NovelToon NovelToon
Connection Between Us

Connection Between Us

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Pembaca Pikiran
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Elena Prasetyo

Sejak selamat dari bencana alam yang melanda kampung halamannya, tubuh Lusi menjadi aneh.

Dia bisa merasa sakit tanpa terbentur, merasa geli tanpa digelitik. Dan merasakan kepuasan yang asing ketika Lusi bahkan tidak melakukan apa-apa.

Dan setelah bekerja di sebuah perusahaan dan bertemu sang CEO, akhirnya dia tahu sebabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Hati Lusi berbunga-bunga. Dia bahkan tak bisa tidur tenang karena wajah Tuan Muda West selalu hadir dalam benaknya.

Dia melihat barang pemberian Tuan Muda West yang diletakkan di atas meja dan kembali tersenyum. Mungkin ini yang dirasakan oleh Cinderella ketika pangeran memilihnya untuk berdansa.

Senandung cinta terus terdengar di telinganya. Membuat waktu demi waktu yang dilaluinya terasa tak penting lagi.

Tringg Tringgg Tringgg

Terdengar alarm mengganggu waktu bahagianya. Lusi melirik ke arah jam dan matanya terbuka lebar.

"Aku terlambat!!" jeritnya lalu bersiap dengan cepat dan bergegas lari keluar kamar. Tiba-tiba di perusahaan tepat satu menit sebelum terlambat.

Sepuluh menit kemudian beberapa pegawai datang dan Lusi siap menyambut. Tapi Priya tidak datang.

"Oh iya, Priya ijin seminggu" kata Lusi mengingat ijin rekan kerjanya.

Tak berapa lama, Tuan West beserta putranya datang. Lusi bersama pegawai yang sedang berada di lobi segera membungkuk mengucapkan selamat datang. Dan ketika Lusi kembali berdiri tegak, matanya menangkap sesuatu yang ganjil. Tuan Muda West sedang menatapnya.

Bukan, bukan menatapnya. Melainkan melihat ke arah perut Lusi. Apa Tuan Muda West masih mengkhawatirkan sakit perut Lusi seperti semalam? Secara berani, Lusi membuat tanda lingkaran dengan jempol dan jari telunjuknya. Berusaha memberi kode pada Tuan Muda West kalau perutnya dalam keadaan baik-baik saja.

Seakan mengerti dengan kode yang diberikan Lusi, Tuan Muda West mengangguk dan melanjutkan langkahnya. Menyusul ayahnya yang sudah lebih dahulu masuk ke dalam lift.

Pipi Lusi memanas. Dia ... tersipu dan merasa sangat bahagia. Meski itu hanya sebuah gestur kecil. Tapi entah kenapa dia merasa sangat dekat dengan Tuan Muda West. Sepertinya, Tuan Muda West menganggapnya lebih dari seorang pegawai?

"Kenapa kau senyum-senyum?" tanya atasannya yang mendadak datang ke lobi.

"Saya? Tidak"

Lusi tidak sadar memasang wajah bodoh sejak tadi.

"Karena Priya tidak datang, kau yang akan melakukan semua pekerjaan sampai akhir pekan nanti. Jangan mengeluh dan selesaikan semua pekerjaan sebelum pulang!!"

"Baik"

Benar. Priya tidak akan hadir sampai pekan depan. Kemana sebenarnya rekan kerja barunya yang mendapatkan keistimewaan itu?

Menurut informasi dari atasan, sebelum jam makan siang akan ada tamu penting Presdir. Lusi segera bersiap untuk menyambut.

Ketika tamu datang, Lusi menyambut dengan sebaik mungkin. Membawa tamu itu ke lantai sembilan. Lantai paling atas di Techno West. Lalu terkesiap karena wajah tampan yang berada di balik pintu lift.

Tuan Muda West memang tampan sekali. Dengan pencahayaan yang baik, wajah tampan itu menjadi semakin bersinar. Membuat hati Lusi serasa terbakar.

Tapi Tuan Muda West sepertinya tak menyadari kehadiran Lusi. Menyambut tamu yang Lusi bawa lalu pergi begitu saja.

Padahal tadi pagi ... . Apa Lusi hanya terlalu banyak mengkhayal? Apa mungkin tadi pagi, sebenarnya Tuan Muda West tidak melihat ke arahnya? Tapi melihat ke arah lain? Hanya Lusi saja yang terlalu percaya diri. Menganggap tatapan Tuan Muda West mengarah padanya.

Lusi merasa malu sekali. Dia tidak percaya telah menganggap dirinya terlalu tinggi. Lalu cerita beberapa pegawai yang ada di lift memaksanya untuk tidak berimajinasi terlalu jauh.

"Tahu tidak? Katanya ada pengusaha besar dari India yang datang untuk investasi di Techno West. Nilainya sangat besar. Membuat Techno West menjadi perusahaan yang paling diincar para pencari kerja"

"Benarkah?"

"Iya. Tapi ... "

"Apa?"

"Kabarnya, investasi itu disertai dengan perjodohan"

"Perjodohan? Siapa? Tuan Muda West? Tidak mungkinnn"

"Benar. Bahkan keduanya sudah makan malam kemarin. Katanya ada acara lamaran yang sudah disiapkan"

Lusi keluar dari lift dalam keadaaan patah hati. Baru saja tunas bunga bermunculan di dalam hatinya karena perlakuan istimewa Tuan Muda West. Ternyata dia harus ditarik turun dari awan khayalan yang terlalu tinggi.

Kalau dipikir lagi, memang tidak mungkin Tuan Muda West menyukainya. Siapa memangnya Lusi? Dia bukan siapa-siapa. Ayahnya juga hanya seorang pemilik restoran keluarga kecil di daerah Utara. Tidak bisa dibandingkan dengan pengusaha besar dari India yang bisa membawa uang dalam jumlah besar ke Techno West.

Setelah menghembuskan napas panjang, Lusi kembali ke kenyataan. Kembali memilih paket dan surat yang menumpuk di meja resepsionis. Lalu dia menemukan sebuah paket atas nama Priya.

Priya Rakesh.

Priya Rakesh?

Bukankah nama itu terdengar seperti berasal dari India?

"Lusa akan ada kabar gembira untuk kalian semua. Aku akan menjadi orang terpenting nomor empat di perusahaan ini"

Lusi teringat kata-kata yang diucapkan Priya sebelum ijin tidak masuk.

Nama India dan kata-kata Priya itu hanya bisa membuat Lusi berkesimpulan. Kalau Priya adalah putri dari pengusaha India yang baru saja diantarkannya ke lantai paling atas.

"Jadi Priya, benar-benar akan menjadi Nyonya Muda West?" tanyanya ke diri sendiri.

Ternyata, Priya memang berasal dari keluarga kaya. Bahkan sangat kaya. Dibandingkan dengan dirinya. Lusi mirip seperti tikus basah yang tercebur di selokan. Sedangkan Priya adalah bangau putih yang terbang di angkasa. Jauhhh sekali perbedaan mereka.

Dan masalah perjodohan dengan Tuan Muda West.

Sepertinya memang orang seperti Priya yang sesuai bila menikah dengan Tuan Muda West. Bukan dia.

"Kenapa pekerjaanmu belum selesai juga?!!" tanya atasannya yang mendadak datang.

Lusi melihat semua surat dan paket yang masih belum dipilah.

"Saya akan menyelesaikannya"

"Kenapa kau menjadi malas sekali? Apa kau sudah bosan bekerja disini? Apa kau ingin dipecat dari Techno West?"

"Tidak. Tentu saja tidak. Saya akan segera menyelesaikannya"

Lusi harus berhenti berpikir tentang Tuan Muda West. Dia harus sadar kalau keberadaannya di Techno West adalah untuk bekerja. Mencari uang agar bisa membantu ayahnya memperluas restoran. Bukan berharap menjadi Ratu di istana yang tidak akan pernah dia tinggali.

"Cepat selesaikan!!" teriak atasannya lalu pergi.

Dengan gerakan cepat, Lusi segera memilah paket dan surat. Meletakkannya di troli dan mulai berkeliling.

Lalu kembali ke lobi dengan kecepatan kilat setelah mendengar kabar kalau tamu Tuan West akan meninggalkan perusahaan.

Dengan sikap sempurna, Lusi mengucapkan salam perpisahan pada tamu itu. Tamu yang kemungkinan besar adalah ayah dari Priya, rekan kerjanya. Yang akan menjadi Ratu di istana West.

Setelah memastikan tamu pergi, Lusi kembali ke meja. Dia mengangkat telepon uang berdering dan menyambungkannya ke bagian yang sesuai. Tak pernah dia mengira, seseorang datang ke meja resepsionis untuk mengamatinya.

"Ehmm"

Lusi mengangkat wajahnya, terkejut menyadari kehadiran Tuan Muda West tepat di depan meja kerjanya.

"Tuan Muda, apa ada yang bisa saya bantu?"

Lusi berhasil menekan perasaannya yang tidak karuan, menjadi seorang resepsionis profesional. Untuk menjaga keberlangsungan pekerjaan yang dia butuhkan.

"Jangan terlalu banyak bergerak! Banyak beristirahat dan pulanglah tepat waktu!" kata Tuan Muda West lalu meninggalkannya dalam keadaan bengong.

Apa yang baru saja Lusi dengar tadi? Dia tidak bermimpi kan? Tuan Muda West mengkhawatirkannya?

Kini Lusi bingung. Apa yang harus dia rasakan di dalam hati? Bahagia karena dikhawatirkan oleh pria paling tampan di perusahaan ini? Atau sedih karena pria yang bicara seperti itu padanya telah menjadi milik rekan kerjanya?

Apa yang harus dia rasakan sekarang? Lusi benar-benar dibuat bingung dengan perbuatan Tuan Muda West.

1
Selfi Azna
jodoh
Selfi Azna
thooorr,, novel yg satu lagi lanjutkan lah thooorr
Mom Yara
isinya berubah ya yg bab ini kak?
Ayu Kerti
lanjutt kakk
Muliati Sherina
bagus
Ayu Kerti
aku syuka karyamu kakk.. kereennnn...
uda baca karya2mu. syukaaaa...
semangat berkarya, lope u
Ayu Kerti
ditunggu upnya kakkk
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
fist plot menarik...next kita tunggu Thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!