NovelToon NovelToon
Tentang Rasa

Tentang Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Asrar Atma

Menyukai seseorang tanpa tahu balasannya?
tapi dapatku nikmati rasanya. Hanya meraba, lalu aku langsung menyimpulkan nya.
sepert itukah cara rasa bekerja?

ini tentang rasa yang aku sembunyikan namun tanpa sadar aku tampakkan.
ini tentang rasa yang kadang ingin aku tampakkan karena tidak tahan tapi selalu tercegat oleh ketidakmampuan mengungkapkan nya

ini tentang rasaku yang belum tentu rasanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asrar Atma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jarang terjadi

Pov Haneul Kamandaka

Dengan kaki yang masih di gips dan masih mengandalkan tongkat, aku nekat pergi malam ini, ke acara kondangan teman SD Rina-menjadi pasangan agar bisa ikut hadir pada acara yang sebenarnya aku tidak tahu ada.

Untuk apa aku melakukan ini, aku tidak tahu pasti, tapi bila ku ingat acara kondangan tempo lalu-pernikahan kakak perempuan nya Dimas. Dimana Ali duduk satu meja dengan Daniza, aku merasa gelisah hanya dengan memikirkan, kemungkinan hari ini Daniza akan pergi lagi bersama Ali, bukan hanya sekedar duduk disatu meja yang sama tapi sebagai pasangan.

"Kamu ku rekrut jadi kakak laki-laki ku saja Han, gimana? Daripada kamu ngga punya saudara dan aku ngga punya saudara laki-laki, kita bisa jadi saudara yang bersahabat."Dimas mengoceh lagi setelah baru saja mengeluh, karena harus bekerja diacara pernikahan kakak nya.

"Aku sedikit keberatan, kalo mau adopsi saudara, Gato sepertinya lebih cocok " Dimas terbahak, terlihat begitu frustasi.

"Aku mengatakan itu karena kamu membantu ku mengurus per piringan dengan sukarela, aku jadi teringat pesan kakak ipar ku, ngga apa-apa Dimas... namanya juga saudara ,keluarga harus saling membantu karena ada saatnya kita juga memerlukan bantuan mereka" aku mengikuti cara Dimas, yang membuang makanan sisa dari piring bekas tamu ke bak sampah.

"Tapi kamu merasa Gato yang lebih cocok, menyakitkan sekali, tapi dipikir pikir kalian berdua memang cocok " aku tidak menanggapi nya lagi, karena ketika aku mendongak dari kesibukan ku,aku menemukan objek yang lebih menarik dari keluhan nya.

Daniza ternyata juga ikut datang ke acara ini bersama rombongan nya, dia memakai rok berwarna sage dan baju warna merah muda, pakaian yang ceria...dengan rambut di ikat tinggi. Mata nya berkeliaran menatap sekeliling- dia mencari ku.

Namun percuma saja mendekatinya, dia hanya akan bersikap kaku lalu menjauh secara perlahan. Hanya senang melihat ku tapi tidak bisa ku sentuh. Tapi aku berubah pikiran ketika melihat Ali tiba-tiba ikut duduk dimeja yang sama, dan itu tepat disamping Daniza.

Aku mungkin tidak akan terlalu mempermasalahkan hal ini, melihat gerakan Daniza yang tidak nyaman tapi mengingat bagaimana dia mampu membalas sapaan Ali, kaki ku melangkah lebih dibandingkan akal ku.

"Semalam kamu nonton Dan?"dan aku langsung menyela diantara keduanya, sebelum Daniza bisa membuka suaranya.

"Permisi, mau ambil piring kotor"lalu tangan ku yang lain, aku letakan diatas sandaran kursi plastik tempat Daniza duduki, yang sebenarnya ingin sekali ku daratkan dibahu nya sambil sesekali meremas nya.

"Loh, Haneul ternyata"aku menoleh kesamping, lalu tersenyum pada Ali.

"Jadi bagian tukang ngumpul piring kotor, Han?"dan dapat ku rasakan badan Daniza berubah tegang, yang jika seandainya ku tempel kan telinga ku ke dada nya, pasti akan ku dengar degup jantungnya.

"Begitulah, bantu Dimas. biar nggak ngerjain sendiri"Ali terkekeh saja, tapi kepala nya beberapa kali bergerak tidak karuan mencoba mengintip Daniza dari benteng yang ku buat.

"Daniza kenapa?, tanganya kok gemetar" perhatian ku teralih sepenuhnya pada Daniza sekarang, memastikan perkataan Aca barusan.

"Nggak apa-apa kok" dia mencoba berbohong padahal wajahnya berubah pucat, tentu saja Aca tidak akan percaya, "Gugup karena berdekatan dengan Ali ?" Aku nyaris terkekeh, jika saja tidak berdehem mendengar analisa Aca.

"Ngga...."dia gugup karena ku, maka aku mencoba membantunya dengan cara yang dia yang dia ajarkan.

"Belum makan, pasti karena itu. Daniza...seharusnya kamu ambil yang rendang atau ayam kari bisa juga gado-gado yang penting ada nasi. Bakso mungkin nggak cukup buat ngenyangin apalagi porsinya kecil. Perut indonesia memang begitukan,belum makan kalau belum makan nasi."kata ku seraya menahan senyum, mengingat perkataan dan tingkah nya kala itu.

"Benar Daniza?"dia mengangguk dan melihat kedepan sana, lalu berdiri seraya menatap semua orang satu per satu, kecuali aku.

"Aku kesana dulu, datang Mama"katanya seraya berbalik, membuat kami saling berhadapan.

"Mau lewat"singkat seperti biasa dan aku mundur beberapa langkah, mempersilahkan nya lewat.

__________________

Dan sekarang di tema acara yang sama, tapi lokasi dan orangnya berbeda, aku sampai memaksa datang dengan alasan yang aneh. Mencari Daniza untuk mengawasi nya, ini seharusnya tugas Daniza.

Tapi malah aku yang menggantikan karena dia yang tiba-tiba menghindar, dan jika dia ingin menukar posisi nya dengan ku ,sesekali seharusnya dia bertukar pandangan denganku atau sesekali mencoba dekat untuk melihat polah ku, bukan menjauhkan diri seperti ini, sesuatu yang tidak pernah ku lakukan.

"Han gimana acaranya menurut mu?"

"Lumayan rame, padahal ngga ada acara musik seperti tempat Dimas, waktu itu" jawabku setelah menelan makanan ku dengan tatapan yang masih terpaku pada tempat Daniza duduk, aku merasa lega melihat Daniza datang diacara ini tidak dengan Dimas, melainkan dengan seseorang lelaki baya yang kemungkinan ayahnya.

"Padahal dia cuma ngundang dua Rt, ditambah teman-teman sekolah yang bawa pasangan, bisa serame ini yaa" Daniza sepertinya sudah selesai dan akan beranjak dari sana yang itu berarti dia perlu melewati tempat duduk ku dan Rina.

"Kalo makanan nya gimana Han, menurut mu?" Aku menumpuk piringku dengan piring bekas yang sudah ada dibawah kursi, di acara ini tidak menyediakan meja.

"Lumayan "sebentar lagi, dia akan lewat hanya butuh beberapa langkah lagi dan seharusnya dia sudah menyadari keberadaan ku sebelumnya, mengingat matanya biasa berkeliaran melihat sekitar.

"Menurut ku, agak asin sih" tapi ternyata dia hanya lewat, dan aku tidak tahu apakah dia benar-benar tidak tahu keberadaan ku ataukah hanya berpura-pura.

Dan aku memilih tidak peduli pada apapun keputusan sikap nya, jadi...aku menyapa nya."Daniza....."mataku terbelalak saat menangkap benda asing melayang dari belakang, lalu dengan gerakan cepat, sekali sentakan aku menarik tangannya hingga dia naik ke pangkuan ku.

Lalu suara pekikan dan kepanikan menyebar dari ujung sampai ujung- kerusuhan telah terjadi. "Haneul...kita mesti pergi!" Suara dan Tarikan dibelakang Hoodie ku, membuatku tersadar dari situasi saat ini, dan begitu pula Daniza yang mendorong pelan dadaku-ingin berdiri.

Namun aku menahan gerakannya, mengencangkan pelukan ku dipinggangnya. "Belum aman, dan kaki ku ngga bisa berjalan terburu-buru " dia mendongak dan baru kali ini, aku bisa menatap penuh mata itu.

"Lepas, aku bisa lari" Matanya penuh dengan kilatan amarah, dan anehnya tatapan yang seperti ini juga indah.

"Bisa gendong juga?" Aku melirik kaki kanan ku, dan Daniza mengikuti tatapan ku.

" Lepas Haneul!" Wajah galak nya muncul tapi kali ini bukan untuk menutupi kegugupan, melainkan benar-benar marah.

"Tunggu sebentar dulu, Daniza!" Aku memeluknya semakin erat karena kesempatan jarang terjadi, tapi dia malah mencubit ku pada semua tempat yang bisa dijangkau, dan kaki nya ikut bergerak- gerak mencoba melepaskan diri lalu seakan belum cukup dia menggigit kupingku.

Kacau sekali kamu Daniza, aku melepaskan nya sambil memegang telinga ku. Ketika lepas, dia segera berlari menjauh dan aku hanya bisa menatap punggungnya yang mulai tertutup oleh kerumunan. Kamu hampir membangungkan binatang didalam diri ku, Daniza.

1
Kesini
itu pesona dimas
rina Happy
jadi pnasaran, kenapa daniza berubah stelah ambil mantel dirumah han,, apa ada hubungannya dengan rina?
sial namaku juga rina/Facepalm/
Abel Peony
Seliar Lalat
Abel Peony
Kacamata/Shhh/
Abel Peony
Awas, bau jigong!
Abel Peony
Jahil Banget, sumpah, deh!
Abel Peony
Jahil, yah!
rina Happy
haruskah aku mnunggu tamat dulu novelmu baru aku baca author?
aaaaaaa aku tak sanggup menungguuuu
Asrar Atma: hehehe sabar yaa, rina.
total 1 replies
Kesini
panas hanul
Kesini
sopan lah begitu
Kesini
wahhhh intens
Abel Peony
Huh/Shhh/
Abel Peony
Daniza itu anak alam
Abel Peony
Gatot, Hanul/Good/
Abel Peony
Masa langsung nanya bawaan orang, sih, Bu?
Kesini
kan benar Gato tau segalanya
Kesini
mertua mu kejam hanul
Kesini
walah Bu Gato itu
Kesini
banyak sekali pertanyaan
Abel Peony
Banyak duit, Si Han, ini. Pantesan Daniza suka.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!