " ucap pak Soleh.
"Semalam nggak datang ronda ya pak Wahyu? " pak Soleh yang tidak melihat kehadiran pak Wahyu pun bertanya, mumpung bertemu dengan orang nya.
"Lah semalam ada ronda? saya kira udah nggak ada ronda. " pak Wahyu balik bertanya.
"Masih pak, tapi cuma keliling sebentar. " jawab pak Soleh.
"Ini pak kopinya. " mbok Ijem pun meletakan kopi pesanan pak Wahyu dan pak Soleh dimeja warung nya.
"Terimakasih mbok. " ucap keduanya bersamaan.
"Mbok sekalian nasi uduk nya dia bungkus ya mbok dan ini gorengan nya. " bu Wulan pun menyerahkan gorengan yang sudah ia pilih kepada mbok Ijem.
"Bu Wulan semalam dengar ndak kalau Asih kembali menakut-nakuti warga lagi? " tanya bu Lies.
"Masa sih bu? aku baru dengar dari ibu. " ucap bu Wulan tak percaya.
"Iya bu saya kata Rizal keponakan saya itu bu yang berteman dengan Andre anak juragan Karta. " jelas bu Lies.
"Ko bisa bu mereka di gangguin Asih? "
"Katanya sih mereka lagi cari Supri yang hilang di kebun karet. Malah Asih yang muncul dan katanya ada pocong juga bu. "
"Ih ko serem banget ya bu Lies saya jadi merinding. Terus Supri nya sudah ketemu? " tanya bu Wulan.
"Sudah bu, Badri yang nemuin Supri itu juga pas ditemuin si Supri nya sudah tak sadar kan diri. "
"Alhamdulillah kalau sudah diketemukan, kasihan ya Supri sampai pingsan gitu. "
"Iya bu, ko jadi serem banget ya desa kita. Udah ada kunti ada pocong juga, ih ko aku merinding banget jadinya. "
"Ini bu Wulan nasi uduk dan gorengan nya. " mbok Ijem menyodorkan plastik yang berisikan nasi uduk dan gorengan kepada bu Wulan.
"Terimakasih ya mbok. " bu Wulan pun menyerahkan uang kepada mbok Ijem.
"Saya duluan ya ibu ibu dan bapak bapak, sudah ditungguin nasinya sama yang di rumah. " pamit bu Wulan kepada warga yang sedang membeli di warung mbok Ijem.
"Iya bu, Hati hati. " ucap bu Lies.
"Mbok, Jono mau kopi susu ya mbok. "
"Eh ada nak Jono, Siap le sebentar yo mbok buatin dulu. "
"Iya mbok. " Jono pun duduk bergabung dengan bapak bapak yang sedang menikmati kopi dan gorengan mbok Ijem.
"Eh ada nak Jono. " sapa pak Wahyu kepada Jono.
"Eh iya nak, semalam emang bener ya nak Jono sama teman teman dikejar Kuntilanak? " tanya pak Soleh.
Jono pun mengiyakan apa yang pak Soleh tanyakan. " Iya Pak saya dan teman teman di kejar kuntilanak saat mencari Supri di kebun karet.
"Terus keadaan si Supri gimana sekarang nak Jono? " tanya pak Wahyu penasaran.
"Alhamdulillah Supri sudah sadar hanya sedikit syok aja dia atas yang dia alami semalam. " jelas Jono.
"Itu Supri ditemuin dikebun karet juga? " tanya pak Soleh.
"Iya Pak kata Badri sih gitu tepatnya di tempat pertama kali Asih ditemukan. Soalnya saya sama Badri kepisah pas pencarian Supri. "
"Ini le kopinya. " gelas kopi pun ditaruh mbok Ijem di depan meja yang Jono tempati.
"Terimakasih mbok. " Jono menggeser gelas kopinya agar lebih dekat dengannya.
Jono pun terus berbincang kepada bapak bapak dan ibu ibu yang berada di sana. Ia terus menceritakan apa yang terjadi pada dirinya dan teman teman semalam. Warga yang mendengar cerita Jono semakin takut untuk keluar malam, sebisa mungkin mereka menghindari untuk keluar pada malam hari. Mereka takut bertemu dengan Asih.
Cerita itu pun mulai tersebar luas kepada seluruh warga desa Rengas dan sampai juga di telinga Rama.
🦇🦇🦇
Andre tengah bersantai sendiri di depan rumahnya sambil menikmati kopi yang ia buat sendiri.
"Astagfirullah.... "