NovelToon NovelToon
Anak Haram Sang Penguasa

Anak Haram Sang Penguasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyelamat
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Namanya Kevin. Di usianya yang baru menginjak angka 20 tahun, dia harus mendapati kenyataan buruk dari keluarganya sendiri. Kevin dibuang, hanya karena kesalahan yang sebenarnya tidak dia lakukan.

Di tengah kepergiannya, melepas rasa sakit hati dan kecewa, takdir mempertemukan Kevin dengan seorang pria yang merubahnya menjadi lelaki hebat dan berkuasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengejutkan

"Kevin?"

"Nadira?"

Semua mata yang saat ini memadati area halaman gerbang kampus, serentak tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya, begitu dua nama yang mereka kenali, keluar dari mobil super mewah.

"Bagaimana bisa mereka di sana? Nggak mungkin kalau kampus ini akan diambil alih oleh mereka kan?"

Berbagai pertanyaan dan dugaan pun bermunculan. Suasana begitu riuh oleh cicitan cicitan mulut yang tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan.

"Go, kita lagi nggak salah lihat kan?" Teman Argo seketika memastikan. "Itu beneran kevin? Bagaimana bisa, Go? Ini nggak mungkin."

"Aku juga nggak tahu," Argo nampak begitu kesal. Dia sangat tidak terima Kevin muncul kembali di kampus itu.

"Aduh, gawat, Go. Kalau Kevin jadi anak yang paling berkuasa di kampus ini, bagaimana dengan nasib kita?" Teman Argo yang berwajah oriental nampak khawatir. Begitu juga dengan teman lainnnya.

"Ini sih Kevin bakalan melampiaskan dendam sama kita, aku jamin itu," teman yang lain ikut bersuara. "Gimana nih, Go? Apa yang harus kita lakukan?"

"Bagaimana kalau kasus yang kemarin diusut, waduh! Bakalan makin ancur kita, Go," ujar teman yang lain.

Diam!" Argo pun semakin kesal. "Kalian berisik banget sih!" Hanya itu yang bisa Argo lakukan. Sejujurnya anak itu juga merasakan kepanikan yang luar biasa, seperti teman-temannnya.

"Oh, iya, aku ingat! Sebaiknya aku telfon Kak Vano," kevin segera mengambil ponselnya.

Tidak berbeda dengan para mahasiswa, para pengajar serta pekerja kampus tersebut juga terkejut, begitu melihat mahasiswa yang sudah mereka keluarkan, kembali dengan keadaan yang cukup mencengangkan.

Beberapa oknum pengajar dan pekerja yang sering turut membantu dan menutupi kenakalan para mahasiswa tertentu, juga diserang rasa panik yang luar biasa.

Mereka sungguh tidak menyangka, akan dihadapkan pada situasi seperti sekarang ini, pada kondisi yang membuat mereka ketar ketir, dengan segala dugaan di dalam pikiran mereka.

"Selamat pagi, Tuan Pedro, selamat datang di kampus kami," sapa kepala kampus dengan sikap yang sangat sopan.

Kevin dan Nadira sampai mengerutkan keningnya melihat sikap kepala kampus yang terkesan sedang cari muka.

"Selamat pagi," jawab Pedro santai. "Saya kesini mau menyampaikan pesan dari Tuan saya yang dititipkan pada pimpinan pusat kampus ini apa sudah anda dapatkan informasinya?"

"Sudah, Tuan," jawab kepala kampus. "Tuan Rudoft sudah menghubungi saya tadi pagi, kalau hari ini akan ada utusan dari pusat yayasan datang ke kampus kami."

Pedro mengangguk paham. "Dimana kita bisa berbicara?"

"Mari ikuti saya, Tuan," balas pemimpin kampus.

"Kevin, Nadira, ayo!"

"Siap, Om," Nadira yang menjawab dan dia langsung menarik tangan Kevin untuk mengikutinya.

"Om? Nadira panggil pria itu, Om, jangan-jangan..." bisik-bisik kembali terdengar.

"Tuan Pedro adalah pamannya Nona Nadira," ucap sang supir yang kebetulan mendengar bisik-bisik tersebut. "Mereka sudah sangat dekat sejak Nadira lahir."

"Paman? Jadi, Nadira sebenarnya orang kaya?" Satu suara yang berkata, tapi berhasil membuat heboh semua yang mendengarnya.

"Sialan! Pantes, Kevin nempel sama Nadira. Ternyata dia tahu, Nadira aslinya anak orang kaya," ucap Argo semakin bertambah kesal.

"Jangan-jangan, Kevin tinggal di rumah Nadira juga, Go," ujar wanita yang selalu menempel pada Argo. "Kenapa orang tua Nadira mengijinkan?"

Tapi Argo tidak menyahutinya. Mata tajamnya terus menatap Kevin dan Nadira yang semakin menjauh dan menghilang dari pandangan.

"Sial! Kalau aku tahu Nadira anak orang kaya, mending aku deketin dia dari dulu," gumam Argo dalam benaknya.

####

Sedangkan di ruang lobby, gedung Black Diamond, Hernandez masih terdiam, menatap tajam suami istri yang menurutnya sangat tidak tahu malu.

"Sudah lah, Hernandez, kamu ngaku saja. Lagian, mana mungkin seorang pembisnis, hanya memiliki satu wanita," ujar Margita.

Seketika seringai langsung keluar dari bibir Hernandez. "Sepertinya, saya harus menyelidiki, dari mana kalian dapat informasi murahan seperti itu."

Ucapan Hernandez sukses membulatkan mata Margita dan suaminya yang sedari tadi lebih banyak diam.

"Apa maksud kamu? Kamu mencurigaiku?" Margita langsung tak terima.

"Tunggu saja kabar berikutnya," ucap Hernandez, lantas pria itu melangkah, meninggalkan Margita begitu saja.

"Kurang ajar, kenapa dia nggak ada takut- takutnya sama sekali sih?" Margita semakin kesal. "Gagal rencanaku. Sia-sia aku datang kemari, tapi nggak ada hasil."

"Sudah, sabar," ucap sang suami. "Kalau kita gagal ngasih ancaman sama Hernandez, kita masih memiliki satu cara lagi, kan? Aku yakin, yang ini pasti lebih ampuh."

"Benar juga," wajah Margita langsung berbinar. "Ya sudah, ayok kita pergi. Aku yakin, malam nanti akan ada perang di rumah Hernandez."

Suami istri itu saling melempar senyum dan melangkah angkuh meninggalkan Gedung Black Diamond untuk menjalankan rencana berikutnya.

Sedangkan Hernandez sendiri, langsung duduk di sofa begitu sampai di ruang kerjanya. Pria itu memilih diam untuk meredamkan amarahnya yang tadi bergejolak.

Tak lama kemudian, munculah Harvez sambil membawa kopi yang tadi Hernandez pesan. Tadinya Ob yang akan mengantar kopi tersebut, api saat hendak masuk sang Ob bertemu Harvez, dan kopinya di ambil alih oleh kepercayaan Hernandez.

"Mereka benar-benar nggak ada habisnya, cari ide buat mengusik ketenanganku," ucap Hernandez tiba-tiba sambil menerima kopi, lalu menyesapkan sedikit.

"Kali ini, apa yang mereka lakukan?" Harvez yang sudah paham, siapa sosok yang dimaksud, langsung menimpali.

"Mereka bilang, aku memiliki anak dari wanita lain," jawab Hernandez. "Entah dapat kabar darimana, gosip konyol seperti itu?"

"Kok bisa?" Harvez pun agak terkejut. "Apa mereka mengancam?"

Hernandez mengangguk samar. "Kalau tidak mengancam, emang apa lagi yang bisa mereka lakukan? Tujuan utama mereka kan, bagaimana caranya mendapat uang lebih banyak dariku."

Harvez sontak tersenyum. "Bisa ada aja caranya loh. Dapat ide darimana coba mereka ngomong kaya gitu? Nggak mungkin kan, kalau mereka juga sudah tahu, kamu baru saja mengangkat anak?"

Hernandez tersenyum sinis. Dia sependapat dengan apa yang dikatakan asisten pribadinya. Namun, beberapa detik kemudian dia tercenung kala tiba-tiba mengingat sesuatu.

"Apa mungkin, ini ada kaitannya dengan penyadap yang kita temukan?" Pertanyaan Hernandez sontak membuat Harvez juga tertegun.

"Bukankah kemarin, sebelum penyadap itu ditemukan, aku sedang membicarakan Kevin dengan Marshal dan Andrew. Apa mungkin, mereka tahu dari sana?" ucap Hernandez lagi.

"Bisa jadi itu," balas Harvez. "Jangan-jangan, orang yang memasang penyadap,nada hubungannya dengan Nyonya Margita?"

"Selidiki, Vez! Suruh orang untuk memantau gerak gerik mereka."

"Siap!"

Di saat itu juga, muncul seseorang di dalam ruang kantor tersebut.

"Mario? Kamu darimana?" tanya Hernandez.

Seseorang yang disebut namanya oleh Hernandez, langsung duduk tapi tidak langsung menjawab.

"Kamu kenapa? Ada masalah?" Hernandez pun merasa heran melihat sikap pria yang sudah akrab dengan istrinya sejak lama.

Mario menatap lekat Heranandez, lalu tangannya bergerak, menyusup dibalik jas yang dia kenakan. Kening Hernandez semakin berkerut kala Mario menyodorkan sesuatu dari balik jasnya.

1
muhammad ibnuarfan
nah Lo...mar....gimana jawab nya coba...
Was pray
dirgantara tukang selingkuh paulina juga sama
Was pray
tekan batin seumur hidup seorang anak mendapat predikat anak haram,luka hati dan beban mental seumur hidupnya, orang tua yg berbuat seorang anak yg tidak tau apa2 kena imbasnya, dulu waktu melakukan perbuatan hanya atas nama nafsu dan membenarkan tindakan dengan berbagai argumen
Maria Mariati
lanjutt thorr
Yuliana Purnomo
pasti Kevin yg masuk kamar Mario dan menemukan hasil tes DNA
Was pray
hidup merasa nyaman dan aman jadi celah buat musuh untuk menjatuhkan
Was pray
perebutan harta dan tahta yg bukan haknya hanyalah fatamorgana, indah kelihatannya tapi keruh di dalamnya
muhammad ibnuarfan
sayang nya...orang terkaya...tapi kurang teliti...kurang hebat...lebih cekatan penjahat nya...🤦🤦🤦
Yuliana Purnomo
ya ampun kasiann yg pake mobil Hernandez,,,kena jebakan mereka
Yuliana Purnomo
fitnah aja teruuuus,, Argo kelakuan mu tukang fitnah
Yuliana Purnomo
makin dlm bahaya aja Kevin dan Nadira
Yuliana Purnomo
waduh tawuran jadinya Kevin cs
Yuliana Purnomo
ya ampun ternyata Kevin anka Mario,, bagaimana bisa siih??
Yuliana Purnomo
heemmmm pantesan dirgantara sebenci itu dgn Kevin
Yuliana Purnomo
penasaran dehh dgn Mario
Yuliana Purnomo
gak tau malu nyonya margita
Yuliana Purnomo
apa hubungan Paulina sm Lavia ya??? sahabat kah atau gimna
Yuliana Purnomo
bongkar aja biar kicep tuuuh Argo
Yuliana Purnomo
waah Kevin kadi incaran dong
Yuliana Purnomo
terlambat,,, ank nya sudah di coret dari KK dirgantara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!