CUP OF TEA

“Anna, aku sangat berterimakasih dengan mu membiarkan Andrew untuk tinggal sementara waktu di sini” Velma dan Anna tengah membereskan kamar kosong di lantai bawah untuk kamar Andrew.

“Ini baik-baik saja, aku senang melihat kondisinya membaik” ujar Anna tersenyum tipis.

“Kau sangat pengertian” tambah Velma tersenyum padanya.

“Ini dia keranjang boneka, Andrew” Daisy meletakan keranjang di dalam kamar.

“Ibu, kau tak perlu terlalu lelah dengan ini” Velma menatap ibunya yang terus membantu memindah beberapa barang.

“Dia akan tinggal di sini sementara waktu, tentu saja kondisi di sini harus hangat dan positif untuk membantunya kembali ceria” Daisy sedikit melirik pada Anna.

“Aku akan membuat makanan ringan ke sukaanya” ia pergi ke dapur, Velma menggelengkan kepala kembali merapihkan kamar sementara Anna terdiam sesaat ia paham maksud perkataan Daisy.

Keesokan hari, hari dimana Andrew keluar rumah sakit dengan kondisinya yang stabil beberapa perawat memeluknya mengucapkan selamat tinggal karena Andrew pasien mereka yang ceria dan hangat membuat staf senang berbicara dengannya selama proses perawatan.

“Selamat datang, Amdrew” Rowan membuka pintu rumahnya, di meja makan terdapat perayaan kecil untuk kepulangannya.

“Ibu, nenek dan bibi Anna menyiapkan kamar mu” Velma menunjukan kamarnya, Andre senang melihatnya.

“Terimakasih, ibuu..” Andrew memeluk dan mencium wajahnya.

“Terimakasih, nenek..” ia melakukan hal yang sama.

“Terimakasih, bibi Anna” ia memeluk Anna, Anna sedikit terkejut dengan tindakan Andrew karena ia tidak terbiasa dekat dengan anak kecil.

Mereka segera makan bersama untuk perayaan kepulangan dan kesehatan Andrew.

......................

“Andrewwwww” suara seorang anak berlari memasuki rumah Rowan di ikuti tawa lainya.

“Anak-anak, hati-hati”

“Maafkan kami, Mr.Rowan., mereka sangat senang bertemu kembali dengan Andrew” seorang guru dan beberapa ibu ikut masuk.

“Tak apa, senang mendengar kemeriahan mereka” Rowan tersenyum hangat pada semua orang.

“Ah.. Velma bagaimana kabar mu?” seorang ibu memeluk Velma.

“Lebih baik saat melihatnya kembali ceria” jawab Velma, ibu lainya mengobrol Velma dan memberikan hadiah kecil untuknya.

“Miloooo!!” Andrew segera turun dari tempat tidur dan memeluk sahabatnya.

“Andreww” dikuti anak-anak lainya mereka senang melihatnya, mereka segera mengerumuni Andrew untuk bermain dengan mereka.

“Mereka segera melupakan tujuan awal kemari” guru itu menggelengkan kepala dan tertawa.

“Tunggu nenek ku membuat cookie coklat” Andrew sangat senang saat ini, ia segera berlari keluar memanggil neneknya.

“Siapa yang memiliki alergi coklat di sini?” tanya hangat Daisy, satu anak kecil mengangkat tanganya. Daisy melihat pada ibu anak itu, ia mengangguk. Daisy pun mengambil cookie lainya untuk semua orang.

Anna memasuki rumah dan melihat banyak orang yang berkumpul serta terdengar tawa anak-anak, ia tersenyum pada beberapa wanita di sana. Melihat Rowan yang ikut bermain dengan anak, Anna terdiam.

......................

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dua bulan telah berlalu, kondisi Andrew sangat stabil dan lancar dalam pengobatannya ia pun telah kembali bersekolah.

Anna di dalam kamarnya melihat Rowan mengendong Andrew di pundaknya berjalan menuju perternakan Milo, mereka belum pernah bicara semenjak kejadian itu membuatnya khawatir walapun mereka masih tinggal di rumah yang sama. Di tambah Daisy sering menatap dengan tidak senang hanya Velma dan Benjamin yang memperlakukannya seperti biasa.

“Anak kambing itu sangat lucu”

“Aku harap bisa merawatnya satu” Andrew turun dari pundak Rowan.

“Jika kakek menginjinkan” jawab Rowan pergi untuk membersihkan tanganya.

“Andrew, kau pasti lelah ini jus untuk mu” Anna menghampirinya dan membersikan gelas jus jeruk padanya.

“Terimakasih, bibi” Andrew segera meminumnya.

“Apa anak-anak domba di sana sangat menggemaskan?” tanya Anna mengepal wajahnya dengan handuk hangat.

“Yaa.. mereka sangat lucu, Milo menamai semua anak domba itu” jawab Andrew dengan semangat.

“Kau mengingat semua nama anak domba?” tanya Anna denga penasaran.

“Tentu saja… Ryu, Marlo, Choco …” Andrew terus menyebutkan setiap anak kambing sambil menggerakan jari-jari tanganya.

“Kau sangat pintar” Anna mengelus rambutnya. Rowan yang kembali melihat Andrew tertawa saat mengobrol dengan Anna ia hanya terdiam tidak menganggu keduanya.

Beberapa hari kedepan, Anna sering menghabiskan waktu bermain dengan Andrew saat ia pulang setelah kelasnya.

“Bibi, kau tidak lelah bermain dengan ku?” tanya Andrew saat ia bermain balok dengan Anna.

“Tidak, mengapa?” tanya Anna.

“Setelah kelas yoga mu, kau pasti lelah dan ingin istirahat” jawab Andrew dengan polos.

“Aku baik-baik saja, senang bermain dengan mu” Anna mencubit wajahnya membuat Andrew tertawa.

......................

Keluarga Rowan memutuskan untuk mengadakan pesta barbeque hari itu, Andrew kini terlihat lebih ceria dan senang karena mendapatkan teman bermain baru yaitu Anna. Saat yang lain sedang mempersiapkan bahan-bahan untuk pesta di dapur.

“Senang melihat Anna bermain dengan Andrew, mungkin ini pertanda ia telah membuka hati untuk kembali mengandung” Velma menghampiri Rowan tengah memotong jagung di dapur ia pun melihat ke arah keduanya.

“Tunggu dulu, aku akan berganti pakaian” Anna menuju kamarnya untuk mengganti pakiannya olahraganya.

Setelah mengganti pakaiannya, Anna akan keluar kamar namun ia tidak menduga seseorang akan berdiri tepat di pintu kamarnya.

“Akh!! Rowann” Anna terkejut dan mundur beberapa langkah.

“Anna, hentikan” Rowan dengan dingin.

“Apa maksud mu?” Anna tidak memahami maksud perkataanya.

“Hentikan berpura-pura bermain dengan Andrew”

“Itu tidak akan merubah pikiran ku, setelah kondisinya benar-benar stabil dan keluarga ku tidak terlalu mengkhawatirkan kesehatanya”

“Aku akan menceraikan mu” Rowan menatap Anna dengan tenang, seketika tubuh Anna membeku ia tidak salah mendengar kalimat itu akan keluar dari Rowan.

“Aku akan memberikan rumah ini dan studio untuk mu” tambah Rowan, Anna segera memegang tangan Rowan dengan kedua tanganya.

“Aku tidak ingin berpisah dengan mu Rowan”

“Maafkan ku”

“Aku mohon Rowan jangan berpisah dengan ku..” Anna dengan gemetar memohon pada Rowan.

“Rowan, ku mohon…” Anna dengan pilu, Rowan tidak menjawabnya melepaskan tanganya dan pergi menuruni tangga. Anna membeku melihat

Rowan pergi begitu saja, ia kebingungan pikiranya kalut kembali masuk ke dalam kamar dan duduk di tempat tidur.

“Rowan sangat mencintai ku”

“Rowan akan selalu memaafkan kesalahan ku”

“Rowan memberikan studio karena ia sangat menyayangi ku”

“Rowan menyayangi ku” seluruh pikiran Anna di penuhi kalimat-kalimat itu,

ia tidak dapat menerima keputusan Rowan.

“Rowan tidak mungkin meninggalkan ku!!”

“Ya!!! Dia hanya sedang bersedih karena kondisi Andrew!!” pikiran Anna.

Pintu terbuka, Rowan masuk ke dalam kamar mencari sesuatu di dalam laci lemari.

“Rowan…” Anna bangkit memanggilnya dengan pilu namun Rowan tidak bergeming, Anna melihat tangan Rowan ia tidak lagi menggunakan cincin pernikahan mereka.

Rowan pergi menutup pintu, tanpa melihat pada Anna atau berbicara denganya meninggalkanya sendirian.

Tubuh Anna bergetar, ia jatuh kembali duduk di tempat tidur tidak dapat menerima keputusan Rowan.

“Rowan…”

...----------------...