KARMA
Sebelum membaca karya ini alangkah baiknya jika membaca karya pertamaku yang berjudul Aku Bukan Pelakor, agar bisa mengikuti jalan ceritanya.
Karya KARMA ini menceritakan tentang pembalasan pengkhianatan yang di lakukan julio kepada istri dan anak-anaknya.
Julio bukan hanya mengkhianati istrinya namun ia membohongi ana dengan mengaku lajang untuk mendapatkan hati dan tubuh ana, selain itu ia juga di duga menggelapkan dana perusahaan tempatnya bekerja serta perusahaan milik istrinya.
Lalu apa sajakah KARMA yang akan di terima oleh julio?
Semuanya akan di ceritakan di Novel ini.
Terima kasih, selamat membaca😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Di kantor polisi Julio sempat bertemu dengan Rio yang tengah memberikan kesaksiannya, Rio menatap Julio dengan penuh kebencian dan amarah.
Rio menarik kerah baju Julio, dan berteriak mengeluarkan seluruh amarhnya kepada julio. "BERENG*EK!!! SUDAH PUAS KAU SEKARANG MEMBUNUH JANIN DALAM KANDUNGAN ANA??"
"Aku membunuh anakku sendiri?" Julio sangat syok dan terpukul mendengarnya, perasaan bersalah mulai menghantui dirinya.
"Pak Rio, sabarlah ini kantor polisi. Tahanlah emosi pak Rio" tubuh rio di tahan oleh karyawannya agar tidak membuat keributan di kantor polisi.
"Akan aku pastikan kau akan mendekam di penjara untuk selamanya." Rio menghempaskan julio dengan sekuat tenaganya, kemudian ia pergi meninggalkan kantor polisi.
Tak punya pilihan lain, Julio pun menghubungi istrinya untuk meminta bantuan kepadanya, dirinya tidak ingin mendekam dipenjara.
"Aku mohon tolonglah aku kali ini saja, aku benar-benar tidak tahu lagi harus meminta bantuan kepada siapa selain kepadamu." ucap Julio mengiba kepada istrinya.
"Bukankah kamu habis menjual apartementmu? Mengapa tidak kau pakai saja uang hasil penjualan apartementmu untuk memberikan kompensasi atau biaya pengobatan kepada wanita yang kamu tabrak?" tanya Retno.
"Aku di tipu, uang hasil penjualan apartementku di bawa lari oleh temanku sendiri, maka dari itu aku tidak berani untuk pulang atau menghubungimu, aku tidak ingin menambah beban pikiranmu, sayang" Julio mulai mengarang cerita agar retno mengasihani dirinya dan mau membantunya, padahal seluruh uang hasil penjualan apartement ia gunakan untuk berjudi serta berpesta bersama anggel dan teman-temannya di Singapura.
"Bagaimana hal itu bisa terjadi?" tanya Retno, curiga.
"Tadinya kita akan melakukan kerja sama, namun ternyata setelah aku memberikan uangku sebagai modal awalnya, ia menghilang begitu saja." ucap Julio, mencoba meyakinkan istrinya agar ia mau percaya dengan semua yang ia ucapkan.
"Sialnya ketika aku hendak mengejar temanku yang menipuku itu, aku justru mendapatkan musibah, aku benar-benar tidak sengaja menabrak seorang wanita yang sedang menyebrang. Wanita itu dan keluarganya sangat kaya sehingga mereka tidak membutuhkan kompensasi biaya pengobatan, yang mereka inginkan membawa masalah ini ke jalur hukum" ucap julio lebih lanjut.
"Tolonglah aku sayang, aku benar-benar butuh bantuanmu" Julio terus mengiba agar retno mau membantu dirinya, jurus terakhir yang pria itu gunakan agar istrinya mau membantunya adalah dengan membawa nama anak-anaknya.
"Jika tidak ada kejadian ini, harusnya sudah beberapa hari yang lalu aku pulang dan memenuhi janjiku untuk mengajak kalian ke kebun binatang, aku ingin sekali bisa bermain dan berkumpul bersama kalian. Aku benar-benar merindukan kalian hiks..." tangis Julio dalam sambungan teleponnya.
"Baiklah aku akan mencarikan pengacara yang handal untuk membantumu." ucap Retno, demi anak-anaknya wanita itu mau membatu suaminya agar suaminya bisa terbebas atau setidaknya bisa mengurangi masa hukumannya.
"Benarkah?!" Julio seakan tak percaya jika istrinya akan semudah tertipu oleh tipuannya.
"Ya, nanti aku akan kabari. Aku akan menghubungi tim legalku dulu." Ucap retno.
"Terima kasih banyak ya sayang." Ucap julio.
"Sama-sama, jaga kesehatan mas selama di sana." Retno menutup telephonenya.
Retno langsung menghubungi tim legalnya, meminta mereka mencarikan pengacara untuk membantu proses hukum suaminya.
"Berapa pun biayanya akan aku usahakan, asalkan masalah ini bisa cepat selesai." Ucap retno kepada karyawannya melalui sambungan telephone.
"Baikbu, kalo begitu akan segera kami kerjakan."
Saat retno sedang berbincang dengan karyawannya, tiba-tiba ibu ratih datang ke kamar retno karena kebetulan pintu kamar retno tidak tertutup. Ibu ratih yang melihat raut wajah retno nampak cemas, ia pun langsung menanyakan kepada retno.
"Ono masalah opo nduk?" Tanya ibu ratih, ibunda julio yang sudah kembali tinggal bersama retno.
"Eh ibu, mboten nopo-nopo kok bu." Retno terkejut dengan kedatangan ibu mertuanya ke kamarnya.
"Yakin awakmu ora ono perkoro?" Tanya ibu ratih kembali.
"Injih bu, mboten wonten menopo-menopo" Ucap retno sambil tersenyum, ia menyakinkan ibu mertuanya jika dirinya baik-baik saja.
"Garwamu tindak endi? Koyo wis seminggu ora mulih?" tanya Ratih.
*Suamimu mana? Kayanya sudah satu minggu tidak pulang.
"Nambe wonten pedamelan wonten Jakarta."
*Sedang ada pekerjaan di Jakarta.
Retno terpaksa berbohong, ia tidak ingin ibu mertunya kembali drop jika mengetahui putranya sedang terlibat masalah hukum.
"Ibu enggal ngaso njih, meniko sampun ndalu."
*Ibu istirahat ya, sudah malam.
Retno mendorong kursi roda ibu mertunya menuju kamarnya agar ibu mertunya beristirahat.
sungguh menguras air mata, tapi sangat puas n byk pelajaran yg bisa diambil dlm cerita ini
sungguh sangat terharu dgn novel ini