NovelToon NovelToon
LEPASKAN AKU SUAMIKU

LEPASKAN AKU SUAMIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: El khiyori

Anjani, seorang aktris multitalenta yang terpaksa menerima pinangan kakak angkatnya atas perjodohan yang diatur orang tua. Sekian tahun menikah, tak ada sentuhan apapun yang terjadi. Pria bernama Mahaka Wiratama itu sibuk dengan wanita yang ia cintai.

Di tahun ke 5 pernikahan, Anjani nekat kabur dan hidup sendiri. Semua itu berkat bantuan Devan, sahabat Mahaka, tetapi masalah baru justru hadir dalam hidupnya.

Hampir setiap malam ia merasakan kehangatan seorang pria dalam tidurnya. Ia bahkan harus kehilangan mahkotanya, tapi Anjani tak pernah tahu siapa yang melakukannya.

Semuanya semakin rumit saat dirinya dinyatakan hamil dan vidio asusilanya dengan seorang pria misterius tersebar di jagad maya. Hidup Anjani hancur dalam sekejap, lalu apa yang akan ia lakukan demi bisa memperoleh harga dirinya kembali.

Follow Instagram El khiyori

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El khiyori, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Mahaka ... emphhh .... "

Bibir Anjani kembali dilahap habis oleh Mahaka. Tak diberinya wanita itu kesempatan untuk melakukan penolakan.

Kedua tangan Anjani ditekan kuat ke ranjang sementara bibir Mahaka semakin bergerak turun, menikmati segala sisi yang membuat wanitanya mulai kehilangan arah.

Tanda merah sudah bertebaran dimana-mana, sementara Anjani tak lagi bisa menguasai diri. Mahaka begitu piawai membuatnya menggila seperti sekarang, seolah-olah pria itu begitu paham bagian mana saja yang bisa menjerat wanita di bawah kekuasaannya menuju ke lembah surgawi.

Anjani mulai mendesah, begitu pula Mahaka. Bibirnya mengerang panjang saat miliknya dimanjakan dengan begitu hebatnya. Punggungnya sudah kembali terlukai oleh kuku-kuku cantik Anjani, namun kenikmatan yang ia rasakan melunturkan segalanya.

Rasa sakit itu bagai angin lalu yang justru menambah panasnya suasana.

"Pelan-pelan Sayang, jangan buru-buru," lirih Mahaka saat Anjani bergerak semakin liar dengan nafas yang memburu.

Pria itu juga mengusap lembut perut Anjani seolah-olah memberi peringatan kalau ada janin di dalam sana. Sadar akan hal itu Anjani pun memelankan gerakannya, kini ia mengikuti irama yang Mahaka ciptakan hingga akhirnya sama-sama sampai pada tujuan.

Di akhir permainan panas itu ada hal yang membuat Anjani tersentak. Mahaka mengecup perutnya dengan lembut sebelum beralih mengecup bibirnya lalu memeluknya dengan hangat hingga mereka sama-sama tertidur pulas hingga pagi.

Lagi-lagi Anjani dibuat terbengong-bengong oleh sikap suaminya. Mahaka yang semula sama sekali tak peduli pada perasaannya kini berubah seratus delapan puluh derajat. Pria itu bahkan sangat peduli pada janin dalam perutnya.

"Sudah bangun?" sapa Mahaka yang baru keluar dari walk in closet. Pria itu sudah rapi dan wangi padahal jam masih menunjukkan pukul setengah enam pagi.

"Apa ... ada yang sakit?" tanyanya lagi sambil duduk di sisi ranjang tepat di dekat Anjani.

"Tidak, aku baik-baik saja," jawab Anjani sambil membenarkan duduknya sementara tangan kanannya mencengkeram kuat selimut untuk menutupi tubuhnya yang masih polos.

Mahaka yang melihat itu kembali mendekat. Ada senyum di bibirnya sebelum ia mendaratkan kecupan di pipi Anjani.

"Kenapa kau seperti ini padaku? apa Amelia mencampakkanmu?" tanya Anjani sambil menahan dada Mahaka agar tak melanjutkan aksinya.

"Menurutmu, apa hal seperti itu mungkin terjadi?"

Mahaka justru balik bertanya. Tanpa peduli ia bahkan kembali hendak menyentuh sang istri namun lagi-lagi wanita itu menolak dan menuntut penjelasan atas keanehan sikapnya.

"Bagaimana kalau alasannya karena aku mulai terpesona padamu," ucap Mahaka dengan sorot mata lembut.

"Mphh ... ahkhh ... Mahaka tolong hentikan!!"

"Tidak bisa, aku tidak bisa berhenti jika melihatmu seperti ini."

Meski awalnya menolak, kini desahan mulai Anjani perdengarkan. Kepalanya mendongak menikmati segala rasa yang sungguh luar biasa di bawah sana. Ia juga tak peduli meski kini Mahaka sudah mengenakan kemeja putih berbalut rompi tuxedo yang rapi dan wangi.

Tangannya terus mencengkeram kuat pakaian pria itu hingga berantakan. Ia tak menyangka kalau Mahaka akan segila itu. Rasa curiga mulai muncul dalam benaknya. Setiap sentuhan yang Mahaka berikan seolah mengingatkannya pada pelaku pelecehan yang menyusup masuk ke apartemennya.

Lembut namun begitu kuat dan menggelora. Cara bermainnya pun sama sampai-sampai Anjani bisa mencapai puncak berkali-kali. Begitu juga pagi ini. Apa yang Mahaka lakukan hingga ke kamar mandi membuat Anjani sungguh berhasil melampiaskan hasrat yang akhir-akhir ini memang terpendam di dasar jiwanya.

"Jangan turun ke bawah. Buka saja pintu balkonnya, ada taman kecil yang cantik. Pakai bajumu dulu lalu duduk di sana. Aku akan turun mengambil sarapan," ucap Mahaka setelah keduanya selesai bersih-bersih dan merapikan diri, namun saat sang suami hendak beranjak Anjani kembali menahan tangannya.

"Ada apa?" tanya Mahaka dengan raut wajahnya yang lembut.

"Jujurlah padaku Mahaka, apa yang membuatmu seperti ini? kau membuatku takut," ucap Anjani dengan tatapan sendu. Diusapnya dengan lembut pipi Mahaka tanpa mengalihkan pandangan sama sekali.

"Aku hanya ingin hidup lebih tenang. Aku tahu ini tak mudah tapi aku yakin bisa menghadapinya. Lagipula sekarang istriku berubah menjadi penurut. Seperti kelinci kecil menggemaskan yang nantinya akan selalu menyambut suaminya saat pulang kerja."

Anjani tertegun. Terbersit dalam benaknya kalau alasan Mahaka sangat membencinya mungkin karena ia bersikeras untuk tetap sibuk di dunia intertain, dan sekarang ia sudah di rumah. Siap menuruti semua keinginannya karena itu Mahaka berubah menjadi baik.

"Jika kau seperti ini padaku, bagaimana dengan Amelia?"

Ditanya seperti itu ekspresi sumringah di wajah Mahaka mendadak lenyap.

"Bisakah kita tidak membahasnya saat sedang bersama?"

"Kenapa? apa dia menyakitimu?" tanya Anjani yang justru semakin penasaran.

"Tidak ... sudah kukatakan kan kalau aku ingin hidup lebih tenang. Lagipula di akhir tahun nanti aku harus mengurus cabang perusahaan yang ada di Kanada. Aku tidak mungkin meninggalkanmu di sini. Orangtua kita juga pasti akan sangat senang melihat kita terus bersama."

Suasana kini menjadi hening sampai akhirnya Anjani kembali angkat bicara.

"Apa kau yang selalu sembunyi-sembunyi masuk ke apartemenku?"

"Jadi kau menuduh pria dalam vidio itu adalah aku?"

"Ya," sahut Anjani lantang.

"Aku bisa dengan mudah memaksamu untuk melayaniku, jadi buat apa aku melakukan hal seperti itu. Sudah jangan dibahas lagi karena ini sudah semakin siang dan kau harus segera sarapan."

Meski jawaban Mahaka membuatnya merasa tak puas, kali ini Anjani memilih untuk diam, akan tetapi ia berniat mencari tahu tentang kecurigaannya pada Mahaka.

Pagi itu sikap Mahaka benar-benar manis. Tak bisa dipungkiri kalau Anjani begitu menikmati semua momen yang terjadi. Mahaka bahkan tak memberitahunya kalau hari ini ia harus mempersiapkan diri di hadapan awak media untuk melakukan jumpa pers. Anjani justru tahu saat ia berniat melihat perkembangan berita tentangnya di media sosial.

Ternyata pagi itu Mahaka benar-benar mengadakan jumpa pers. Dengan lantang pria itu menyebutkan kalau dirinyalah orang dalam vidio itu. Semua pertanyaan wartawan bahkan berhasil dijawab dengan tegas tanpa berbelit-belit. Mahaka juga menyebutkan satu merk kamera yang digunakan untuk merekam hingga bisa mendapatkan gambar sebagus itu.

Tak sampai di sana, pria bernama Mahaka Wiratama itu juga menantang, jika semua ucapannya masih diragukan, mereka boleh menghubungi para ahli untuk menggali kebenaran atas ucapannya mengenai waktu pengambilan gambar, lokasi, hingga kamera yang sempat ia sebutkan.

Anjani yang menyaksikan semuanya dari layar televisi, tanpa sadar meneteskan air mata haru. Ia tak menyangka kalau Mahaka akan sampai mempersiapkan semuanya sedetail itu, bahkan kamar hotel yang disebutkan. Kondisinya dibuat sama persis dengan situasi di apartemen miliknya.

Akan tetapi ada dua orang yang merasa tak senang dengan semua yang Mahaka lakukan, yaitu Devan dan juga Amelia. Jika Amelia dibuat panik dan ketakutan akan kehilangan Mahaka, lain halnya dengan Devan yang harga dirinya merasa terlukai karena Mahaka berhasil menarik perhatian Anjani. Ia pun memilih langsung menghubungi Anjani.

"Aku ingin bicara berdua saja denganmu, kapan kita bisa bertemu? ini penting Anjani," ujar Devan dengan nada memohon, tapi kali ini Anjani menolak Karena ia tak ingin melukai perasaan Mahaka.

"Maah Dev, aku benar-benar tidak bisa. Mahaka akan marah besar kalau aku sampai menemuimu. Memangnya kau ingin bicara apa? katakan saja sekarang!"

Tak langsung ada jawaban yang Anjani dengar karena Devan memang masih sibuk berpikir.

"Dev ... kau masih di sana?" tanya Anjani saat ia tak mendengar suara apapun lagi, tapi kali ini helaan nafas panjang terdengar.

"Ya, aku di sini," sahut Devan.

"Kalau begitu katakan saja!"

Sebelum benar-benar mengatakan apa yang ada dalam pikirannya, Devan lebih dulu mengatakan kalau ia tak terima dengan semua pernyataan yang Mahaka katakan di hadapan publik.

"Dev tolong jangan begini, Mahaka hanya berusaha melindungiku."

"Dengan membohongi semua orang?! apalagi tadi dia mengatakan kalau sekarang kau sedang hamil, apa itu benar?"

Pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya semakin membuat Anjani tak nyaman. Ia ingin menghentikan pembicaraan diantara mereka tapi Devan semakin tak terima.

"Dev tolong, masalahku sudah sangat banyak. Sebenarnya apa yang membuatmu tak terima dengan sikap Mahaka?" tanya Anjani yang mulai dilanda emosi.

"Karena aku tahu Mahaka tak menyentuhmu dan akulah yang sudah menyentuhmu. Pria dalam vidio itu adalah aku!!"

Dada Anjani seketika terasa nyeri setelah mendengar apa yang Devan katakan. Padahal ia sudah mulai meyakini kalau pelakunya adalah Mahaka, tapi saat mendapati kalau perkiraannya salah, ia tak hanya terkejut tapi juga kecewa.

Anjani merasa marah dan malu, tapi saat ini bibirnya tak mampu mengatakan apa-apa. Ponsel di tangannya pun jatuh begitu saja seiring dengan deraian air mata yang jatuh dari kedua sudut matanya.

1
partini
itu rekaman mau di apain di sebar ,, good job Mahaka
aihhh cuma itu aja agak sedikit gereget Thor perjuangan Mahaka kalau terlalu cepat jadi gimana gitu sebanding lah dengan apa yg di rasa istrinya
masa ortunya maha bisa kecolongan
sih
partini: tak tunggu
total 2 replies
partini
ayo ka buktikan kamu layak jadi suami Anjani,,hadapi selingkuhi mu dan para anteknya selamat menikmati Mahaka
agak lama Shok terapi Thor biar dia merasakan apa yg di rasakan Anjani 👍👍👍👍
partini: ini keren ortunya best jadi ingat karya Susi Sartika kalau ga salah,,ortunya jg gitu tapi itu cerita Casanova yg suka masuk lobang sana sini lanjut Thor i like 👍👍👍👍
total 2 replies
partini
bagus Thor masuk konflik nya keren,,aku tau Anjani wanita bucin tapi kalau udah kaya gini dia masih bucin jg rada gimana gitu harus nya kasih Shok terapi suaminya,,jadi ada penyelesaiannya dari lubuk hati yg paling dalam,, untuk dia kaya itu mah hal biasa selingkuh minta maaf udah kelar happy lagi
partini
good story 👍👍👍👍👍
partini
akan lebih seru kalau keluarga besar Mahaka tau kelakuan anaknya,,
Hatus
Anjani kamu kuat banget nutupin perselingkuhan suamimu, kamu enggak ada niat buat ganti suami gitu😠
El khiyori: /Facepalm/
total 1 replies
Hatus
Kenapa ya.. kebanyakan pelakor itu tidak punya malu🤔
Febrianto Ajun
Aduh, tangan sudah gatal, cepat update dong thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!