Kita Berbeda

Di kediaman Wulan karena berhubung hari ini adalah hari minggu Wulan dan ke dua orang tuanya tidak kemana-mana.

" Sayang, bagaimana dengan sekolah baru kamu? "Tanya ayah luna

" Sama aja yah, "Jawab Luna.

Matahari sore menyusup malu-malu di sela pepohonan ketika evan tiba di depan rumah Wulan. Ia menghela nafas menggenggam erat gagang sepeda motornya , lalu turun dan berjalan menuju pagar besi yang berwarna putih itu.

" Assalamu'alaikum "Serunya sambil memencet bel yang berada di samping pagar besi itu.

Tak butuh lama, ayah Wulan keluar dengan memakai baju santai.

" Eh, evan ada apa? "Tanya ayah Wulan sembari mendekat membukakan pagar untuk evan.

Evan menggaruk tengkuknya sedikit canggung

" Anu om , Wulannya ada? "Tanya Evan

" Ada, di dalam ayo masuk " Ucap ayah Wulan sambil mempersilahkan evan untuk masuk.

"Eh, Evan ada apa? " Tanya mama Rani kepada Evan.

"Ini ma, lagi cari Wulan katanya" Ucap papa dimas ayah Wulan.

"Oh, tunggu ya tante panggilkan Wulan dulu"Lanjut mama Rani sambil melangkah ke lantai atas ke kamar Wulan.

Tok.. Tok.. Tok..

" Wulan, sayang di depan ada Evan tu nyariin kamu " Ucap mama Rani dari balik pintu kamar wulan.

Pintu terbuka sedikit menampakkan wajah Wulan dan rambut yang tergurai sempurna tampa memakai hijab seperti biasa.

"Ada apa bun? " Tanya Wulan

"Evan Ada di depan nyariin kamu " Jawab mama Rani.

"Oh, nanti Wulan turun. Wulan pakai hijab dulu bun " Lanjut Wulan sambil masuk ke dalam untuk memakai hijabnya.

Sambil melangkah turun ke lantai satu, sudah ada Evan dan ayah Wulan yang duduk di sofa,

" Ada apa van? "Tanya Wulan, Yang sudah duduk di samping ayahnya.

" Lan, lo boleh temanin gue nggak ke rumah rindu "Ucap Evan.

Sambil mengernyit Wulan bertanya" Ngapain ke rumah rindu ? " Tanya Wulan heran.

" Ada yang mau gue kembalikan, tapi soalnya gue nggak tau rumah rindu di mana? "Lanjut Evan

Sambil mengenal nafas Wulan, pun berbicara kepada ayah dan bundanya, " Bun Wulan antar Evan dulu ya ke rumah rindu "Ucap Wulan

" Oh, iya sayang kamu hati-hati"Lanjut mama Rani.

"Van, tunggu gue ke atas dulu mau ngambil tas " Kata Wulan.

Beberapa menit kemudian Wulan keluar dari rumah nya dengan memakai jaket jenas dan tas selempang kecil. Evan menunggunya di atas motor sportnya merah miliknya itu.

"Kamu sudah siap? " Tanyanya sambil menyerahkan helem kepada Wulan.

Wulan mengangguk dan tersenyum singkat. Motor melaju perlahan meninggalkan rumah Wulan menyusuri jalanan yang mulai sepi di timpa cahaya senja , Angin sore menerpa wajah mereka.

Perjalanan tak sampai dengan satu jam, motor Evan akhir berhenti di depan sebuah rumah besar dengan berlantai tiga yang bercet warna putih itu. Evan turun lebih dulu , mematikan mesin dan melepas helem . Ia membantu Wulan untuk turun .

"Ini rumah Rindu? " Tanya Evan kepada Wulan

"Iya...! " Balas Wulan dengan singkat. " Emang kenapa? "Tanya Wulan lagi.

" Tidak "Jawab Evan

Wulan langsung melangkah menuju bel yang berada di samping tembok besar itu. Sambil menekan bel, dan memanggi rindu akhirnya pak satpam yang berada di situ menghampiri Wulan dan Evan.

" Lagi cari siapa dek? "Tanya pak satpam kepada Wulan

" Lagi cari rindu pak, rindunya ada? "Tanya Wulan.