Tak pernah terbayangkan oleh seorang Axel gadis tomboy yang baru menginjak usia 19 tahun, dirinya bisa tiba-tiba diangkat menjadi anak oleh seorang pensiunan Jenderal yang mempunyai 3 orang anak lelaki penerus sang ayah di dinas angkatan darat berbaret merah.
Bahkan sang bunda yang selama ini telah kehilangan anak perempuannya ketika masih dalam kandungan, merasa Axel adalah anak perempuan yang selama ini sangat ia dambakan.
Axel telah kehilangan orang tuanya dalam sebuah kecelakaan tragis yang menyisakan trauma mendalam baginya ketika ia berusia 10 tahun. Semenjak itu adik dari ibu satu-satunya yang mengurus Axel hingga Axel lulus SMA dan memutuskan untuk bekerja dan pindah dari kediaman sang bibi karena perilaku sang paman dan keponakan-keponakannya yang kurang berkenan bagi Axel.
Bagaimana Axel dapat menghadapi saudara-saudara dan orang tua angkatnya yang sangat over protective?
Padahal selama ini Axel begitu mandiri...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Sally, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tragedi 1
Tap..tap..tap
Ceklek
" Sorry...gue dateng secepatnya Ton "
" Its oke bro.." jawab Anton sambil menyerahkan setumpuk dokumen-dokumen penting yang telah dikumpulkan nya selama ini.
Bersama Anton telah ada dua orang rekan mereka menunggu kedatangan Galaxy.
Mereka pun terhanyut dalam percakapan serius membahas isi dokumen-dokumen tersebut.
.
.
.
" De...udah siap? bunda udah nunggu dibawah " seru Guruh dibalik pintu luar kamar Axel
ceklek
" Udah bang ...ayok " ajak Axel
Siang ini adalah jadwal Axel cek up kondisi kesehatan rutin nya. Setiap satu bulan sekali Axel haru memeriksakan kondisi kesehatan paru-parunya agar dokter mengetahui perkembangan terapi oksigen yang dijalani nya selama ini.
Hari ini Bunda dan Guntur yang menemani Axel ke rumah sakit karena setelah kepergian tamu pagi ini ayah langsung menunju lokasi projek jalan tol yang sedang di garap nya bersama rekan-rekan nya sementara Guruh memutuskan untuk tinggal dirumah saja.
Setelah semua memasuki mobil, Toni menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah sakit, tak lama setelahnya satu mobil pengawal mengikuti mereka.
Setengah jam setelah keberangkatan mereka tiba-tiba mobil yang dikendarai oleh Toni dihadang oleh sebuah mobil Fortuner hitam yang tiba-tiba berhenti di depan mereka, tiga orang berpakaian serba hitam dan memakai penutup wajah keluar dari mobil itu dengan membawa senjata laras pendek.
Pergerakan mereka sangat cepat dan teratur.
" Angkat tangan!! keluar dari mobil sekarang dan jangan coba-coba untuk melawan !" perintah pria yang paling besar diantara ketiga nya.
" Hanya Toni dan Guntur yang keluar, sedang kan bunda dan Axel masih berada didalam mobil ketakutan.
Lalu pria yang berada tepat diluar pintu penumpang membukakan pintu mobil dengan kasar, dan menarik bunda paksa sehingga membuat bunda jatuh terseret, Axel berteriak melihat bundanya jatuh, Toni dan Guntur yang melihat kejadian tersebut mencoba untuk menolong bunda Siska tetapi dihadang oleh dua orang yang masih menodongkan senjata pada mereka. Guntur mendapatkan pukulan senjata dikepalanya hingga tak sadarkan diri.
Axel yang melihat bunda terus di seret oleh pria itu nekat melepaskan selang oksigen yang selama ini menempel di hidungnya dan meraih sesuatu dibawah jok mobil lalu turun dari mobilnya dan mencoba untuk berlari mengejar sang bunda dan...
Dor!
Peluru mengenai kaki pria yang menyeret sang bunda dan membuat nya jatuh tersungkur.
" B....sat!!! " teriak pria yang tertembak itu, lalu dia berbalik dan melepaskan tembakan kepada orang yang telah menembaknya.
Bunda tak hentinya berteriak meminta tolong.
Dor...dor....dor...!!
Tiga tembakan melesat ke sembarang arah dan hanya saru peluru mengenai orang yang tak jauh di depannya.
" AXEEEELLLLL....!!!!! teriak bunda
Bunda mencoba untuk meraih Axel, Toni nekat melawan meski tetap kena pukulan, selagi mereka berjibaku mobil pengawal pribadi mereka pun sampai di tempat dan langsung bergegas melakukan perlawanan.
Salah satu pengawal terpaksa menghabisi orang yang akan menembak nyonya besarnya yang sedang merangkul nyonya kecilnya yang sudah tergeletak tak berdaya hingga tak bernyawa.
Semua penjahat berhasil diringkus oleh para pengawal, tiga orang pengawal kemudian membawa mereka ke markas kepolisian militer dengan mobil yang mereka gunakan untuk menghadang, sementara salah satu pengawal menggantikan Toni melarikan Axel beserta Guntur dan bunda ke rumah sakit dan sisanya bergegas membuntuti mereka dari dekat.
.
.
.
ddrrtttt... dddrrtttt....
" Ya "
" Apa??!!! "
" Saya segera kesana ! "
" Apa yang terjadi Xy? tanya Anton, khawatir dengan respon yang diberikan oleh sahabat nya.
" Axel ada di rumah sakit! dia ditembak ! mobil mereka di hadang ton!" Jawab Galaxy sambil bergegas menuju mobil yang diparkirkan Tan jauh dari tempat dia berada sekarang
" Gue yang bawa mobil Xy, mana kuncinya?! "
Anton tak mengijinkan sahabat untuk membawa mobilnya sendiri disaat seperti ini, dia khawatir sesuatu yang buruk terjadi diperjalanan nanti karena dia tahu betapa khawatir nya Galaxy saat ini.
Galaxy melemparkan kunci mobil, ditangkap langsung oleh Anton, mereka pun bergegas menuju rumah sakit.
.
.
.
" Bunda ! ...bunda gak apa-apa? ada yang terluka ? " Galaxy langsung membanjiri sang bunda yang masih berada di unit gawat darurat ( UGD )dengan pertanyaan, dia sangat khawatir terhadap bundanya karena melihat kaki dan tangan nya yang baru saja selesai di perban
" Bunda gak apa-apa nak....hiks ...hiks....ade bang...ade kritis " tak tahan bunda pun menangis untuk kesekian kalinya.
Galaxy sekuat tenaga menahan amarahnya, dia tidak boleh lepas kendali, dia terlatih untuk tetap fokus meski saat ini sangat sulit dilakukan karena orang-orang tercintanya kini kembali menjadi korban.
Dia juga melihat Guntur yang terbaring diatas kasur pasien disamping sang bunda, dia hanya bisa mengusap wajahnya kasar.
Tak lama Ayah dan Guruh pun datang. Galaxy yang mengetahui kedatangan keduanya menggunakan kesempatan itu untuk bergegas menuju ruang operasi bermaksud untuk menunggu gadis yang sangat dicintainya.
Lagi-lagi kamu udah korbankan nyawamu untuk bundaku sayang....aku berjanji akan segera menemukan dalang dibalik semua peristiwa ini.
" Anton...kita secepatnya harus menemukan orang itu!" ucap Galaxy geram
" Sabar Xy... sekarang yang penting adik-adik dan bundamu diselamatkan dulu " Anton mencoba untuk meredam emosi sahabatnya.
Tak lama berselang...
" Keluarga nona Axel !" seru suster yang keluar dari ruangan operasi.
" Saya sus !" jawab Galaxy
Lalu pria berpakaian medis menghampiri mereka..
" Bagaimana kondisi adik saya dok ?"
" Kondisi nona Axel saat ini masih kritis, kami sudah memindahkan beliau ke ruang ICU, kami sudah mengeluarkan peluru yang bersarang di ginjalnya pak " Ujar sang dokter
" Tapi maaf kami tidak bisa menyelamatkan ginjalnya, kami sudah berusaha semaksimal mungkin pak " lanjutnya.
Galaxy limbung, beruntung Anton segera menangkap tubuhnya dan mendudukkan nya diatas kursi yang tak jauh dari mereka berdiri.
" Terimakasih dok " ucap Anton menggantikan Galaxy.
Anton melihat tubuh sang sahabat bergetar, baru kali ini Anton melihat seorang Galaxy menangis, dia pun memeluk Galaxy.
" Gue janji Xy...gue bakal bantu Lo temuin orang itu dan habisi mereka semuanya " ucap Anton mencoba untuk menguatkan sahabatnya yang sedang terguncang saat ini.
.
.
.
Tap..tap...tap...
" Xy...Gimana Axel ?" Ayah menghampiri Galaxy
" Axel masih kritis yah...udah di ICU sekarang "jawab Galaxy gamang
" Kamu gak apa-apa nak?" tanya ayahnya khawatir melihat kondisi sang anak saat ini.
" Aku gak apa-apa yah, Axel...Axel kehilangan salah satu ginjalnya " ucap Galaxy lirih lalu dia pun menangis di pelukan sang Ayah.
" Astaghfirullah ..." ucap sang ayah sambil mengelus punggung anak sulungnya.
" Sabar nak...kita sama-sama berdoa untuk kesembuhan adikmu.." ucapnya lirih
" Ayah ..aku ingin menikahinya yah....aku mencintai Axel, aku tak bisa hidup tanpa dia yah..." Galaxy berkata dalam pelukan ayah Cakrawala.
peran utamanya penyakitan, yg namanya bar "itu bisa bela diri,