Tiba-tiba saja nenek menyuruhku menikah dengan pria kurang mapan. Aku adalah seorang wanita yang memiliki karier mapan!! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa nenek memilih laki-laki dibawah standarku? Apa sebenarnya tujuan nenek?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 19 - Belanja
Hubungan antara Tia dan Alex terus berlanjut. Mereka saling
bertukar nomor sebelum berpisah. Beberapa kali Alex mengajak bertemu, namun Tia
selalu menolak. Bukan karena tidak ada rasa ketertarikan sama sekali, namun dia
masih terlalu bersalah karena telah membohongi Rizal.
“Akhir bulan neh Dek, gak ada rencana mau belanja bulanan?”
“Ha?? Iya juga sih. Biasanya Aku belanjanya sama nenek. Mas
biasanya belanjanya dimana?” Tia berasumsi, masak sih seorang buruh bangunan
belanjanya di Mall?? Bukannya mau memandang rendah sih, tapi kan pekerjaan
mereka dibayar harian atau mingguan, cukupkah untuk dibuat belanja di Mall??
“Tanyain nenek aja Dek, siapa tau nenek mau ikut??”
“Hem... Ya udah deh...” Tia menelpon neneknya, mereka
berbicara cukup lama.
“Nenek mau ikut Mas, Kita disuruh ke rumah beliau. Nanti
berangkat bareng dari sana.”
“Ayo siap-siap dulu Dek, Kita berangkat sekarang, sekalian
malam mingguan.” Rizal tersenyum manis. Tia segera memalingkan wajahnya. Dia
takut akan berpikiran aneh-aneh lagi. Entah kenapa setiap melihat Rizal, dia
selalu menatap bibirnya. Ingin sekali rasanya dia mengecup bibir itu walau
sebentar. Argghhh... Pasti gara-gara mimpi itu!!
***
Di Rumah Nenek
“Kata nenek Kita naik mobilnya beliau. Jadi gak usah bawa
motor.” Tia menjelaskan.
“Berarti motornya Mas tinggal disini ya Dek??”
“Iya, tinggal disini aja. Nanti Kita dianter supir Mas...”
“Loh, kenapa harus sama supir? Biar Mas aja yang nyupirin.”
“Lho, emang Mas bisa nyetir?” tanya Tia takjub.
“Iya, bisa dikit-dikit lah. InsyaAlloh berangkat dan pulang
selamat kok Dek.” Rizal tersenyum nakal.
“Ya udah lah... Beneran ya bisa nyetir??” Tia kembali
bertanya tak yakin. Rizal menjawab dengan mengacungkan jempolnya.
***
Tia lebih takjub melihat kelihaian Rizal dalam menyetir.
Mulai timbul berbagai pertanyaan di dalam kepalanya.
“Mas udah lama bisa nyetir?”
“Ya lumayanlah...”
“Belajar dimana Mas??”
“Diajarin teman Dek.”
“Owhh... Kalo Mas bisa nyetir, kenapa kemarin pas pindahan
gak pinjam mobil Nenek.?? Kan gak perlu sewa kendaraan umum Mas...” Nenek duduk
tenang dibelakang, mendengarkan percakapan mereka. Geleng-geleng kepala dengan
kelakuan cucunya.
“Emang lebih hemat, tapi karena Kita sudah berkeluarga kan
gak perlu sedikit-sedikit ngerepotin Nenek. Selagi bisa sendiri, ya Kita lakuin
sendiri Dek.” Rizal menjawab dengan sabar setiap pertanyaan istrinya. Tia
sepertinya kurang puas dengan jawaban suaminya. Akhirnya dia memutuskan untuk
bermain HP.
Ting (Suara notif pesan WA)
Tia melihatnya, ada beberapa pesan dari Alex yang belum
dibacanya.
-Malam minggu ngapain cantik?? Keluar yuk?
-Tia?
-Cantik?
-Kok gak dibales ya?
Tia gelagapan melihat pesan WA-nya. Entah kenapa dia takut
Rizal akan membaca pesannya. Dengan sembunyi-sembunyi Tia membalasnya.
*Maaf Mas, saya gak bisa. Saya sedang diluar sama nenek.
-Dimana? Aku susul ya? Sekalian pengen kenalan dengan calon
nenek mertua. (emoticon tertawa ngakak)
*Eh gak usah. Udah ya mas, aku lanjut dulu.
Tia menutup percakapan. Rasanya aneh sekali. Dia merasa
ketakutan sekaligus bersalah membalas pesan laki-laki lain disebalah Rizal.
Padahal di dalam perjanjian juga tertulis, bahwa pihak pertama maupun pihak
kedua tidak akan saling mengganggu urusan masing-masing. Namun dia merasa telah
mengkhianati Rizal.
***
Dear READERS kesayangan
Tolong jempol, hati dan komennya
ya…
Karena setiap jempol, hati dan
komen yang readers berikan menambah semangat Kami dalam menulis.
Terima Kasih sudah membaca karya
saya ;-)