NovelToon NovelToon
Jenderal Reinkarnasi Kebangkitan Permaisuri Tak Dianggap

Jenderal Reinkarnasi Kebangkitan Permaisuri Tak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Romansa / Pembaca Pikiran / Balas dendam pengganti
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Fuan, seorang jenderal perempuan legendaris di dunia modern, tewas dalam ledakan yang dirancang oleh orang kepercayaannya. Bukannya masuk akhirat, jiwanya terlempar ke dunia lain—dunia para kultivator. Ia bangkit dalam tubuh Fa Niangli, permaisuri yang dibenci, dijauhi, dan dihina karena tubuhnya gemuk dan tak berguna. Setelah diracun dan dibuang ke danau, tubuh Fa Niangli mati... dan saat itulah Fuan mengambil alih. Tapi yang tak diketahui semua orang—tubuh itu menyimpan kekuatan langit dan darah klan kuno! Dan Fuan tidak pernah tahu caranya kalah...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19– Pesan Penenun Ramalan dan Gerbang Langit Tersembunyi

Hujan gerimis turun keesokan paginya. Udara di Lembah Langit Tertinggi dipenuhi aroma tanah basah dan bunga roh yang bermekaran. Fa Niangli sedang duduk di beranda, memandangi embun saat seekor burung roh datang membawa gulungan sutra kecil bersegel biru.

Fa Niangli membuka gulungan itu dan membaca.

Kepada Pemilik Simbol Pemurni Langit,

Gerbang Langit Tersembunyi bangkit sekali setiap seratus tahun. Tahun ini... adalah saatnya.

Temui aku di Kuil Penenun di utara kota Bayangan Lembah, saat bulan ke-9 mendekati purnama. Aku menunggu jawabanmu terhadap takdirmu.

Tertanda: Penenun Ramalan, Lan Ruo.

---

Fa Niangli memperlihatkan surat itu kepada Jiang Yuan saat sarapan. “Kau kenal nama ini?”

Jiang Yuan berpikir sejenak. “Lan Ruo... satu dari sedikit penenun ramalan sejati. Mereka tak ramal sembarangan. Kalau dia mengirim surat... itu berarti penting.”

“Gerbang Langit Tersembunyi?”

“Legenda kuno menyebut itu adalah perbatasan antara dua ranah kekuatan tinggi. Tapi belum ada yang berhasil membukanya selama ratusan tahun.”

Fa Niangli menatap ke langit. “Lalu... mari kita buka yang ini.”

---

Perjalanan menuju kota Bayangan Lembah dilakukan dengan kapal spiritual kecil. Fa Niangli membawa ketiga muridnya, Jiang Yuan, serta Yuyu yang bersikeras membawa cemilan lengkap dan payung emas antik miliknya.

“Kota Bayangan Lembah dikenal sebagai tempat paling tidak bisa ditebak,” kata Zhu Feng. “Katanya, jalan berubah setiap malam.”

“Bagus,” jawab Tong Lian. “Akhirnya tempat yang cocok dengan kepribadianku.”

Mo Qingluan hanya mengangguk sambil memeluk Xiao Kuai.

---

Saat tiba di kota, suasananya memang seperti mimpi. Bangunan bergeser pelan setiap kali awan menutupi matahari. Jalan melingkar jadi lurus, tangga mendadak jadi kolam. Tapi setiap warga tampak terbiasa.

“Ah, kota kita memang sedang ‘berputar’, Nona,” ujar penjaga pintu gerbang santai. “Tunggu satu jam, kuilnya muncul di atap toko obat.”

Dan benar saja, saat bayangan matahari berpindah, sebuah kuil kecil muncul perlahan di atap bangunan.

---

Kuil itu dipenuhi benang cahaya, seperti jaring laba-laba perak di udara. Di tengah ruangan berdiri seorang wanita tua berambut putih pucat, matanya tertutup kain biru.

“Fa Niangli... kamu datang,” ujarnya pelan.

“Apa maksud dari suratmu?” tanya Fa Niangli tenang.

Lan Ruo tersenyum samar. “Kau adalah Pemurni Langit. Kamu tidak hanya ditakdirkan membuka gerbang itu... tapi juga menyeimbangkan dua aliran besar dunia. Cahaya... dan kabut.”

Fa Niangli diam sejenak. “Aku tidak mengejar takdir. Aku hanya ingin melindungi orang-orangku.”

“Itu sebabnya kamu dipilih.”

---

Lan Ruo mengangkat tangannya. Sebuah titik cahaya melayang dan menyatu dengan simbol naga bulan di jubah Fa Niangli.

Tiba-tiba, Fa Niangli melihat sekilas dunia aneh—langit merah, reruntuhan terbalik, dan suara seperti nyanyian bintang. Tapi itu hanya sepersekian detik.

“Saat purnama penuh nanti,” kata Lan Ruo, “gerbang itu akan muncul. Dan kamu harus memilih... apakah ingin membukanya sendiri, atau bersama orang yang mampu melindungimu dari bayangannya.”

Mata Jiang Yuan membelalak sedikit, tapi dia tidak berkata apa-apa.

---

Dalam perjalanan pulang, Tong Lian bergumam, “Kenapa semua takdir itu selalu terdengar seperti novel tua?”

“Karena kita hidup dalam satu,” jawab Fa Niangli pelan sambil tersenyum.

Sejak Fa Niangli kembali dari pertemuan dengan Lan Ruo, suasana di Lembah Langit Tertinggi menjadi... sedikit aneh.

Suatu pagi, Tong Lian terbangun dengan jeritan, “AYAMKU BISA BICARA!”

Mo Qingluan memeluk Xiao Kuai dengan waspada. “Xiao Kuai tidak bicara. Itu tanaman keladi di belakang dapur yang bicara.”

Zhu Feng yang sedang menimba air tiba-tiba terpeleset karena batu yang berbisik, “Hati-hati... kamu berat.”

Yuyu datang dengan sekop. “Siapa yang semalam menaruh bubuk peningkat spiritual ke kebun herbal?!”

Ternyata, setelah Fa Niangli menerima simbol dari Lan Ruo, energi lembah mulai bereaksi. Tanah di sekitar Sekte Langit Tertinggi, yang dulunya netral, kini mulai hidup dan bicara.

---

Fa Niangli berdiri di tengah taman belakang. Tanaman-tanaman bergoyang pelan. Angin membawa bisikan halus.

“Pemilik Simbol... kau membangunkan kami...”

Ia menunduk. Sebuah bunga biru mekar mendadak di dekat kakinya. Dari kelopaknya, keluar cahaya kecil yang berubah menjadi kupu-kupu cahaya.

Jiang Yuan mendekat. “Kau memengaruhi lembah ini... seolah-olah kau bagian dari jiwanya.”

Fa Niangli mengangguk. “Atau mungkin... lembah ini adalah bagian dari diriku yang lama terkunci.”

---

Ketiga murid mulai memanfaatkan fenomena ini.

Mo Qingluan bicara dengan tanaman jamur spiritual untuk mengetahui musim terbaik panen. Zhu Feng melatih teknik pertahanannya di tengah pohon yang memberi nasihat seperti guru tua. Tong Lian mencoba minta saran cinta dari... akar bambu.

“Aku suka orang pendiam,” kata Tong Lian sambil duduk di bawah pohon.

Akar bambu: “...Diam saja, berarti suka.”

Tong Lian: “YES!”

---

Namun, kegembiraan mereka tak berlangsung lama.

Pada malam menjelang purnama, tanaman-tanaman di sisi timur lembah mulai layu. Fa Jinhai memeriksa dan menemukan retakan kecil di batu penyangga spiritual.

“Ada kekuatan asing menyusup... bukan dari lembah ini.”

Fa Niangli menatap retakan itu. “Mungkin... ini bayangan dari gerbang yang mulai terbuka.”

Jiang Yuan mengangguk. “Kalau benar begitu... kita harus bersiap. Karena yang datang bukan hanya cahaya, tapi juga kegelapan.”

---

Di aula utama, Fa Niangli mengumpulkan semua murid dan tetua.

“Kita akan melindungi lembah ini seperti rumah kita sendiri. Tapi jangan takut. Kalau tanah ini bisa bicara... berarti ia juga bisa melawan.”

Yuyu mengangkat tangan. “Kalau tanahnya bisa bicara... boleh saya suruh dia bantu bersih-bersih dapur?”

Seluruh ruangan tertawa.

Malam sebelum purnama, langit di atas Lembah Langit Tertinggi dipenuhi bintang. Udara tenang, namun ada getaran halus dalam energi spiritual yang terasa sampai ke ujung akar pohon.

Fa Niangli berdiri di altar batu tengah lembah, diapit oleh Fa Jinhai dan Jiang Yuan. Di depannya, sebuah lingkaran formasi rumit digambar dengan tinta emas dan serpihan kristal roh.

“Ini hanya simulasi,” jelas Fa Niangli pada semua yang hadir. “Kita akan membuka pantulan dari gerbang, bukan gerbang aslinya. Untuk mengamati apa yang tersembunyi di baliknya.”

Zhu Feng menelan ludah. “Kalau cuma pantulan saja sudah menyeramkan... bagaimana aslinya nanti?”

Mo Qingluan memeluk Xiao Kuai erat-erat. “Aku harap pantulannya tidak bicara balik.”

Tong Lian berdiri dengan kuali perak. “Kalau ada yang keluar dan mencurigakan, aku timpuk pakai ini.”

Fa Niangli menarik napas panjang. “Baik. Mulai.”

---

Begitu kekuatan spiritual dialirkan, lingkaran formasi menyala lembut. Cahaya keemasan berputar-putar seperti pusaran air.

Dalam pantulan itu, perlahan muncul sosok sebuah gerbang besar... melayang di tengah ruang tak berbatas. Gerbang itu hitam pekat, dengan ukiran naga dan awan, namun di tengahnya terdapat cermin.

Fa Niangli menatap pantulan cermin itu.

Dan tiba-tiba—

Cahaya menyilaukan!

Semua terkejut. Saat pandangan kembali fokus, Fa Niangli berdiri mematung.

“Guru!” teriak Tong Lian.

Namun Fa Niangli tak menjawab. Matanya kosong, seperti melihat sesuatu jauh di luar dunia ini.

---

Di dalam pikirannya, Fa Niangli melihat kilasan.

Seorang anak kecil berambut putih, duduk di atas bebatuan salju. Seorang pria berpakaian hitam berlutut di hadapan altar hancur. Sebuah suara lirih, “Kalau kamu tidak bangkit... semua pengikutmu akan hilang.”

Dan di akhir... wajah seseorang.

Jiang Yuan.

Tapi... bukan seperti yang ia kenal sekarang. Lebih muda. Luka di wajah. Dan mata penuh kemarahan.

Fa Niangli mengerjap.

Lingkaran cahaya runtuh dengan sendirinya. Jiang Yuan memegang lengannya. “Apa yang kau lihat?”

Fa Niangli menggeleng pelan. “Bukan masa depan. Tapi... masa lalu. Tapi bukan punyaku.”

Jiang Yuan terdiam. “Mungkin... sudah waktunya aku juga jujur.”

Semua menatap Jiang Yuan.

Ia menunduk. “Aku bukan hanya pedagang keliling. Aku... pernah menjadi penjaga salah satu kuil penjuru yang dulu bekerja di bawah Sekte Langit Tertinggi. Tapi... aku gagal. Dan orang-orangku musnah.”

Fa Jinhai melangkah maju. “Lalu kenapa sekarang?”

Jiang Yuan menatap Fa Niangli. “Karena aku melihat cahaya yang dulu hilang... kembali lewat dirinya.”

---

Fa Niangli tersenyum samar. “Lalu mari kita bersama membuka gerbang itu saat waktunya datang. Tapi kali ini, kita tidak akan gagal.”

Zhu Feng: “Kita juga ikut!” Mo Qingluan: “Aku dan Xiao Kuai juga!” Tong Lian: “Aku, kamu, dan kuali perakku—tak terpisahkan!”

---

Dan malam itu, lembah yang dulunya sunyi kembali bergaung dengan semangat. Mereka tahu... saat purnama penuh tiba, dunia akan berubah. Tapi mereka tidak lagi takut.

Karena sekarang, mereka sudah menjadi keluarga.

Bersambung

---

1
Nitnot
penulis kesayanganku ga pernah gagal.. sukaaa
inda Permatasari: terima kasih bunda 🌹
total 1 replies
Osie
makin seru dna perjalanan masih panjang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Eehh si tong lian nih aya2 wae
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Hhmm kirain udah mulai buka gerbang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Baguuss ada lucuna juga 💞💞
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
/Joyful//Facepalm//Facepalm/ Aya2 wae
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Rasana beda dari novel2 mu sebelumna thor
Dewiendahsetiowati
Tong Lian murid yang paling nyleneh sendiri dan bikin suasana ceria🤣🤣
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Waahh 😃 calon jodoh ni kayana
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Wahh kejutan menanti
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Siapa lagj tuh
Wahyuningsih
klau jln critanya bisa d tebak gk srulah y gk thor dtnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 semedinya thor ntar lumutan loh 😁😁 sellu jga keshtn tetp 💪
Ai Shiteru
novel pertama yang alurnya susah aku tebak, biasanya bisa ketebak baru awal2 baca, tapi ini luar biasa ceritanya, terima kasih thor.
Osie
fa niangli capek bgt ya
Osie
tong lian emang saingan ma tong makan nih/Facepalm/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Sudah dibuktikan mao apa lagi coba 😏
Dewiendahsetiowati
Tong Lian mesti bikin kisruh dan aneh sendiri
Cindy
lanjut kak
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Mereka hanya iri
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Ujian na bikin dilema
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!