Danisha putri, gadis berusia 25 tahun yang harus bekerja seumur hidupnya untuk membayar hutang pada Boss nya atas apa yang dia lakukan, belum lagi dia adalah seorang single parent untuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun yang dulu tiba-tiba dia temukan didepan kost nya waktu anak itu masih bayi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wachid Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18
my Dika 18
up up up
Happy reading 😉
----------
"Danish, kamu harus selalu disisi ku, kau tahu aku membutuhkan mu sewaktu waktu karena aku tidak bisa berjalan dengan benar" perintah Dika, Dika benar-benar merepotkan Danish saat ini, dia sungguh seperti bayi yang selalu menangis saat ibunya tidak disampingnya
"Kamu benar-benar merepotkan, kamu bahkan lebih rewel dibandingkan dengan Kevin saat bayi" gerutu Danish
"Jangan marah-marah begitu, nanti kamu akan cepat tua" Dika tersenyum dan mulai menggoda Danish
"Tidak ada urusan nya antara diriku yang tua dengan mu"
"Ada"
"Maksud mu?" Danish penasaran dengan perkataan ambigu dari Boss nya
"Karena kamu akan tua bersama dengan ku" ucap Dika dengan lembut
Danish merona mendengar ucapan Dika yang terdengar hingga ke hatinya
"Bukankah kamu akan bekerja dengan ku untuk membayar semua hutang mu, jadi kamu akan bekerja untuk ku hingga kamu tua nanti" jelas Dika, dia menahan tawanya agar tidak lolos saat melihat ekspresi wajah Danish yang menahan amarahnya
'Boss br*ngsek!!! Sialan, bisa-bisanya gue sampai seolah terbang saat dia mengatakan itu tadi, benar benar memalukan' gerutu Danish dalam hati
"Aku lapar, mau makan yang enak" pinta Dika
"Aku tidak bisa memasak makanan enak, kalau mau kamu pesen sendiri lewat go food" tolak Danish
Danish pergi ke dapur menyiapkan masakan untuk makan malam, setelah berkutat lama di dapur, dia menyiapkan cah kangkung, tempe oreg dan ikan gurame goreng balado yang sudah dia buat tadi
"Kevin makan sayang" Danish berteriak memanggil Kevin, namun yang datang malah Dika
"Kamu?"
"Aku lapar, aku mau makan" Dika langsung duduk dihadapan Danish
"Masakan ku tidak seenak buatan restoran bintang lima" Danish benar-benar malas untuk meladeni permintaan Dika
"Aku mau makan masakan mu yang tidak enak ini, cepat ambilkan" perintah nya
"Pak Dika, ini bukan di kantor mu dimana aku harus mematuhi mu, ini dirumah ku, ikuti aturan rumah ini yang berarti aturan yang aku buat, dan kamu harus mematuhi nya" jelas Danish yang sebal dengan tingkah Boss nya yang selalu merepotkan
"Dengerin ya, aku kayak gini juga gara-gara kamu, jadi...."
"Cukup, aku tahu" Danish bergerak dari posisi nya dan mulai mengisi piring Dika dengan apa yang Dika instruksi kan
"Mama..." Panggil Kevin yang langsung duduk di samping Dika
"Iya sayang, mau makan pakai apa sayang?" Tanya Danish dengan lembut pada Kevin
"Sama kayak om Dika ma" jawab nya
"Iya sayang"
Danish duduk kembali setelah selesai menyiapkan makanan untuk Dika dan Kevin
"Mmmm.... Masakan mama emang yang terbaik" Kevin mengacungkan jempol nya kearah Danish
Danish tersenyum melihat tingkah putra angkatnya
'masakan Danish emang enak banget, enggak perlu mewah, tapi kayak gini aja rasanya udah enak banget, berasa kayak dimasakin sama istri' batin Dika membuat dia tersenyum-senyum sendiri
Danish menatap nya heran ada Boss nya yang tersenyum-senyum sendiri
"Enak ya pak Dika?" Goda Danish
"Iya enak banget, eh... Maksud aku biasa aja" kilah nya
"Iya biasa aja, tapi kok nyampe abis gitu" Danish melirik piring Dika yang isinya sudah habis bersih dimakan nya
"Ya... Itu...itu karena aku laper" jawab nya sekenanya
"Iya deh percaya" ucap Danish sinis
"Ma, Kevin ke kamar lagi ya, Kevin lagi ngerjain tugas sekolah" Kevin mendekati Danish dan menciumi pipinya begitu juga sebaliknya Danish mencium pipi putranya
Kevin kembali ke kamarnya menyisakan Danish dan Dika
Danish berdiri dan mulai membereskan sisa makan malam tadi dan mencuci piring kotor yang tadi, sementara Dika masih setia duduk dan menunggu nya
"Kamu masih disini?" Danish terkejut saat melihat Dika masih duduk di tempat yang sama
"Aku nunggu kamu"
"Nunggu aku?" Tanya Danish bingung
"Iya, nunggu kamu, kan kita mau tidur bareng"
"What!!! Bapak tadi makan apa? Kok kayak keracunan gitu otaknya" teriak Danish setelah mendengar ucapan Boss nya itu
"Aku serius, aku enggak bisa tidur kalau enggak dipeluk mommy" Dika memberikan alasan nya kepada Danish
"Pak Dika, umur bapak udah kepala tiga, tapi masih tidur di ketek mommy?" Ejek Danish
"Terserah kamu mau percaya apa enggak, yang jelas itu kenyataan nya, aku kan anak bungsu, wajar kalau kayak gitu" jelas Dika, sebenarnya dia merasa malu untuk mengakui nya, namun bagaimana lagi dia memang tidak bisa tidur kalau tidak dipeluk sama mommy nya, kalaupun tidak ada mommy nya dia akan tidur menginap di tempat kakaknya dan tidur bersama Ray keponakannya
'benar saja saat dirumah sakit dia memelukku' batin Danish mengingat saat Dika tidur memeluknya dari belakang
"Pfffffttt.... Hahahaha" Danish tertawa terbahak-bahak, sembari memegangi perutnya
"Kamu!!!"
"Maaf pak, abisnya lucu banget, bapak Dika yang terkenal dingin dan datar ternyata tidak bisa tidur jika tidak berada di ketek ibunya" Danish menyeka air matanya yang keluar dari matanya karena menertawakan Dika
"Sialan, ayo tidur" Dika bangkit dari duduknya dan menarik tangan Danish untuk menuju kamarnya
"Eh tunggu... Bapak tidur sama Kevin, bapak bisa peluk kevin" Danish memberikan saran untuk Dika, tidak mungkin jika dia harus tidur seranjang dengan Dika
"Enggak, Kevin terlalu kecil, aku tidak akan merasa hangat, dan itu akan membuat ku susah tidur, dan aku akan lebih lama sembuhnya" jelas Dika
"Tapi kita enggak mungkin tidur bareng" tolak Danish
"Udah ya, aku sama sekali tidak tertarik sama tubuh kamu, enggak ada bagus bagusnya sama sekali, ayo buruan" Dika kembali menarik tangan Danish menuju kamarnya
"Sialan!!" Umpat Danish
Dika langsung membaringkan dirinya di ranjang Danish, dia menepuk sisi sebelahnya memberikan isyarat agar Danish berbaring disana
'serius ini, aku tidur sama dia, yang benar saja, tapi dia udah bilang kalau dia tidak tertarik pada ku bukan, berarti dia tidak akan melakukan hal buruk?' pikir Danish
Danish menelan ludah nya dengan susah payah, dia berjalan mendekati ranjang nya dan segera membaringkan tubuhnya di sebelah Dika
Dika menggeser tubuhnya mendekati Danish dan langsung memeluknya
Danish terkesiap saat Dika memeluknya, jantungnya berdegup dengan kencang, nafasnya memburu, bahkan kini tubuh nya menegang
Dika menatap wajah Danish yang terlihat tegang, dia berbisik ditelinga Danish
"Tenang lah, aku tidak akan memakan mu"
Danish terkejut dengan apa yang dika bisikan padanya, dia menoleh ke arah Dika, Menatap wajah nya yang terlihat tenang dan senang
"Kenapa?" Tanya nya
"Ti-tidak ada" jawab Danish gugup
"Sungguh?" Dika bergerak keatas tubuh Danish, membuat Danish semakin tegang
"A-apa yang kamu lakukan!!" Danish mencoba mendorong tubuh Dika dengan tangan nya
Dika tersenyum dan dengan cepat mengecup bibir Danish dengan lembut, Danish makin terkejut saat ini, karena Dika tiba-tiba mencium nya, dia masih mematung tanpa tahu harus berbuat apa
Dika melepaskan ciumannya, dan menatap wajah Danish dengan lembut
"Cara berciuman mu sungguh buruk, kamu perlu banyak belajar, aku akan mengajarimu dengan senang hati" ucapnya
"Apa?!! Tidak, aku tidak perlu hal seperti itu" tolak Danish dengan cepat
"Aku yang memutuskan, mulai sekarang kamu harus mencium bibir ku sehari minimal tiga kali, biar cara berciuman mu tidak seburuk yang tadi" perintah Dika yang mutlak tidak bisa diganggu gugat
"Tapi untuk apa aku melakukan itu?"
"Untuk bekal kamu dimasa depan"
"What!! Yang benar saja!!!"
"Tidak ada bantahan, sekarang lakukan lah"
"Lakukan apa?" Tanya Danish bingung dengan apa yang dika perintahkan
"Cium aku"
"Tapi..."
"Cepat!!"
Danish menghela nafas beratnya, dia perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah Dika dan mulai menggapai bibir Dika, dia tidak bergerak lagi setelah itu, hanya terdiam disana, Dika merasa geram menunggu pergerakan Danish, akhirnya dia yang berinisiatif
Dika memegangi tengkuk leher Danish, membawa ciumannya lebih dalam, melumat bibir lembutnya dan sesekali menuntut Danish untuk membelit lidah nya, ciuman itu berlangsung cukup lama, hingga Danish mendorong tubuh Dika dan segera mengambil nafas sebanyak mungkin
"Harus nya kamu tidak menahan nafas mu, besok pagi lakukan seperti yang aku ajarkan tadi, mengerti?"
Danish hanya mengangguk patuh dengan ucapan Dika, Dika tersenyum melihat tingkah Danish saat mengangguki perkataan nya, Dika mengecup kening Danish dan membawa tubuhnya untuk berbaring
Dika memeluknya erat dan segera memejamkan matanya, tersenyum dengan damai menuju ke alam mimpi, begitu juga dengan Danish yang kini merasa lebih tenang hingga dia ikut terbuai ke alam mimpi bersama Dika
----------
author mau kasih up seminggu sekali ya, atau kalau enggak dua hari sekali, gimana?🤔
Jangan lupa tap jempolnya 😉