Masa kecilnya yang penuh dengan hinaan dan penindasan, membuat Zhu Yuan Zeng, atau yang biasa dipanggil Zhu Yuan, bertekad untuk menjadi kuat, demi untuk membalas dendam, serta membungkam mulut orang orang yang selalu menghina juga menindasnya.
Berbekal keberanian juga tekad yang kuat, Dia memutuskan untuk masuk ke dalam Hutan Larangan, dan mencari kehidupan baru disana, sambil mencari keberuntungan, dan berguru pada orang tua yang selalu menemuinya.
Tapi Dia tidak tahu, bahwa keputusannya itu adalah langkah yang paling tepat, karena masa depan yang penuh dengan kemulian sedang menanti untuk dia gapai.
Dengan kekuatannya, Dia membasmi kejahatan dan menebar kebaikan. Penguasa yang zalim akan Ia tumpas. Kesombongan bakal Dia ratakan. dan Dinasti baru telah menantinya disana.
Lalu, apakah Dia akan berhasil dan membuktikan kata katanya? Ikuti kisah petualangan dan perjuangannya dalam kisah" Penakluk Dewa Naga "dan ikuti keseruannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aditya Jetli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Dicurigai
"Hamba tidak berani tuan muda! Hamba hanya ingin menyampaikan, bahwa Deputi Zhang saat ini tidak bisa ditemui, karena dia sedang terluka. Oleh karena itu Deputi Zhang mengutus kami untuk menemui anda" jawab ajudan Lee dengan ekspesi takut, sambil berharap penjelasannya bisa diterima.
"Terluka?" reaksi komandan Kyo dengan ekspresi tidak percaya." Kenapa Dia bisa terluka? Bukankah kultivasinya yang paling tinggi di kota ini, siapa yang berani melukainya?" responnya lagi.
"Hamba tidak tahu masalah itu tuan. Saat hamba kembali dari kediaman anda, hamba mendapati bahwa tuan Deputi sedang duduk di lantai, dan sedang mengobati luka dalamnya" jawab ajudan Lee apa adanya.
'Ini aneh? seperti ada benang kusut antar kejadian satu dengan kejadian lainnya. Persepsiku mengatakan, bahwa ini pasti perbuatan seseorang?'
'Kemungkinan Deputi Zhang telah memindai keberadaan orang tersebut, tapi kekuatan jiwanya kalah. Oleh karena itu dia terluka'
'Tapi bagaimana dengan kepala keluargaku, apakah dia juga demikian? dan bertemu dengan orang itu, lalu dihabisi saat dia sedang terluka?' batin komandan Kyo dalam hati, dan terus menerus dibuat penasaran.
"Lapor tuan muda" ucap seseorang yang datang secara tergesa gesa sambil berlari mendekati tuannya." Di pasar utara kota, telah terjadi sebuah kegemparan. Berita hilangnya tuan besar juga yang lainnya, telah merebak luas di sana. Tidak tahu siapa yang memulainya?" ujarnya, sambil. menarik nafasnya secara pelan pelan.
"Apakah kau sudah menyelidikinya lebih lanjut, dan menemukan akar masalahnya?" tanya komandan Kyo pada pengawal itu, sekaligus mata mata yang diutus oleh keluarganya.
"Maaf tuan muda! Untuk saat ini hamba belum bisa menemukan titik terangnya. Tapi beberapa orang mengatakan, mereka seperti melihat tuan besar sedang berjalan menuju ke suatu tempat, dan sesudah itu mereka tidak melihat lagi"
"Bahkan ada yang mengatakan, puluhan prajurit yang sedang berpatroli hilang begitu saja, karena biasanya mereka bukan sekali mengelilingi daerah tersebut, tapi ini baru sekali, dan sesudah itu mereka tidak terlihat lagi" jawab pengawal itu, sama seperti yang Ia dengar di pasar tersebut.
"Apakah ada yang melihat, telah terjadi pertarungan di kota ini?" tanya komandan Kyo lagi.
"Hamba sudah menyelidikinya tuan muda. Tak seorangpun yang mengatakan pernah melihat seseorang, ataupun melihat tuan besar dan prajurit prajurit lainnya bertarung melawan orang lain"
"Mereka hanya mengatakan, bahwa kemungkinan kejadian itu adalah perbuatan seseorang yang berilmu tinggi, yang menculik mereka untuk suatu kepentingan"
"Jika para petinggi, atau minimal memiliki jabatan sebagai komandan, maka mereka yang akan menjadi sasarannya"
"Bila sudah terkumpul banyak, maka orang orang yang diculik itu akan dijadikan sandera, demi agar bisa menguasai kota ini, atau minimal mendapatkan tebusan dari penguasa kota. Itu kata orang orang di sana tuan muda" jawab mata mata itu apa adanya.
"Aneh? Kasus seperti ini belum pernah terjadi di kota ini, dimana tidak ada jejak pertempuran sama sekali. Aura musuh dan para pengawal itupun tidak bisa dideteksi. Tapi orang orang itu dikabarkan menghilang"
"Kalau benar ada kejadian seperti itu, lebih baik aku pergi ke barak militer saja, dan memeriksa, apakah ada anggotanya yang hilang di sana?" gumamnya lirih, dengan hati penuh dengan tanda tanya.
Lalu memimpin anggota keluarganya untuk pergi.
Sementara penduduk kota Zhang sedang disibukkan mencari keberadaan orang hilang, si pelaku kejadian saat ini malah sedang duduk sendirian di taman.
Dia tidak peduli dengan berita dan kejadian yang beredar itu, yang dia pedulikan adalah kemalangannya, yang saat ini tidak mempunyai apa apa untuk dimakan. Oleh sebab itu dia sangat menyesal, karena menolak kebaikan gurunya beberapa hari yang lalu.
Saat ini perutnya sangat lapar. Mau membeli sesuatu tidak ada uang, mau merampok apalagi. yang bisa dia lakukan sekarang adalah menunggu saat yang tepat untuk kembali ke Hutan Larangan.
Tapi saat memikirkan hal itu, tiba tiba datang sekelompok prajurit mendatanginya, dan langsung bertanya." Tunjukkan kartu Identitasmu. karena kami sedang mencari seseorang yang dicurigai telah menyebabkan hilangnya seorang jenderal, 2 komandan dan puluhan prajurit kota lainnya"
"Jika kau tidak bisa menunjukkannya, maka kami akan mencurigaimu, dan menuduhmu, bahwa kaulah pelaku yang sedang kami cari itu!" ucap komandan kelompok prajurit tersebut cukup arogan. tanpa berpikir, dengan siapa saat ini dia bicara, saking emosinya.
"Maaf tuan, aku orang baru disini, dan usiaku pun baru 12 tahun, belum bisa memiliki kartu identitas. jadi tentu saja tak bisa menunjukkan kartu tersebut. Kalau kalian berbaik hati, tolong uruskan untukku, agar aku tidak dicurigai" jawab Zhu Yuan dengan polosnya.
"Kurang ajar kau! dasar bocah tidak tahu diri! Tahukah kau siapa komandan kami ini? Dia adalah putra ketiga pemimpin kota, Tuan muda Zhang Xia!"
"Kalau kau tak bisa bersikap sopan, maka mati saja sana!" respon salah seorang prajurit bawahan Zhang Xia tidak senang, lalu berniat untuk memberi pelajaran pada Zhu Yuan.
Namun tindakannya itu malah membuat pemimpinnya marah, karena tujuannya bukan untuk memberi pelajaran pada seseorang, apalagi anak sekecil itu. tapi untuk mencari pelaku yang menyebabkan hilangnya puluhan orang. jadi dia masih menahan diri untuk bertindak melebihi wewenangnya.
Namun sesungguhnya dia menyimpan dendam, karena sikap Zhu Yuan yang tidak menghormatinya. Jadi dengan berbagai macam cara, dia mencari alasan untuk menangkap calon korbannya.
"Dari mana asalmu? Dimana tempat tinggalmu dan dimana kedua orang tuamu? Kenapa kau duduk sendirian di taman ini?" tanya Zhang Xia hanya sekedar mencari alasan saja.
"Aku Xio Zhang, bukan penduduk kota ini. Orang tuaku sudah tidak ada. Mereka sudah lama meninggal. Aku sekarang sebatang kara"
"Aku ke sini dibawa oleh seseorang, yang menjanjikan akan memberikanku kerja, tapi ternyata dia membohongiku, dan semua hartaku diambil olehnya" jawab Zhu Yuan, mempolitisir keadaannya, dan merubah mamanya begitu saja.
"Apakah orang itu kultivasinya cukup tinggi?" tanya Zhang Xia menyelidiki.
"Aku tidak tahu tuan, karena aku sendiri belum membangkitkan kultivasi, dan aku tidak tahu bagaimana caranya?" jawabnya lagi.
'Beruntung guruku telah mengantisipasi ini. sehingga tingkat kultivasiku tidak terlihat, karena dia telah memasang formasi tingkat dewa di dantianku. Kalau tidak, akan repot jadinya' batin Zhu Yuan dalam hati.
Namun tiba tiba... Plak! Bruk!
Tiba tiba saja wajah Zhu Yuan ditampar, dan tubuhnya langsung jatuh ke tanah. Komandan Xia hanya ingin mengujinya saja. dan ternyata apa yang dikatakan anak itu memang benar. Dia saat ini memang belum berkultivasi, dan tidak mungkin pelaku penculikan itu.
"Bawa dia! Aku curiga dia ada hubungannya dengan para penculik itu. Aku akan menyiksanya untuk melampiaskan kekesalanku!" ucap komandan Xia tiba tiba.