Keilani Nassandra telah dijatuhi talak tiga oleh Galang Hardiyata, suaminya.
Galang masih mencintai Kei begitu juga sebaliknya, Kei pun masih mencintai Galang, teramat sangat mencintai lelaki yang sudah berkali-kali menyakiti hatinya itu.
Kei dan Galang berniat rujuk kembali, akan tetapi, Kei harus menikah terlebih dahulu dengan lelaki lain, setelah Kei dan lelaki lain itu bercerai barulah mereka bisa rujuk kembali.
Oleh sebab itu Galang meminta bantuan temannya di salah satu club eksklusif yang Galang Ikuti Hardhan Adipramana untuk bersedia menikahi Kei dan segera menceraikan Kei setelah mereka melewati malam pertama.
Bagaimana reaksi Galang begitu mengetahui Hardhan adalah Presdir dari beberapa perusahaan terbesar abad ini?
Mampukah Kei bertahan dengan sikap dingin dan arogan Hardhan?
Dan pada akhirnya ...
Ketika cinta harus memilih ...
Siapakah yang akan dipilih Kei?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nicegirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Calon Mertua #1
Tiga bulan kemudian ...
Kei melihat mobil Hardhan ketika ia hendak parkir di garasi mobilnya. Kei mengenali mobil itu karena sudah lebih dari lima kali menaikinya. Setelah parkir sempurna Kei keluar dari mobil, mengambil tasnya dan mengunci mobilnya. Dengan langkah cepat Kei memasuki ruang tamu, Alex sedang duduk di sana sambil menyeruput kopinya, pria itu langsung berdiri begitu Kei memasuki ruang tamu.
"Di mana dia?"
"Di ruang kerja bersama Papa anda, Nona."
Sambil berdecak kesal Kei jalan ke arah ruang kerja papanya berniat menguping pembicaraan mereka, tapi niat itu diurungkan, ia tidak berani bersikap kurang ajar seperti itu.
Kei ingin kembali ke ruang tamu, berniat memberitahu Alex untuk mengabarinya kalau Hardhan dan papanya sudah selesai bicara, tapi lagi-lagi niat itu di urungkannya. Akhirnya Kei memutuskan naik ke lantai dua menuju kamarnya.
Kei melempar tas nya ke sofa, membuka sepatu dan meletakkan di raknya, lalu beranjak ke kamar mandi, memenuhi bathup dengan air hangat sambil menuang bubble bath kedalamnya, kemudian mengaduk-ngaduk sampai busanya melimpah.
Sambil menunggu airnya setengah penuh, Kei keluar dari kamar mandi, menuju meja riasnya untuk membersihkan make up nya, melepas pakaiannya dan menaruhnya ke dalam tempat cucian kotor lalu kembali masuk ke kamar mandi.
Selesai mandi Kei melihat jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam, saatnya ia menyiapkan makan malam, jadi ia turun ke bawah ke arah dapur. Yang terlupakan olehnya adalah Hardhan ada di rumahnya,
Kei langsung mengutuk dirinya sendiri karena melupakan hal itu.
Hardhan dan papanya sedang berbincang santai sambil berdiri di ruang keluarga, sialnya Hardhan melihat Kei yang sedang menuruni anak tangga, rasanya akan terlihat konyol kalau Kei kembali naik ke atas lagi. Tapi, ia dalam keadaan tidak pantas menerima tamu saat itu, rambut Kei masih basah karena ia malas mengeringkannya dengan hair dryer, dan ia hanya mengenakan baju tidur dengan atasan muscle tank top dan bawahannya celana hotpants.
"Kei kemari, Nak!" seru papanya.
Mau tidak mau Kei mendekat ke arah papanya, dan berusaha tenang saat melewati Hardhan, Kei langsung merangkul papanya, bergelayut manja di lengan papanya itu, "Ya, Pa?"
Kei melirik Hardhan yang juga sedang memandanginya, membuat Kei salah tingkah.
"Hardhan izin sama papa untuk mengajakmu ke rumahnya malam ini, mamanya ingin bertemu denganmu."
Deg!
Jantung Kei terasa mau copot. Cepat atau lambat hal seperti ini pasti akan terjadi, Kei bertemu dengan calon mertuanya. Tapi tidak pernah membayangkan akan secepat ini, ia baru saja tiga bulan menjanda.
"Me ... mendadak sekali."
"Saya tidak bisa mengabarimu karena tidak punya nomor contactmu, dan saya baru bisa hari ini ke sini."
Kei menatap curiga ke Hardhan, tidak mungkin Hardhan tidak tahu nomor Kei, jadwal sidang perceraian saja bisa dia atur secepat mungkin, apalagi hanya nomor telepon. Kei mengalihkan lagi tatapannya ke papanya.
"Tapi Pa, aku belum masak makan malam buat papa," elak Kei.
Papanya terkekeh kecil, "Sudah kamu ikut Hardhan saja, biar bi Inah yang masak untuk papa," kata papanya sambil mencubit hidung Kei.
Kei menatap cemberut papanya, lalu ke Hardhan, "Ya sudah aku ganti baju dulu."
Kei mengayunkan langkah kesal, ia kembali menaiki tangga ke kamarnya sambil membayangkan dengan penuh lelah kalau ia harus ganti baju lagi, harus make up lagi.
Sialan raksasa arogan itu!
Akhirnya Kei hanya mengganti bajunya saja dengan long sleeve warna merah, bibirnya hanya di olesi lipbalm, dan ia merasa tidak perlu mengeringkan rambutnya, nanti juga akan kering sendiri.
Setelah memakai sepatu ketsnya Kei bergegas turun ke bawah, berharap Hardhan kesal dengan penampilannya saat ini, bukan penampilan terbaik untuk bertemu calon mertua.
Kei berharap calon mertuanya akan menentang, dan melarang Hardhan menikahi Kei, Hardhan akan membatalkan rencana pernikahan dan Kei tidak harus membayar denda karena Hardhan yang membatalkannya. Nanti Kei dan Galang tinggal cari calon yang biasa-biasa saja, bukan pria berkuasa macam Hardhan. Membayangkan semua itu membuat Kei semangat menuruni anak tangga.
Kei masih tersenyum lebar ketika mencapai tangga terbawah, lalu melihat papanya dan Hardhan yang memandangnya dengan tatapan identik.
"Kamu tidak bisa berpakaian lebih pantas lagi dari ini, Kei?" tanya papanya dengan kedua alisnya yang nyaris menyatu.
Kei memasang wajah polosnya, "Hanya ini yang aku temukan Papa, karena acaranya terlalu mendadak dan aku tidak mau membuat calon suamiku menungguku lama."
"Begini juga bagus, kalau begitu kami pamit sekarang," kata Hardhan ke papa.
"Oh iya iya. Silahkan."
Kei langsung mengekor di belakang Hardhan, melihat mereka Alex langsung berdiri dan bergegas keluar, menghubungi sopir untuk membawa mobil mereka ke depan pintu masuk.
Alex mumbukakan pintu, Kei masuk terlebih dahulu, kemudian Hardhan, dan mobil langsung meluncur keluar dari rumah Kei.
"Apa kamu sengaja berpakaian seperti ini untuk menggodaku?" bisik Hardhan di telinga Kei. Tangannya mulai bergerilya di paha mulus Kei yang langsung di tepis Kei.
"Jaga tangan anda tuan, kita belum menikah!" desis Kei disela-sela giginya, berharap hanya Hardhan yang mendengarnya.
"Ahh sayang sekali. Alex! Kita ke X Boutique dulu."
Kei langsung ternganga mendengarnya. X Boutique itu kan boutique papan atas, hanya menjual pakaian dari designer-designer ternama, tidak mungkin Hardhan menyuruhnya membeli pakaian itu kan? Bisa habis tabungan Kei hanya untuk satu bajunya saja.
Kei auto merosot di kursinya sambil mendesah kesal, Kalau tahu akan jadi seperti ini, lebih baik tadi ia memakai gaunnya sendiri.
Sesampainya di dalam boutique ekslusif itu, Kei ternganga melihat gaun-gaun yang terlihat cantik dan elegan di sekelilingnya, lalu menelan ludah membayangkan harga dari semua gaun itu.
"Bisakah kita cari di tempat lain saja?" tanya Kei ke Hardhan.
Hardhan menyentil kening Kei, "Boutique ini yang nomor satu, memangnya mau cari dimana lagi?"
Hardhan memberikan kode ke pramuniaga boutique, dan dalam sekejap gaun-gaun terpilih sudah dihadapkan di depan matanya. Kei bingung pilih yang mana, semuanya terlihat indah. Kei menyusuri jari-jarinya di gaun-gaun itu, sambil melihat price tagnya, mencari yang termurah.
Mendengar suara langkah kaki Hardhan mendekat, Kei langsung mengambil dress secara acak hanya karena dress itu berwarna merah, warna favorit Kei.
"Aku ambil ini, dimana fitting roomnya?" tanya Kei ke pramuniaganya.
Kei langsung mengikuti langkah pramuniaga itu, ia baru menarik napas lega setelah memasuki fitting room. Dan mendesah frustasi ketika mendapati gaun yang diambilnya adalah short dress alih-alih long dress.
Bisa-bisa raksasa itu mengira aku mau menggodanya lagi! Hadeehh.
kesetiaan antar keluarga
ceritanya ngangenin walaupun sudah tau endingnya tapi masih semangat baca lagi