"A-apa ini?" lirih An Yue menatap sendu sosok pria di depannya.
Demi membuat kekasihnya menjadi seorang Kaisar An Yue, Ratu lblis di Dunia bawah dengan suka rela turun dari tahtanya lalu memberikannya pada kekasihnya.
Namun, apa yang dia dapatkan setelah
melakukan banyaknya pengorbanan untuk pria itu?Hanya sebuah pengkhianatan yang tak pernah An Yue duga dan tak akan pernah An Yue lupa.
Di hari pernikahannya bukannya mendapatkan sebuah kehidupan yang indah An Yue harus merenggang nyawa di tangan calon suaminya sendiri.
"Di kehidupan ini aku kalah tapi di kehidupan
selanjutnya aku akan menjadi Dewi Kehancuran untuk kalian semua!"
************
"Aku kembali, tunggu akan kedatanganku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Pertarungan Antara An Yue Dan Pangeran Kedua
" PERGI KATAKAN PADA JUNJUNGANMU! JIKA DIA MEMBUTUHKAN PUTRI AN YUE MAKA DATANG DAN JEMPUT DIA DENGAN BAIK-BAIK JIKA TIDAK MAKA AKU SENDIRI YANG AKAN MEMBUNUH SIAPA SAJA YANG
DATANG MEMAKSA PUTRI AN YUE."
Tang San langsung menyeret pengawal itu lalu mendorongnya keluar dari ruangan itu.
ia sangat marah saat penjaga yang lain
memberitahukannya jika ada pengawal dari istana utama yang datang di kediaman sang
Putri yang dimana masuk tanpa izin dari Putri An Yue.
amarah Tang San semakin murka tak kala sampai di ruangan makan dimana pengawal sialan itu tengah membentak dan menarik kasar lengan kecil dari An Yue.
tanpa pikir panjang Tang San langsung memotong tangan pria itu yang dengan lancangnya telah menyentuh kesayangan mereka semua.
sejak kecil mereka menjaga An Yue layaknya sebuah harta karun yang amat sangat berharga yang tak ada tandingannya di dunia ini.
bahkan jika mereka lihat ada seekor nyamuk atau semut yang hinggap di kulit An Yue mereka akan langsung membunuh serangga itu.
mereka semua menyayangi An Yue bukan hanya sekedar tentang menjaganya karena dia adalah Putri Kaisar Zhu atau Putri mendiang Permaisuri.
mereka menjaga gadis kecil itu dengan tulus dan ikhlas tanpa adanya paksaan dan juga unsur lainnya.
mereka rela menjadi monster atau bahkan pulang dari misi penuh dengan luka tapi
bukannya obat yang mereka beli untuk pertama kali justru hal yang utama adalah hadiah untuk gadis kecil itu.
lalu sekarang datang seseorang yang hanya orang asing, sudah masuk di wilayah mereka tanpa izin dan dengan tidak tahu malunya justru bersikap kasar dengan junjungan mereka.
tentu saja hal itu tidak di terima oleh Tang
San.
" Sialan, Mereka Benar-benar Ingin Membuatku Membunuh Mereka Dengan Tanganku." gumam Tang San yang berbalik masuk ke dalam ruangan itu.
sampai disana Tang San melihat jika sudah ada Pangeran Kedua yang menggendong dan
memeriksa An Yue membuat Tang San segera berbalik lalu berjalan keluar dari ruangan itu.
" Apakah Tanganmu Baik-baik Saja? Apa Ada Yang Sakit? Katakan Pada Gege Biar Gege
Panggilkan Tabib," kata Pangeran Kedua yang panik.
" Tidak Perlu Gege, Aku Baik-baik Saja, Lihat Tanganku Tidak Apa-apa." An Yue dengan santai menggulung lengan hanfunya menunjukan pergelangan tangannya yang putih.
akan tetapi, bukannya mereda Pangeran Kedua semakin meradang tak kala melihat pergelangan tangan An Yue kecil yang kulit putihnya seputih susu itu memerah karena pria tadi.
Pangeran Kedua langsung mengepalkan
tangannya dengan erat menahan amarah dalam dirinya karena sudah tidak becus
menjaga adik kesayangannya hingga dia di lukai oleh orang lain di depan matanya sediri.
" Sialan, Ternyata Semua Penjaga Dan Pengawal Di Istana Utama Tidak Ada Yang Memperhatikan Meimeiku, Aku Harus Memberikan Mereka Pelajaran Karna Sudah Membuat Meimeiku Seperti Ini!!" batin Pangeran Kedua yang menggertakkan gigi menahan amarah.
tanpa Pengeran Kedua sadari adalah An Yue sengaja melakukan hal itu untuk membalas mereka menggunakan tangan Pangeran
Kedua.
tentu saja melihat akan ekspresi marah dari Pangeran Kedua membuat An Yue bersorak kesenangan dalam dirinya tapi wajahnya tetap ekspresi polosnya.
" Ada Manfaatnya Juga Aku Menjadi Kesayangan Gege Hui, Dengan Begini Maka Tak Ada Lagi Yang Aku Khawatirkan Jika Sewaktu-waktu Ada Orang Yang Macam-macam Padaku, Dengan Adanya Dia Aku Tak Perlu Merasa Was-was Karna Saat Ini Aku Aman Tapi Aku Tidak Boleh Untuk Terus Menerus Seperti Ini, Aku Harus Bisa Memperkuat Sebelum Aku Menuntut Balas Dendam Pada Bajingan Itu." kata An Yue dalam hati dengan dendam yang membara.
An Yue tidak akan pernah lupa bagaimana bajingan itu tertawa di atas kesakitan yang
dia terima di ujung akhir hayatnya.
bagaimana bajingan satu itu mengkhianatinya setelah apa yang semua
dilakukan oleh An Yue untuknya, tak hanya tahta yang dia serahkan bahkan demi
membuatnya menjadi Kaisar Iblis An Yue rela turun di medang perang.
Ratu yang dulunya hanya tahu memerintah
dan menerima akan kabar gembira rela meninggalkan tahtanya dengan turun di medang perang, rela meninggalkan mahkotanya, rela menanggalkan jubah
kebesarannya di ganti dengn zirah perang, rela menjadi penuh luka dan bekas luka hanya demi memenangkan peperangan.
mengingat semua apa yang telah dia lakukan di masa lalu dan balasan apa yang dia terima
membuat amarah dan dendam dari An Yue semakin membara.
" Bersenang-senanglah Sampai Aku Datang Menghadap Padamu, Di Saat Itu Maka Kepalamu Akan Aku Jadikan Injakan Dari Singgasana Ku," batin An Yu dengan tegas dan penuh kemantapan dalam dirinya.
...****************...
di tempat lain Kaisar Zhu yang sedang menunggu akan datangnya orang utusannya
untuk menjemput An Yue kini mengerutkan dahinya tak kala mendengar suara orang yang
memanggil.
mata Kaisar Zhu membulat sempurna melotot hingga hampir keluar saat melihat akan pengawal tingkat atas yang dia kirim kini kembali dengan tangan yang terpotong.
" Yang Mulia, Yang Mulia Harus Memberikan Aku Keadilan, Yang Mulia Tanganku Huhu," pengawal itu langsung menangis seperti perempuan membuat kaisar Zhu mendadak
menjadi kesal karenanya.
Plaaakkkk...
Kaisar Zhu langsung menampar pengawal itu hingga sampai sudut bibir pria itu terluka dan berdarah karenanya.
" Berhenti Menangis Seperti Perempuan, Katakan Dimana Anak Itu?" sentak Kaisar Zhu
yang tidak peduli sama sekali walau bawahan di depannya itu baru saja kehilangan tangannya.
kejam? itu memang adalah gambaran dari sisi kejam Kaisar Zhu yang tak akan pernah peduli dengan bawahannya sendiri.
" A-Anak Itu Masih Disana Yang Mulia," jawab sang pengawal dengan takut.
" DASAR BODOH! BAGAIMANA BISA
MEMBAWANYA SAJA KAMU TIDAK MAMPU HA? DIA HANYA ANAK KECIL SAJA," bentak Kaisar Zhu yang semakin menjadi-jadi.
" Ma-maaf Yang Mulia Tapi Anak Itu Ada Yang Menjaganya Dan Penjaganya Yang Memotong
Tangan Hamba Mereka Mengatakan Jika Memang Anda Memerlukan Bantuan Putri An
Yue Maka Anda Harus Menjemputnya Sendiri Dengan Cara Yang Baik-baik Jika Tidak Maka Putri An Yue Tidak Akan Pernah Mau Bertemu Dengan Anda Yang Mulia," terang pengawal itu dengan kata-kata yang sedikit di lebih-lebihkan.
" Dasar Anak Pembawa Sial, Apa Lagi Yang Dia Inginkan." kesal Kaisar Zhu yang langsung
berjalan cepat menuju akan kediaman Tulip tempat An Yue tinggal selama ini.
ia tak percaya jika ada yang berani untuk menentang akan perintahnya apalagi sampai
memotong tangan orang utusannya.
Kaisar Zhu pergi ke kediaman Tulip bersama
dengan orang kepercayaannya yang bernama Li Chen.
namun, sampai disana hal yang membuatnya kaget adalah kediaman Tulip yang tak pernah dia injak selama ini sangat berbeda dengan apa yang ada di pikirannya.
di halaman depan banyak bunga-bunga yang sengaja di taman disana, lalu di samping
bangunan ada beberapa tanaman sayur yang siap untuk di panen.
selain itu, hal yang membuat mereka semakin
takjub adalah beberapa orang yang sedang berlatih langsung menghentikan latihan mereka lalu menatap tajam ke arah Kaisar Zhu lebih tepatnya pada pria yang ada di belakang Kaisar Zhu.
" Dimana Anak Itu?" tanya Kaisar Zhu.
" Jika Anda Ingin Bertemu Dengan Nonaku Maka Ikutlah Dengan Hamba," Tang San lalu
dengan segera juga berbalik berjalan meninggalkan Kaisar Zhu yang mengepalkan
tangannya dengan erat karena Tang San yang tidak menghargainya sama sekali.
namun, saat ini dia tak memiliki pilihan lain selain mengikuti apa yang dilakukan oleh Tang San.
Tang San terus berjalan hingga sampai di halaman belakang ternyata Tang San membawa Kaisar Zhu dan Li Chen di taman belakang.
akan tetapi, ketenangan Kaisar Zhu terusik tak kala melihat akan pertarungan sengit antara dua orang di depannya saat ini.
Trang
Trang
bunyi pedang yang saling beradu terdengar nyaring di tempat itu namun tidak membuat kedua orang yang sedang bertarung itu terusik sama sekali.
" Ayolah Meimei Kamu Tidak Akan Pernah Bisa Mengalahkan Gegemu Yang Hebat Ini," kata Pangeran Kedua yang menggoda An Yue yang masih tetap santai dalam menyerang Pangeran Kedua.
An Yue yang mendengar akan ucapan Pangeran Kedua hanya tersenyum, ia tak
tersinggung karena kekuatan yang dia keluarkan tak sampai 40% dari kekuatan aslinya.
" Jika Aku Menang Bagaimana?" tanya An Yue yang masih terus menyerang Pangeran Kedua.
" Maka Aku Akan Membawamu Jalan-jalan Ke
Pasar Seperti Yang Biasa Kita Lakukan Dulu Akan Tetapi Jika Gege Yang Menang Maka Kamu Harus Mau Menghabiskan Waktumu Bersama Gege Seharian Penuh, Bagaimana?"
kata Pangeran Kedua dengan penuh percaya diri akan menang.
" Tantangan Di Terima," ucap An Yue yang tiba-tiba meloncat menjauh.
" Bersiap Untuk Kalah," ucap An Yue yang tersenyum miring langsung saja menerjang
Pangeran Kedua dengan kecepatan tinggi.
" A-Apa Ini?" kaget Pangeran Kedua melihat akan pergerakan dari An Yue yang sangat cepat.
Trang
Bugh
" Kuda-kuda Yang Kurang Kuat!"
Bugh
" Tidak Fokus!"
" Tidak Bisa Mengendalikan Diri!"
Bughh
Bugh
" Banyak Celah!"
Trang
Sreettt..
Pangeran Kedua membulatkan matanya saat An Yue berhasil menjatuhkan pedangnya dan membuatnya berlutut di hadapan gadis itu.
hal yang semakin membuatnya mematung adalah pedang merah An Yue sudah berada di
lehernya, bergerak sedikit saja maka tamat sudah riwayatnya.
" Bagaimana?" An Yue menaik turunkan alisnya membuat Pangeran Kedua
membuang napas.
" Aku Menyerah, Kau Menang." kata Pangeran Kedua dengan nada yang tidak ikhlas.
" Pangeran Kedua!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...