NovelToon NovelToon
Putra Sang Letnan Kolonel

Putra Sang Letnan Kolonel

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Cinta Lansia
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dini ratna

Malam tragis, telah merenggut masa depan Zoya. Menyisakan trauma mendalam, yang memisahkannya dari keluarga dan cinta.
Zoya, mengasingkan diri yang kembali dengan dua anak kembarnya, anak rahasia yang belum terungkap siapa ayahnya. Namun, siapa sangka mereka di pertemukan dengan sosok pria yang di yakini ayah mereka?
Siapakah ayah mereka?
Akankah pria itu mengakuinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi Sekolah, di antar Pak Letnan

“Mama, kenapa kita tidak main ke villa nya pak Letnan?” tanya Zayda, pada Zoya yang menyisir rambutnya pelan. 

“Pak Letnan, sibuk dan banyak pekerjaan jadi … jangan ganggu dia.” Zoya, mengepang rambut Zayda menjadi dua, yang diberikan aksesoris berkarakter lucu. 

Pupil indah Zayda yang coklat, serta bibir tipis yang mungil dan wajah yang bersemu merah, sungguh ciptaan Tuhan, yang sempurna. Dilihat dari wajahnya saja Zayda, memang seperti anak timur tengah lainnya, dan pupil indahnya menyerupai mata indah Ardian. 

“Mama, kenapa diam? Apa ada yang salah di mata, Zayda?”

Zoya, tersenyum lantas menggeleng. “Tidak. Putri Mama sangat cantik.” 

“Terima kasih, Mama.” Zayda, begitu bahagia. Sementara, di depan pintu putra kesayangannya menahan rasa cemburu.

“Mama tidak hanya punya putri, tapi juga seorang putra yang tampan. Bukankah aku yang paling tampan?” Zayden, berjalan ke arah mereka sambil merapikan rambutnya. 

Zoya, tersenyum. Kedua putranya kini memang sudah besar, bahkan gaya dan penampilan Zayden sangat mirip dengan Ardian. 

(Suara klakson berbunyi) 

“Apa itu?” Zayden, segera lari menuju balkon kamarnya. Wajahnya bersinar saat melihat Ardian yang berdiri di bawah sana. Ardian, melambaikan tangan sambil bersandar pada mobilnya, kacamata hitam tidak menutupi mata indahnya, yang tetap memancarkan ketampanannya. Ditambah seragam dinas, khas militer yang membanggakan.

“Waw, keren! Pak Letnan datang menjemput kita, Zayda.” 

“Benarkah?” Zayda, langsung turun dari ranjang tidurnya, berlari menuju balkon.

Sedangkan Zoya, wanita itu hanya terpaku. Kedatangan Ardian, tanpa sepengetahuannya. Pria itu sangat keras kepala, sudah berulang kali dilarang masih saja menemui kedua anaknya.

“Pak, Letnan tunggu kami!” teriak Zayden dan Zayda. Mereka langsung pergi meninggalkan kamarnya, yang berlari keluar dari apartemen untuk menemui Ardian.

Zoya, yang lengah langsung mengikutinya sambil membawa bekal sekolah mereka. 

“Zayden, Zayda, tunggu dulu!” 

Zoya, dengan kedua tangan yang membawa bekal hanya terdiam melihat Ardian memeluk kedua anaknya. Tidak, salah jika mereka sangat dekat karena memang punya hubungan darah. Tapi, yang tidak Zoya sukai, Ardian dengan seenaknya menemui anaknya. 

Ardian, melepas pelukan mereka berdua, lantas bangkit lantas melirik ke arah Zoya, yang menatap sinis padanya.

“Apa kau butuh tumpangan? Aku akan mengantarkanmu setelah mengantarkan kedua naga kecilku.” Ucap Ardian, sambil menyipitkan mata dan tersenyum kepada Zayden dan Zayda.

Zoya, menghela nafas. Dia berjalan dengan angkuh ke arah Ardian, lantas menuntun tangan si kembar sambil berkata, “Aku, akan mengantar anakku sendiri.” Tatapnya pada Ardian.

“Ayo, sayang!” 

“Tidak, Mama.” Zoya terbelalak, ketika Zayda merengek yang langsung melepas genggamannya.

“Mama, kita ingin pergi dengan pak Letnan, di antar mobil gurun itu.” Tunjuk Zayda, ke arah mobil Jeep putih yang dikendarai Ardian. 

“Apa karena Mama tidak punya mobil kamu tidak ingin pergi dengan Mama?” Zoya, sudah sangat kesal sambil berkacak pinggang. 

“Bukan begitu Mama ….” Nyali Zayden dan Zayda menciut, ekspresi mereka berubah ketika ditatap ibunya. 

“Tapi Mama, tidak bisakah kita mencobanya sekali? Aku ingin menaiki mobil keren itu Mama ….” Zayden merengek sambil menggoyangkan tubuh Zoya. Zayda, pun mendukung kakaknya yang memperlihatkan wajah sedihnya 

“Mama … please.” Mohon Zayda, sambil menangkupkan kedua telapak tangannya. 

Helaan nafas berat yang berhembus dari mulut Zoya menandakan jika ia tidak akan bisa menolak keinginan mereka. Zayda dan Zayden, akhirnya bisa menaiki mobil itu setelah membujuk ibunya. Namun, Zoya dia memilih duduk di belakang bersama Zayda, sementara Zayden berada di depan samping Ardian. 

“Pak Letnan, apa nanti sore bisa menjemputku?” 

“Zayden!” tegur Zoya, seolah tak suka dengan keinginan putranya itu. Zayden, yang melihat tatapan tajam sang ibu langsung diam, yang beringsut mundur lantas memalingkan wajahnya ke arah luar. 

“Tidak jadi Pak Letnan,” lirihnya pelan. 

“Jika setiap hari melihat tatapan seperti itu, mereka tidak akan betah tinggal bersamamu,” singgung Ardian, yang melirik Zoya dari kaca dashboard, di atas kepalanya. 

“Jika, kamu dimarahi lagi, beritahu aku biar aku menjemputmu,” bisik Ardian pada Zayden. Zayden menggeleng senyum, menandakan setuju. 

“Zayden, jangan dengarkan apa katanya,” ujar Zoya membuat tubuh Zayden dan Ardian sedikit menjauh. 

“Dan kau Pak Letnan, jangan menghasut kedua anakku,” ancam Zoya dengan sorot mata yang tajam. Bibir Ardian, hanya tersungging. 

“Pak Letnan, apa kami boleh main ke villa lagi?” tanya Zayda, yang langsung ditatap Zoya. 

“Tentu, jika kalian mau saya akan menjemputnya. Oh iya, lebih enak jika kalian panggil saya Om, atau Uncle, jangan pak Letnan terus.” 

“Ok, Om,” jawab Zayden dan Zayda serempak. 

Ardian tersenyum, tidak apa jika saat ini anak-anaknya memanggilnya dengan panggilan Om, setidaknya semua harus dimulai dengan kesabaran, Ardian percaya suatu hari nanti mereka akan tahu dan mengerti, panggilan ayah pun akan segera dia dapatkan. 

“Oke, kita sudah sampai.” Ardian berkata, sambil menepikan mobilnya di depan gerbang. 

“Terima kasih Om Letnan,” ucap Zayden, yang langsung mencium pipi Ardian.

Seketika jantung Ardian berdebar, beginikah rasanya dikecup oleh anaknya sendiri, mungkin jika mereka tahu siapa dirinya maka Ardian akan dengan bebas memeluk dan mencium bocah kecil itu. Namun, Ardian menghargai Zoya, yang harus membatasi kedekatannya dengan Zayden dan Zayda untuk saat ini.

Ardian, tersenyum lalu membalas kecupan manis itu dengan belaian lembut di kepala Zayden. 

“Belajar yang rajin ya, biar seperti Om.” 

“Tentu. Zayden ingin menjadi tentara hebat biar nanti bisa menyelamatkan teman-teman Zayden di Qodroh.” Katanya penuh semangat. 

Zayden dan Zayda segera turun dari mobil, diikuti Zoya. Mereka kembali melambaikan tangan sebelum memasuki gerbang sekolah. 

“Kau tidak masuk?” tanya Ardian, kepada Zoya yang masih berdiri di depan mobilnya.

“Aku akan pergi menaiki taksi,” jawabnya dengan cetus. 

“Apa bedanya jika aku yang antar.” 

“Tidak, terima kasih.” Zoya berkata dengan senyum kecutnya. “Dan satu hal lagi, untuk hari esok jangan lagi datang ke apartemenku, jika tidak aku akan membawa anak-anak pergi jauh darimu, sehingga kamu tidak bisa melihatnya lagi.” 

Ardian tercengang dengan mata membulat. Zoya, hanya mendelik yang langsung menaiki taksi yang sudah dihentikannya. 

Ardian yang masih berada dalam mobil menatap kesal, sambil mengumpat. “Dasar, keras kepala.” Ardian, pun melajukan mobilnya meninggalkan Novatera Global School. 

Sementara, di tempat lain, seseorang dengan tangan yang sudah keriput menggenggam selembar potret Ardian, yang mengelus lembut dua anak kecil. Ardian, terlihat bahagia bahkan beberapa potret Zoya, pun dimilikinya. Di mana Ardian dan Zoya sedang saling berbincang.

“Sejak kapan ini terjadi?” Suara Jenderal Teddy, terdengar serak seolah menahan amarah. “Candra!” Kini tatapan tajamnya beralih ke arah Candra.

Candra hanya diam dan menunduk, setelah tuan besarnya mengetahui semuanya. Penyelidikannya selama ini diketahui Teddy, sehingga Candra tidak bisa lagi menghindar ketika Teddy menangkap basah dirinya yang saat itu tengah mengurus tes DNA milik Zayden dan Zayda. 

Akhirnya, Candra memberitahukan Teddy semuanya tentang Zoya, masa lalu Ardian dan anak mereka. Semua berawal dari malam itu, ketika Arga datang yang memberitahukan jika Ardian memiliki anak di luar nikah. Sehingga, Teddy menganggap itu adalah alasan Ardian menolak pernikahannya dengan Lusi. 

“Ardian, baru mengetahuinya beberapa bulan ini. Mereka dipertemukan di Qodroh, dan Ardian langsung meminta saya untuk menyelidiki tentang skandalnya dulu, dan wanita dokter itu dia adalah wanita yang dulu pernah terikat skandal bersamanya. Dia, mengandung benih Ardian, yang sekarang sudah tumbuh menjadi anak yang hebat, dan kedua anak dalam foto itu adalah cucumu Tuan.” 

“Aku tidak terima cucu dari luar nikah.” Teddy, melempar foto itu. “Kamu pikir ini kabar baik? Seharusnya, kamu beritahukan saya dari awal Candra.” 

Candra hanya diam, dia mengaku salah sehingga tidak mengatakan apapun. 

“Jika aku tahu lebih awal, mungkin aku bisa menghentikan pertemuan mereka,” ucap Teddy, penuh dendam. 

1
zh4insu
Kasian, Zoya di buat sibuk di RS, Ardian di tugaskan ke luar negeri, dan mereka punya niat terselubung untuk si kembar,,,,
Ya Allah, semoga kembar gak akan kenapa-napa...
Endang 💖
ini laki2 tegas...GX banyak omong langsung bertindak
zh4insu
Semoga yang masuk Adrian dan kembar
Endang 💖
kok radit jht bgt SM Zoya
up LG nnti thor
Reenyy Yuny Setianie
jahat banget radit 😠
zh4insu
Ya Allah, Radit kamu sungguh tega...
Pak Letnan, yang pintar kenapa sih gak liat itu anak-anak ada kemiripan gak sama dia, dan tas DNA. Apalagi punya rumah sakit sendiri... Gereget aku...
Endang 💖
ya ampun Radit tega bgt sama zoya
zh4insu
Si pak kolonel kah?
Endang 💖
hebat anak2 Zoya
Rozh
semngat kak, ceritanya seru😻🌹
Endang 💖
masih penasaran sama kelanjutNnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!