Update tiap hari ~
Follow Instagram: eido_481
untuk melihat visual dari karakter novel.
Setelah begadang selama tujuh hari demi mengejar deadline kerja, seorang pria dewasa akhirnya meregang nyawa bukan karena monster, bukan karena perang, tapi karena… kelelahan. Saat matanya terbuka kembali, ia terbangun di tubuh pemuda 18 tahun yang kurus, lemah, dan berlumur lumpur di dunia asing penuh energi spiritual.
Tak ada keluarga. Tak ada sekutu. Yang ada hanyalah tubuh cacat, meridian yang hancur, akibat pengkhianatan tunangan yang dulu ia percayai.
Dibuang. Dihina. Dianggap sampah yang tak bisa berkultivasi.
Namun, saat keputusasaan mencapai puncaknya...
[Sistem Tak Terukur telah diaktifkan.]
Dengan sistem misterius yang memungkinkannya menciptakan, memperluas, dan mengendalikan wilayah absolut, ruang pribadi tempat hukum dunia bisa dibengkokkan, pemuda ini akan bangkit.
Bukan hanya untuk membalas dendam, tapi untuk mendominasi semua.
Dan menjadi eksistensi tertinggi di antara lang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eido, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memasuki Jalur Kultivasi
Feng Jian menyebrang ke dunia Fana yang dikenal dengan nama Benua Chongzou, sebuah daratan raksasa tempat kekuatan spiritual mengatur segalanya, di mana langit dan bumi penuh dengan energi qi yang bisa ditarik dan dimurnikan oleh mereka yang memiliki bakat serta kehendak kuat.
Benua Chongzou bukanlah dunia yang damai. Ini adalah dunia di mana kekuatan menentukan nasib, dan siapa yang lemah akan dilindas oleh yang kuat. Di benua ini, berbagai sekte, kerajaan, dan kekaisaran besar berkuasa dan bersaing satu sama lain demi sumber daya, kehormatan, dan keabadian.
Wilayah Awan Jatuh.
Di antara wilayah-wilayah besar di Chongzou, terdapat satu daerah yang dikenal dengan nama Wilayah Awan Jatuh, tempat yang diselimuti kabut abadi, pegunungan tinggi, dan lembah-lembah tersembunyi yang menyimpan berbagai rahasia alam. Di sinilah Feng Jian memulai perjalanannya di sebuah gua sederhana yang sunyi, jauh dari pusat peradaban, namun berada di jantung wilayah yang mengandung kekuatan besar.
Wilayah Awan Jatuh merupakan rumah bagi banyak kekuatan besar, termasuk berbagai sekte dan kota kultivasi. Salah satu yang paling dikenal adalah Kota Nine Treasures Paviliun sebuah kota perdagangan kultivasi megah yang menjadi pusat pertukaran berbagai jenis pil, artefak, dan teknik. Kota ini juga menjadi tempat di mana takdir mempertemukan Feng Jian dengan Qin Aihan.
Tingkatan Kultivasi di Dunia Chongzou
Dalam dunia ini, kekuatan kultivator dibagi dalam tingkatan yang jelas dan hirarkis, mulai dari tahap awal hingga puncak eksistensi manusia fana:
...----------------...
Alam Pembuka Qi
Alam Pembangunan Fondasi
Alam Inti Emas
Alam Penyatuan Tubuh
Alam Jiwa Yang Baru Lahir
Alam Transenden
Alam Raja Beladiri
Alam Suci
Alam Suci di bagi menjadi alam kecil yang berbeda yaitu:
Alam Suci
Alam Suci Agung
Alam Suci Raja
Alam Kaisar Suci
...----------------...
Tingkatan Teknik di Dunia Chongzou
Tak hanya kekuatan tubuh, teknik yang digunakan oleh para kultivator juga memiliki tingkatannya sendiri. Sebuah teknik bisa menentukan hidup dan mati, menang dan kalah, dan setiap tingkatan memiliki perbedaan yang mencolok:
Putih - Rendah
Hijau - Awal
Biru - Menengah
Ungu - Lanjutan
Merah - Elite
Hitam - Master
Emas - Legendaris
...----------------...
Malam masih menggantung sunyi di atas langit Nine Treasures Paviliun. Bintang-bintang berkelip redup, seolah menonton diam-diam dari kejauhan. Di ujung kota, jauh dari keramaian, berdiri sebuah bangunan tua yang terlupakan atapnya mulai miring, jendela-jendela retak, dan dindingnya dihiasi lumut serta sisa-sisa waktu yang telah lama berlalu. Namun malam ini, bangunan itu kembali menyala bukan oleh lentera, melainkan oleh cahaya spiritual dari seorang pemuda muda bernama Feng Jian.
Ia duduk bersila di tengah ruangan yang kosong, dikelilingi aroma herbal yang mulai memenuhi udara. Di depannya, sebuah kuali logam tua berdiri tegak, tampak biasa saja, namun di tangan Feng Jian, benda itu menjadi alat yang sakral. Api spiritual biru keunguan menyala dari dasar kuali, menari-nari dalam diam, membentuk pusaran kecil yang stabil sebuah pertanda bahwa pengendalian api oleh Feng Jian bukan main-main.
Tangannya bergerak dengan ketenangan yang tidak dimiliki pemuda biasa. Rumput Roh Merah ia masukkan terlebih dahulu, lalu disusul Akar Angin Lembut, dan terakhir, Biji Lotus Api yang hanya bisa diproses dengan pengaturan suhu yang tepat. Setiap bahan dilebur dalam waktu yang presisi, dan ketika uap herbal mulai menguar, Feng Jian memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam.
Di balik kelopak matanya yang terpejam, tubuhnya mulai menyatu dengan prosesnya. Aura spiritualnya yang masih samar perlahan-lahan terbentuk, seperti pusaran air yang perlahan tumbuh di tengah danau tenang. Ini bukan hanya tentang meramu Pill ini adalah permulaan. Titik awal dari perjalanan panjangnya di dunia kultivasi.
Keringat mengalir pelan di pelipisnya, namun ia tidak terganggu. Cahaya dari api kuali memantul di wajahnya, menyoroti sorot mata yang dalam dan penuh tekad. Di dunia yang mengukur kekuatan dari tingkat kultivasi dan nama besar sekte, Feng Jian tidak membawa warisan, tidak pula nama keluarga yang ditakuti. Tapi malam ini, di tengah sepi dan cahaya api yang menyala di bangunan terlupakan itu, seorang pemuda sedang membentuk takdirnya sendiri.
Beberapa saat kemudian, suara lembut terdengar dari dalam kuali. 'Kling' sebuah bunyi khas ketika ramuan berhasil disatukan menjadi bentuk padat. Feng Jian membuka matanya. Di dasar kuali, tergeletak tiga butir Pill berwarna merah muda pucat, memancarkan aroma menyegarkan dan hangat. Pill Pembuka Qi.
Ia tersenyum kecil. Ini baru langkah pertama.
Di luar sana, malam terus berjalan, tapi di dalam bangunan itu, cahaya baru telah dinyalakan.
Di tengah kesunyian malam yang masih memeluk bangunan tua itu, Feng Jian duduk diam, memandangi tiga butir pil yang baru saja ia ciptakan. Cahaya lembut dari api spiritual yang mulai meredup memantulkan kilau keemasan samar pada permukaan pil, seolah butir-butir itu menyimpan cahaya bintang di dalamnya. Ia mengambil satu pil dengan hati-hati, menggulirkannya di antara jari-jarinya. Permukaannya halus dan hangat, dan saat dibawa mendekat ke hidungnya, aroma herbal yang murni dan harum menyeruak, menyegarkan paru-parunya seperti hembusan angin pegunungan.
Feng Jian menelan ludah tanpa sadar. Ini kualitas tinggi, pikirnya. Tanpa ragu lebih lama, ia mengangkat pil itu ke mulutnya dan menelannya perlahan.
Begitu pil itu melewati tenggorokannya, kehangatan mulai menyebar di dalam perutnya, merambat ke seluruh tubuhnya seperti riak air yang menyentuh tepian danau. Rasanya tidak menyakitkan, melainkan nyaman, seperti berendam dalam sumber air panas yang dalam hangat, menenangkan, namun penuh kekuatan yang menekan dari dalam. Beberapa detik berlalu... lalu datanglah dentuman keras dari dalam tubuhnya.
Duummm! Duummm!
Tubuh Feng Jian bergetar seolah merespons ledakan kecil dari dalam. Energi spiritual yang semula tersembunyi di dalam dirinya tiba-tiba melonjak keluar, membentuk pusaran yang berputar liar di sekelilingnya. Angin tipis mulai berputar di dalam ruangan kosong itu, mengangkat debu dan serpihan dedaunan kering dari lantai, menari bersama gelombang kekuatan baru yang baru saja lahir.
Di benaknya, suara mekanis yang tak asing pun bergema jelas:
[Selamat. Tuan telah memasuki Jalur Kultivasi: Pembuka Qi - Tahap Awal.]
Feng Jian membuka matanya perlahan. Pandangannya kini lebih tajam, tubuhnya terasa ringan, dan napasnya mengalir stabil seperti air jernih di pegunungan. Ia bisa merasakan untuk pertama kalinya aliran spiritual yang hidup dalam tubuhnya. Tak lagi hanya menjadi manusia biasa.
Ia... telah benar-benar mulai menapaki jalan kultivasi.
Udara malam menyelimuti bangunan tua itu dengan keheningan yang pekat. Di tengah ruangan yang remang, hanya cahaya sisa api dari tungku alkemis yang perlahan padam menyinari sosok Feng Jian yang duduk bersila dengan punggung tegak.
Ia menutup mata perlahan, menarik napas dalam-dalam, lalu melepaskannya secara perlahan pula. Keheningan itu bukanlah kebisuan, tetapi keheningan yang dalam seperti dunia ikut diam, menghormati momen penting yang tengah terjadi.
Di dalam tubuhnya, aliran energi spiritual masih menggulung liar, seperti arus sungai setelah hujan deras. Jika dibiarkan tanpa kendali, kekuatan itu bisa saja menghantam meridian yang belum sepenuhnya terbentuk dan menghancurkan fondasi kultivasi yang baru saja diraihnya.
Feng Jian memusatkan kesadarannya, memandu energi itu perlahan-lahan, seperti menggiring kuda liar agar jinak. Setiap helai napasnya membawa stabilitas setiap embusan menyebar tenang ke seluruh tubuhnya. Butiran keringat muncul di pelipis, menetes tanpa suara ke lantai yang dingin.
Sedikit demi sedikit, kekuatan itu mulai menyatu, tidak lagi mengamuk, melainkan mengalir lembut dalam jalur spiritual nya menguatkan, memperkuat pondasi awal yang akan menjadi dasar dari jalan panjang kultivasi.
Dalam diam, Feng Jian merasa tubuhnya beresonansi dengan dunia, seperti ada simpul yang terikat erat antara dirinya dan energi langit serta bumi. Dan saat waktu berlalu tanpa ia sadari, aliran itu akhirnya menjadi tenang, mantap dan stabil.
Ia membuka matanya perlahan. Pandangannya tenang, napasnya dalam, dan di dada, ada rasa mantap yang mengakar kuat.
Fondasi nya kini kokoh.
Feng Jian menyimpan kuali dan sisa bahan untuk membuat Pill Pembuka Pill di Tas Dimensi, dan menyimpan di balik jubahnya. Barulah setelah itu dengan langkah ringan namun mantap, Feng Jian bersiap meninggalkan tempat itu, menuju kembali ke Penginapan Anggrek Merah, membawa serta kekuatan baru dan harapan yang lebih besar.