Ganti Cover dari NT yah
Mencintai dengan sepenuh hati ternyata belum tentu membawa kebahagiaan bagi Alia Valerie Putri, gadis yang kurang beruntung dalam hubungan keluarga dan ternyata tak beruntung juga dalam urusan cinta.
Setahun berusaha menjadi kekasih terbaik bagi Devan Bachtiar, berharap mendapatkan kisah romansa bak film Drama Korea, justru berujung duka.
Hubungan penuh tipu daya yang dilakukan Devan, membuat luka di dalam hati Alia. Hingga takdir membawanya bertemu dengan Sam Kawter Bachtiar yang semakin membuat hidupnya porak poranda.
Siapa sebenarnya Sam Kawter Bachtiar? Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Alia bersama Devan Bachtiar? Akankah Devan menyesali perbuatannya?
Akankah masih ada kesempatan baginya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dipermalukan
Beberapa hari kemudian, Alia kembali ke kampus. Hari ini adalah hari wisuda Devan. Alia ingin melihat pria itu mengenakan toga, meskipun bukan dia yang ada di sebelahnya. Kepergian Alia hari itu pun tanpa izin Sam Kawter.
Pria itu pergi pagi-pagi sekali dan kesempatan itu dimanfaatkan Alia untuk pergi. Ia hanya pergi sebentar, begitu pikiran Alia.
Tanpa Alia tahu bahwa Sam sengaja meninggalkan Mansion nya untuk melihat gerak-gerik Alia. Ia tahu bahwa hari ini adiknya itu wisuda, dan ia ingin lihat apa yang akan Alia lakukan jika ia tidak ada di mansion?
Alia menyempatkan diri untuk bertemu dosen pembimbingnya sejenak, membicarakan penelitiannya yang masih di tahap awal itu meskipun dalam acara wisuda mahasiswa. Beruntungnya Alia mendapatkan dosen pembimbing yang humble dan ramah seperti Bu Dian.
Alia sebenarnya sedih melihat Riska bergelayut di lengan Devan yang sedang memakai toga itu. Entah mengapa, Alia merasa seharusnya dirinyalah yang ada di sana, meskipun ia tahu Devan tak pernah mencintainya.
Karena itu lebih baik ia berbincang dengan Bu Dian, siapa tahu menambah inspirasi untuk penelitiannya.
Saat itulah, Devan menyadari kehadiran Alia. Di saat Riska sedang sibuk bersama teman-teman dekatnya, mata Devan menemukan sosok Alia. Gadis itu duduk di ujung Aula bersama Bu Dian.
'Alia' batin Devan.
"Sayang, aku ingin berfoto dulu bersama teman-teman ku di sana ya, kamu nggak apa-apa kan aku tinggal sebentar?" tanya Riska.
"Iya sayang, aku nggak apa-apa. Kamu boleh berfoto sebanyak apapun yang kamu mau."
Riska pun tersenyum kemudian memeluk Devan sejenak. Lalu ia pun pergi bersama teman-temannya menuju spot foto yang bagus.
Devan yang sedang mencari celah untuk bisa bicara dengan Alia pun mendapat kesempatan. Ia melihat Alia telah selesai berbincang dengan Bu Dian. Alia berjalan meninggalkan aula.
Dengan cepat Devan mengejarnya, menarik tangan Alia dan membawanya ke balik dinding agar tidak terlihat siapapun.
"Devan??" Alia begitu terkejut melihat pria itu mencengkram tangannya.
"Alia, katakan padaku, bagaimana kau bisa mengenal Sam Kawter?"
"Maaf Dev, itu bukan urusanmu," sahut Alia seraya menghempaskan tangan Devan.
Devan menarik kembali tangan Alia.
"Dia adalah kakakku Alia, dan itu menjadi urusanku!"
"Memangnya kenapa jika dia kakakmu?" tanya Alia.
"Sadarlah Al, kau tidak pantas bersama dengannya, Alia Valerie Putri!!"
Mendengar itu Alia pun menahan amarahnya. Rasa benci, cinta dan rindu seolah melebur menjadi satu. Alia benci dirinya yang masih saja mencintai Devan meskipun pria itu sangat jahat kepadanya.
Walaupun hatinya sakit karena masih memiliki perasaan pada Devan, tapi ia harus bisa menyadarkan dirinya dan bangun dari kenyataan, bahwa Devan tidak pernah mencintainya.
"Devan, kamu pikir kamu siapa bisa mengatakan itu kepadaku hah? Seharusnya kau sadar diri bahwa kau kini telah menjadi kekasih sahabat ku. Untuk apa kamu menanyakan mengapa aku bisa bersama kakakmu?"
"Alia!!" Devan semakin menarik Alia hingga jarak mereka teramat dekat.
"Kamu nggak cocok sama Dia Al. Kamu nggak bisa sama dia!!"
"Cukup Dev!" sentak Alia seraya berusaha melepaskan diri dari Devan.
"Tinggalkan kakakku!" bentak Devan seraya mencengkram lengan Alia.
Jarak di antara mereka begitu dekat, seolah hanya sehelaan napas yang memisahkan. Devan menatap mata Alia tanpa berkedip, membiarkan tatapan itu menyelami kedalaman hatinya.
Sementara Alia, seakan terjebak dalam sorot mata Devan yang penuh teka-teki. Waktu seolah berhenti. Sejenak mereka tenggelam dalam keheningan.
Andai aku bisa meninggalkannya, aku akan meninggalkannya Dev. Tapi kakakmu menahan ku untuk membuatmu terluka. Tapi bukannya kau yang terluka, malah aku yang dibuat terluka. Kau yang membuatnya menahan ku Dev.
"Lepaskan aku!" Alia menghempaskan tangan Devan dengan kuat hingga cengkraman itu benar-benar lepas darinya.
Alia tak ingin lagi berada di sana. Devan selalu saja berhasil membuat hatinya kacau setiap kali ia bertemu dengannya. Alia pun membalikkan tubuhnya hendak pergi, namun saat itu ia malah melihat Riska sedang berdiri di depannya.
"Alia!!" Riska mendorong tubuh Alia hingga gadis itu tersungkur.
"Aww," rintih Alia merasakan sakit pada lututnya.
Devan pun terkejut melihat lutut Alia yang ditutup kain kasa ketika roknya tersingkap sedikit.
Alia?
Apa yang dilakukan Sam Kawter kepadanya?
"Sampai kapan kau akan sadar kalau Devan bukan kekasihmu lagi Alia!? Devan bahkan tidak pernah tertarik padamu. Tidakkah kau malu terus mengejarnya??" ucap Riska dengan penuh emosi.
Alia berusaha bangkit dan berdiri sendiri.
"Kau mengajak Devan berduaan di tempat begini? Hah?? Kau wanita murahan Alia! Kau bahkan telah menjadi simpanan pria kaya, tapi masih berani menggoda Devan?"
"Ada apa ini ribut-ribut?" tiba-tiba terdengar suara menegur mereka.
Pak Soleh pun datang di tengah mereka dan melerai ketiganya.
"Ada apa ribut-ribut di tempat sepi begini?" tanya Pak Soleh seraya menatap mereka satu per satu.
"Ini pak! Alia mengajak Devan mojok, sepertinya dia ingin berbuat mesum kepada calon suamiku!" tutur Riska.
"Apa??" Alia tersentak mendengarnya.
Pak Soleh pun menatap Alia.
"Benar kau dan Devan berduaan di sini Al?"
"Kami hanya berbicara sebentar," sahut Alia.
Mendengar itu Pak Soleh pun menghela nafasnya.
"Berduaan dengan lelaki di tempat sepi itu tidak boleh Alia. Apalagi dengan calon suami orang lain. Minta maaf gih pada Riska, jangan membuat bapak malu," tutur Pake Soleh.
Apa?
Apa semua ini salahku? Mengapa hanya aku yang terus saja dipermalukan?
jangan bertempur dengan masa lalu karena terlalu berat