kau begitu arogan mengaku kalau dirimu mencintaiku, maafkan aku, tolong jangan tinggalkan aku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keynza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Prang!!!!
Astaga!
"Non ada apa?, awas.., awas biar bibi yang beresin, Non kalau butuh sesuatu bilang bibi aja."
Tania mudur dua langkah dari serpihan kaca yang jatuh berserakan. Ada apa ya tiba-tiba saja gelas jatuh nggak ada angin nggak ada hujan, semoga saja Mas Rendra tidak kenapa-kenapa, perasaanku kok jadi nggak enak gini ya?.
"Ya sudah Bi, tolong di beresin ya, aku ke kamar dulu."
"Iya Non, "jawab bibi sambil nyapu kaca gelas.
Tania keluar dari dapur melangkah pelan karena perut yang semakin membesar, hanya menunggu jadwal operasi Caesar saja dalam jangka waktu yang Deket Tania melakukan tindakan operasi.
Ponsel Tania nyala berdering panggilan tak terjawab 5 x dari bibi art Dady nya Rendra.
Bibi ada apa ya banyak banget panggilan tak terjawab, Tania coba hubungi bibi balik.
Tersambung.
"Halo bi, tadi telpon Tania bi, ada Bi?." tanya Tania
"Itu Non, tuan besar di rawat." kata bibi
"Mas Rendra kemana Bi?,"
"Den Rendra sudah bibi hubungi, tapi den Rendra sulit di hubungi Non."
Mas Rendra kemana sih?, Dady di rumah sakit dia tidak ada. batin Tania
"Ya sudah Bi, nanti saya ke rumah sakit, bibi tunggu saja sebentar saya datang" kata Tania
"Baik Non, bibi tunggu ya"
Tania menutup panggilan telpon nya lalu meminta ijin ayah nya untuk menengok Tomi di rumah sakit. Sebelum ijin Tania lebih dulu meraih tasnya.
Tania keluar menyampirkan tas di pundak kirinya melangkah menuruni tangga nampak Sapto Duduk di sofa ruang tamu.
"Tania kamu mau kemana?," tanya Sapto
"Dady Tomi di rawat yah, aku mau nengok ke rumah sakit." jawab Tania
"Biar di hantar supir tidak ayah ijinkan kalau kamu pergi sendiri."
"Sebentar saja kok yah."
"Kamu kan lagi hamil kalau ada apa-apa di jalan bagaimana?."
Tania pun pergi ke rumah sakit, di hantar supir." Pak kalau ada penjual buah tolong mampir sebentar ya." kata Tania
"Baik Non." Jawab pak pikri
Pak pikri melihat penjual buah lalu pak pikri menepikan mobilnya berhenti tepat di depan tok buah.
"Sebentar ya pak saya beli buah dulu." kata Tania sambil membuka pintu mobil.
Tania memesan buket buah di hias sebagus demikian rupa.
"Berapa bu?" tanya Tania pada si penjual
"Semuanya jadi 350 ribu Mbak" kata si ibu penjual
Tania memberikan sejumlah uang 400 ribu Tania menunggu.
"Ini kembalinya Mbak terimakasih, sudah mampir di toko buat kami"
"Terimakasih bu, sama-sama"
Tania kembali masuk ke dalam mobil lalu pak pikri kembali melajukan mobilnya menuju arah rumah sakit.
Bagaimana bisa Mas Rendra tidak ada di rumah sakit, apa mungkin dia tidak tahu atau Mas Rendra, ah!, aku tidak ingin berpikiran macam-macam, mungkin saja mas Rendra sibuk. batin Tania.
"Non sudah sampai, bapak tunggu di tempat parkir saja ya non," kata pak pikri.
"Bapak pulang saja, nanti saya pulang pakai taksi saja" ujar Tania
"Ya sudah Non, kalau non mau pulang telpon saja biar bapak jemput saja." kata pak pikri
"Ya sudah pak saya masuk dulu ya, bapak pulang nya hati-hati ya"
"Baik Non bapak tinggal ya assalamualaikum"
Waalaikumsalam...,,
Tania melangkah pergi menuju loket informasi. "Selamat siang mbak ada yang bisa saya bantu?" kata wanita cantik bagian informasi
"Iya mba saya mau tanya ruangan pasien tuan Tomi Wiratama."
"Saya cek dulu ya mbak" kata mbak nya.
"Kamar VIP nomor 02, dari sini mbak lurus belok kiri, kamar nya sebelah kanan" mbak itu mengarah kan Tania
"Baik Mba terimakasih,"
Tania melangkah kan kakinya masuk lorong rumah sakit melihat setiap angka yang di pintu.
Ini dia kamarnya. Tania mengetuk pintu kamarnya
Tok..Tok..Tok.
"Masuk" saut bibi dari dalam.
Tania mendorong pintunya, Tampak Tomi terbaring lemah." Non Tania.., silahkan masuk" Bibi menyambut Tania.
"Dady.., gimana keadaan Dady sekarang?"
"Alhamdulillah Dady mulai membaik"
"Alhamdulillah, sekarang Dady makan buah dulu ya, biar Tania suapi"
Tomi menganggukkan kepalanya, Ia mau makan dari dari tangan Tania, beberapa saat kemudian Rendra datang nafasnya yang masih memburu.
Dad....!. Dady maaf aku telat tahu kalau Dady di rumah sakit."
Tomi memalingkan wajahnya seakan tidak ingin melihat kehadiran Rendra.
"Kamu! ngapain disini?, bukannya kamu lebih senang dengan kehidupan baru kamu!" ucap Rendra ketus.
Tania menarik tangan Rendra keluar dari ruangan.
"Kamu sadar nggak sih Mas.., Dady itu lagi sakit, kamu malah buat Dady semakin sakit"
Rendra menepis tangan Tania." tidak usah sok perduli, dengan keadaan Dady, ini yang kamu mau kan?"
"Maksud kamu apa Mas?, aku benar sayang sama Dady"
"Bukannya kamu lebih perduli sama mantan kamu?"
Tania semakin bingung dengan semua ucapannya, menurut Tania, Rendra semakin ngelantur.
"Sepertinya kamu sudah nggak waras!." balas Tania berlalu pergi
Aaaaahk! kenapa dia selalu berlagak seperti tidak tau apa-apa!. gerutu Rendra
"Dady Tania pamit pulang ya sekarang sudah ada mas Rendra yang jaga Dady" kata Tania
"Kalian kenapa?, kalau ada masalah sebaiknya kalian di bicarakan, Dady tidak ingin kalian berpisah" ujar Tomi
Dokter Jery datang waktu nya cek kondisi Tomi. "Tuh tomi end Jery kumpul" celetuk Rendra
Semua tersenyum menutup mulutnya.
"Anak kurang ajar, sama orang tua nggak sopan" Sungut Tomi
"Bercanda Dad, kan Dady perlu hiburan" saut Rendra
Aaaaau!! Mas....," teriak kesakitan tiba-tiba saja perut Tania sakit.
Tania! Rendra lari keluar ruangan." Tania kamu kenapa?" Rendra panik melihat Tania kesakitan
"Perut ku Mas...., sakit....!.,"
Suster...! Dokter! teriak Rendra
Suster berlari-lari menghampiri Tania dan Rendra
"Suster tolong istri saya sus!" Rendra membopong tubuh Tania ke ruangan kandungan
"Bapak tenang dulu, bapak tunggu di luar dulu."
"Jery Tolong lihat menantu saya," pinta Tomi pada dokter Jery
"Baik pak, saya lihat dulu ya" Jery pergi melihat kondisi Tania.
Rendra panik lalu menghubungi orang tua Tania, Tidak lama dokter keluar dari ruangan.
Keluarga tania.., saut dokter
"Saya suaminya Tania Dok, kandungan istri saya baik-baik saja kan Dok?"
"Ibu Tania harus segera di Caesar, kami minta persetujuan dari keluarga ibu Tania pak" kata Dokter
"Baik dokter operasi Caesar saja langsung"
"Baik pak silahkan bapak tanda tangani disini agar kami segera operasi nya."
Rendra pun tanda tangan di kertas, tanda kalau pihak keluarga sudah menyetujui tindakan operasi Caesar Tania.
Setelah tanda tangan Rendra menghubungi orang tuanya.
Assalamualaikum Yah.
Waalaikumsalam, ada apa lagi kamu hubungi saya, setelah kamu menyakiti anak saya.
"Yah Tania mau melahirkan"
"Apa Tania melahirkan?, ayah akan sama bunda segera ke sana."
Rendra pun menutup telponnya, dia duduk di kursi ruang tunggu, wajah nya nampak kepanikan dari cara Rendra meremas tangannya sendiri yang tidak bisa diam.
...----------------...
Minta dukungan nya all terimakasih