calon suamiku tidak datang di hari pernikahan kami,sementara keluarga pamanku mendesak agar aku mencari pengantin penganti agar mereka merasa tidak di permalukan.terpaksa,aku meminta supir truk yang ku anggap tengil untuk menikahiku,tapi di luar dugaanku, suami penganti ya aku sepelehkan banyak orang itu...... bukan orang sembarang bagaaiman bisa begitu dia berkuasa dan sangat menakutkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheena Sheeila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertemuan di butik
"Enggak kebayang kalau benar tadi ada uang nyasar sampai 9 milyaran. Mau jajan apa uang begitu?" kilahku setelah sudah bersantai dan menikmati minuman yang disuguhkan pihak kafe.
"Haha,klau kau punya uang segitu mau beli apa?'' Rizal bertanya padaku. Tangannya sejak tidak di tariknya dari pinggang ku.
" Entahlah,aku tidak ingin berkhayal yang bukan-bukan jawabku mengedikan pundak.
Sejak kecil aku memang sering berhalu kelak ketika dewasa bisa bertemu dengan pangeran yang akan membawaku kerajaannya.
Hingga Genta mengatakan cintanya,kupikir tuhan sudah mengabulkan angan-angan ku itu. Nyatanya,aku hanya memajangkan angan-angan masa kecilku. Karna dunia nyata tak semuda itu.
Kehidupanku sebenarnya adalah bersama suamiku ini. bukan seorang raja atau orang berkuasa, tapi dia kaya hati dan cintanya untukku.
Lalu tiba-tiba aku kembali teringat sesuatu.
"Rizal. Okelah ternyata jika aku salah lihat. Uang itu bukan 9 miliyar tapi 90 juta sekian. Tapi aku pikir 90 juta juga bukanlah uang yang sedikit?"
Rizal menatap ku dengan tidak berdaya atas ucapanku. Dia mengungkapkan apa yang dia rasakan nya, " kau masih berfikir aku melakukan pekerjaan kotor?"
"Aku sejak lulus SMA sudah kerja,lho. Uang segitu tidak seberapa di bandingkan hasil kerja keras ku selama ini. Aku memang sedikit boros. Jadi,maaf klau tabunganku ternyata hanya segitu."
Aku melihat Rizal sedih atas dugaanku yang tidak berdasar. Karna tidak enak,aku sepertinya harus minta maaf juga.
"Oh,begitukah? Maaf,Rizal. Aku tidak bermaksud mencurigai mu," ku usap dada pria itu dengan lembut lalu kucium bibirnya sebagai ucapan maafku. Rizal tidak menolak setiap bahasa cinta yang aku berikan.
"Klau begitu,jangan pegang kan aku semua. Bagaimana jika nanti aku khilaf dan berbelanja macam -macam. Aku ini juga wanita,lho. Suka sekali belanja." protes ku.
Biar hidupku miskin selama ini dan diajari hidup sederhana, tapi namanya wanita klau di pegang uang banyak bisa saja khilaf
"Belanja saja dan habur-haburkan saja uangku."
"Eh.mana bisa begitu?"
"Dengar Risna, laki-laki ini justru akan merasa bangga
Dan bersemangat klau ada yang mau menghabiskan uangnya. Ijinkan aku menjadikan ini semangat yang dapat melecutku agar bisa bekerja lebih keras lagi.''
" Kau ini ada-ada saja,Rizal. Baru dengar ini lho ada orang yang malah meminta istrinya menghambur-hamburkan uangnya." aku terkekeh mendengar ucapan Rizal.
"Buktinya ada 'kan?" sahut Rizal cepat.
"Umh.baiklah,tuan terima kasih atas kepercayaannya padaku sebagai mesin pengeruk uangmu," ujarku yang masih tergelitik dengan ucapan Rizal.
Jadi ingat pernah ada kenalan namanya Laras, dia menikah dengan pria kaya raya dan menghambur-hamburkan uangnya. Sayangnya hanya dua bulan dia bercerai karna suami dan keluarganya benci dengan prilaku borosnya.
Padahal suami suami Laras orang kaya raya. Lha,Rizal bukan pria kaya raya. Tapi malah menyuruhku menghambur-hamburkan uangnya.
Dia memang pria yang agak lain
***
Sekalian ke luar kami mampir ke mall yang masih berdekatan dengan kafe. Ingat bahwa wisuda aku membutuhkan kebaya dan alat make up yang lengkap, tidak ada salahnya aku cari barang-barang itu.
Rizal menungguku di bawah dan membiarkanku belanja sendiri.
Merasa sekarang memegang kartu yang bagiku lumayan banyak uangnya,aku tidak lagi banyak berfikir klau menyukai model baju namun melihat harga bandrolnya kemahalan.
Ini gara-gara Rizal yang blang tidak masalah klau aku menghamburkan uangnya. Membuatku merasa menjadi orang berduit saja.
Lihat,kan. Apa yang ku blang tadi?seperti nya ini tanda-tanda aku khilaf.
Tidak apa yaa hanya khilaf sejenak. Sekedar menghibur hatiku yang terus diremehkan.
"Meski kau sedang hamil, tapi harus tetap tampil cantik saat wisuda. Biar suami mu itu tau bahwa kamu wanita yang tidak boleh disepelehkan."
Kudengar percakapan dua wanita yang tak jauh dariku. Sepertinya juga sama akan melakukan wisuda. Bisa jadi kami di kampus yang sama.
"tapi mas genta blang tidak akan datang di acara wisuda nanti,ma. Dia pasti takut bertemu dengan mantan calon istrinya itu."
Saat wanita satu nya menyahut,tiba-tiba aliran darahku terlonjak. Ku dengar nama mas Genta disebut dan aku jadi ingat.
Bukannya itu suara....sindy?