NovelToon NovelToon
Rahasia Chen Xi(Jiwa Yang Terjebak Di Tubuh Budak)

Rahasia Chen Xi(Jiwa Yang Terjebak Di Tubuh Budak)

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Pengganti / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Romansa / Balas dendam pengganti / Reinkarnasi
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Di malam yang sama, Yu Xuan dan Chen Xi meregang nyawa. Namun takdir bermain jiwa Yu Xuan terbangun dalam tubuh Chen Xi, seorang budak di rumah bordil. Tak ada yang tahu, Chen Xi sejatinya adalah putri bangsawan Perdana Menteri, yang ditukar oleh selir ayahnya dengan anak sepupunya yang lahir dihari yang sama, lalu bayi itu di titipkan pada wanita penghibur, yang sudah seperti saudara dengan memerintahkan untuk melenyapkan bayi tersebut. Dan kini, Yu Xuan harus mengungkap kebenaran yang terkubur… sambil bertahan di dunia penuh tipu daya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 17.Awal jejak.

Sore hari perlahan turun di atas kota, mewarnai langit dengan rona jingga lembut. Di gang sempit di belakang pasar timur, kereta kayu kecil berhenti di depan rumah sederhana yang baru selesai disewa pagi tadi.

Chen xi turun dengan hati-hati, kedua tangannya masih memegang buntalan kain berisi barang-barangnya. Ia mengenakan pakaian sederhana berwarna biru tua, tanpa riasan dan tanpa hiasan rambut seperti biasanya di Yue zhi.

“Lian, letakkan peti itu di dalam. Jangan terlalu banyak bicara dengan orang sekitar,” ucapnya lembut tapi tegas.

Lian, pelayan muda yang selama ini melayani Nyonya Heng, menunduk hormat. “Baik, Nona. Rumah ini memang kecil, tapi cukup tenang. Tidak jauh dari kediaman keluarga Shen, hanya beberapa jalan menyeberang taman timur.”

“Bukankah kamu lama ikut dengan ibuku, jadi kamu tahu masalah apa yang ditakuti ibuku dengan keluarga Shen?. ”

“Nona, saya ikut nyonya bersama nona menemui nyonya Heng pertama kali. Jadi masalah itu, saya kurang tahu. sebaiknya anda bertanya sendiri dengan nyonya!. ”

“Jika aku bisa,untuk apa aku bertanya padamu Lian. ”kekecewaan Chen xi mendapatkan jawaban dari Lian.

Chen xi pun melangkahkan kakinya turun dari kereta dibantu oleh Lian, ia berdiri didepan rumah barunya yang sudah diperbaiki setelah kunjungan Chen xi dan ibunya.

“Rumah ini sudah terlihat nyaman untuk ditinggali nona. ”

Chen xi mengangguk pelan, pandangannya mengarah ke gerbang kayu rumah baru itu.

Ia masih belum terbiasa dengan keheningan tidak ada suara kecapi, tidak ada tawa para tamu, tidak ada bau arak yang biasa memenuhi udara di rumah hiburan Yue zhi.

“Tapi, aku sedikit merindukan Yue zhi. ”gumam Chen xi terdengar pelan.

Kini yang terdengar hanyalah desir angin sore dan suara daun bambu bergesekan.

Setelah Lian menata barang-barang di dalam, Chen xi duduk di tepi ranjang kayu. Cahaya matahari sore menyorot pergelangan tangannya di sana, samar-samar, tampak tanda teratai kecil yang selama ini selalu ia sembunyikan dengan kain tipis.

Ia menatapnya lama.

“Aneh,” gumamnya lirih. “Sejak kecil aku punya tanda ini. Tapi ibu selalu melarang ku jangan pernah menunjukkannya pada siapa pun… bahkan pada para tamu.”

Lian, yang baru saja menyalakan lentera minyak, menoleh. “Nyonya Heng pasti punya alasan, Nona. Beliau selalu melindungi Anda.Walaupun sikapnya terlalu tegas dan kasar,tapi sebenarnya hatinya lembut dan hangat pada nona.”

Chen xi menghela napas pelan. “Aku tahu. Tapi setelah ibuku menyuruhku untuk tinggal disini sendirian,aku jadi yakin ada sesuatu yang disembunyikan ibu padaku.”

Ia menatap jendela, tempat cahaya senja perlahan memudar.

“Lian, kau tahu? Aku tidak punya keluarga lagi jika ibu meninggalkan aku sendiri,aku merasa selama ini ibu berusaha menjauhkan aku dari dirinya.baik aku menjadi budak ataupun sekarang aku menjadi bagian dari wanita disana.”

Suara angin seolah menjawab lirih ceritanya.

Lian menunduk, wajahnya terlihat ragu. “Nona…aku tidak tahu maksud nyonya,tapi yang jelas nyonya Heng tidak punya niat jahat pada nona.”

Chen xi pun terdiam sambil memainkan rambutnya, aku tidak tahu apa yang disembunyikan nyonya Heng, tapi yang jelas nyonya Heng menyayangi Chen xi, suara hati Xu yuan.

Pagi itu udara terasa lebih dingin dari biasanya di kediaman keluarga Shen. Kabut tipis masih menggantung di atas taman belakang, menutupi sebagian bunga plum yang baru mulai bermekaran di musim awal dingin.

Nyonya Shen berdiri di depan cermin perunggu, dibantu oleh Bibi Chan yang sedang merapikan selendang bulu di bahunya.

“Apakah semuanya sudah siap, Bibi Chan?” tanyanya lembut.

“Sudah, Nyonya. Tabib sudah menyiapkan dupa dan persembahan seperti biasa. Hari ini adalah hari kelahiran leluhur ketiga, jadi Anda harus tiba di kuil sebelum tengah hari.”

Nyonya Shen mengangguk perlahan. Wajahnya terlihat tenang, tapi mata itu menyimpan sesuatu kegelisahan yang belum juga padam sejak percakapannya dengan Hua xuan beberapa hari lalu.

Setiap malam ia tidak bisa tidur nyenyak, teringat kata-kata putranya tentang tanda teratai di tangan gadis di Yue zhi.

Kini bahkan doa ke kuil pun terasa lebih seperti pelarian daripada ibadah.

Ia melangkah keluar paviliun utama. Angin pagi menyapu lembut rambutnya yang tersanggul rapi, membawa aroma dupa dan dedaunan basah. Dua pelayan perempuan berjalan di belakangnya sambil membawa kotak persembahan dan dupa.

Kereta keluarga Shen sudah menunggu di halaman depan hitam elegan dengan ukiran naga emas di sisinya.

Namun, langkah Nyonya Shen tiba-tiba terhenti.

Matanya menangkap sesuatu di kejauhan di seberang jalan kecil yang memisahkan halaman rumah Shen dengan deretan rumah kosong di sisi timur. Di sana, sebuah kereta barang sederhana tampak terparkir di depan salah satu rumah tua yang selama ini tak berpenghuni.

Seekor kuda cokelat tua mengibaskan ekornya pelan, sementara dua orang pria tampak memindahkan peti-peti kecil dari dalam kereta ke teras rumah itu.

Alis Nyonya Shen berkerut.

“Bibi Chan,” ucapnya pelan, “rumah di sisi timur itu… bukankah sudah lama kosong? Sejak keluarga Zuo pindah ke utara?”

Bibi Chan menoleh, mengamati arah pandangan Nyonya Shen. “Benar, Nyonya. Rumah itu sudah hampir dua tahun tidak ditinggali. Seingat saya, belum ada penyewa baru.”

“Kalau begitu… siapa yang datang pagi-pagi begini dengan kereta barang?”

Bibi Chan berpikir sejenak. “Mungkin pendatang baru, Nyonya. Atau pedagang dari pasar timur yang ingin menyimpan barang.”

Namun, Nyonya Shen tidak menjawab. Tiba-tiba Chen xi dan Lian keluar dari rumah tersebut, mereka terlihat memerintahkan para pengangkut barang.

Mata nyonya Shen masih terpaku pada sosok seorang gadis muda yang baru saja turun dari kereta itu mengenakan pakaian sederhana berwarna biru tua, rambutnya disanggul rendah tanpa hiasan. Wajahnya tidak asing, meskipun ia tidak bisa langsung mengingat di mana pernah melihatnya.

Ada sesuatu dalam sorot mata gadis itu… tenang tapi dalam, seolah menyimpan sesuatu yang tak terucap.

Nyonya Shen menahan napas sejenak.

“Bibi Chan,” katanya perlahan, “pernahkah kau melihat gadis itu sebelumnya?”

Bibi Chan memperhatikan. “Hm… sepertinya tidak, Nyonya. Tapi dia tampak bukan dari keluarga biasa. Lihat caranya berjalan tenang dan berwibawa, bukan seperti pelayan atau pedagang.”

Nyonya Shen mengangguk samar. Jantungnya berdetak lebih cepat tanpa alasan yang jelas. Entah mengapa, pandangannya tidak bisa lepas dari sosok gadis itu.

Seketika, firasat aneh merayapi hatinya.

“Bibi Chan,” suaranya menurun. “Perintahkan Gao Zu untuk menyelidiki rumah itu. Cari tahu siapa yang tinggal di sana… dan dari mana mereka datang.”

Bibi Chan menatapnya cemas. “Nyonya… Anda hendak ke kuil. Bukankah lebih baik kita urus nanti setelah kembali?”

Nyonya Shen menatap rumah itu sekali lagi. Gadis muda yang mengenakan pakaian biru tua itu kini telah masuk ke dalam, dibantu oleh pelayan muda di belakangnya.

Angin membawa sedikit aroma wangi bunga plum dari arah sana aroma yang entah kenapa terasa terlalu familiar.

“Tidak,” katanya akhirnya. “Lakukan sekarang. Aku ingin tahu sebelum aku kembali dari kuil.”

“Baik, Nyonya,” jawab Bibi Chan, segera memerintahkan seorang pelayan untuk memanggil Gao Zu.

Setelah memastikan perintahnya dilaksanakan, Nyonya Shen naik ke dalam keretanya. Tapi bahkan ketika roda kereta mulai berputar, pikirannya masih tertinggal di depan rumah kosong itu.

Bayangan gadis berpakaian biru dengan tatapan teduh terus menghantui benaknya.

Ia memejamkan mata, berusaha menenangkan diri.

Namun dalam hatinya, firasat itu semakin kuat.firasat bahwa hari ini, sesuatu yang telah lama terkubur mulai bergerak di permukaan.

Dan bahwa takdir perlahan sedang menariknya kembali… kepada anak yang selama ini ia yakini telah hilang.

1
SecretS
Sungguh kisah tragis, tapi kakak apa boleh kasih saran buat cerita kakak ini menjadi yang lebih menarik seperti akhir tak selalu harus menikah terkadang kembali merasakan hidup damai itu yang terpenting kak. Tolong buat yang berbeda dari punya tetangga ya karena kebanyakan sih selalu berakhir dengan fulgar atau menikah itu membosankan kak, tapi cerita kakak ini sudah menarik kok lanjutkan terus ya 💪💪 semangat 👍👍👍
Kitty: boleh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!