Dean Benicio dan Janella Winkler adalah sepasang suami istri yang saling mencintai.
Karena sebuah penyerangan, Jane yang tengah hamil besar harus berpisah dengan Dean. Tak lama kemudian sebuah kabar membuat Jane hampir kehilangan anak-anak yang dikandungnya. Dean dikabarkan meninggal, Rex sang asisten pribadi pun juga tidak kabarnya.
5 tahun berlalu, Jane bersama anak kembarnya datang kembali ke kota tempatnya dulu tinggal. Jane ingin mengenalkan kenangan Dean kepada Ethan dan Emma.
Tapi saat sedang berada di taman, Jane melihat Dean yang sang duduk di sana. Jane menggandeng kedua anak kembarnya berlari menghampiri Dean. Jane langsung memeluk Dean tapi sebuah kalimat membuat Jane tersentak.
" Kamu siapa?"
Bukan hanya itu yang membuat Jane terkejut, datangnya seorang wanita dan anak kecil yang memanggil ayah pada Dean semakin membuat Jane bingung.
" Jika itu adalah Daddy kita maka tidak ada yang boleh memanggilnya ayah," ucap Emma dan Ethan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Kembar 17
Rex yang dalam masa pemulihan, tentu ia masih tinggal di rumah sakit. Untuk menghindari kebosanan yang hinggap dalam dirinya, pria itu berjalan-jalan ke luar. Awalnya ia dibantu Olinda, tapi Olinda harus pergi ke toilet karena tiba-tiba perutnya meras sakit.
Ia terus berjalan menuju ke luar rumah sakit. Menikmati salju yang turun di bulan Desember sungguh terasa menyenangkan. Namun rasa sedih menyeruak saat ia teringat kembali kepada sang tuan.
" Haaaah, hidup layaknya roda, selalu berputar. Kadang di atas dan kadang juga dibawah. Kita tidak akan selamanya di atas bukan?" gumam Rex. Ia sedang merenungi nasib yang saat ini hadir dalam hidupnya. Ada rasa syukur yang ia rasakan karena bertemu kembali dengan saudara-saudaranya. Tapi rasa kehilangan akan Dean jelas sangat merasuk dalam relung hati Rex.
Sama halnya degan Jane dan Olinda, Rex sangat kehilangan Dean. Sudah dari kecil mereka bersama. Meskipun posisinya adalah tuan dan bawahan namun sejatinya mereka seperti saudara.
Rex terus berjalan mengitari taman dengan menggunakan tongkatnya. Sebuah perasaan yang tidak bisa ia ungkapkan saat melihat sosok yang selama ini ada dipikirannya.
" Itu ... aku tidak salah lihat kan?" lirih Rex. Ia mempercepat jalannya yang tertatih untuk mendekat ke arah pria yang sangat dikenalnya.
" Tuan ... apakah benar anda Tuan Dean?"
" Kamu mengenalku? Kamu siapa?"
Rex terdiam. Ia begitu terpana saat melihat orang yang dikatakan meninggal 5 tahun lalu itu muncul di depannya. Tapi ternyata orang itu tidak ingat apapun. Seketika Rex ingat cerita tentang Olinda kalau Jane pernah bertemu dengan pria yang mirip dengan Dean tapi pria itu tidak mengenali Jane.
" Apakah Tuan amnesia," gumam Rex lirih. Tapi melihat Dean yang kebingungan saat melihat Rex sangat jelas pira itu tengah mengalami hilang ingatan.
" Saya sangat mengenal Anda, Tuan. Tapi Anda mungkin melupakan banyak hal. Namun, satu hal yang pasti adalah kami sangat bersyukur Anda masih hidup sampai sekarang."
Dean terdiam dan mencerna setiap kata-kata pria asing yang berdiri di depannya. Pria yang tidak ia kenal tapi memiliki perasaan yang sangat familiar.
" Kak ... Kak Rex! Jangan berjalan jauh-jauh. Di luar di ... Kak Dean ... oh Tuhan ... Apakah benar ini Kak Dean, kakak ku. Ya Tuhan kak, aku sangat merindukanmu."
Olinda yang baru saja datang langsung berteriak histeris saat melihat Dean. Reflek, gadis itu memeluk Dean. Ia sungguh merindukan sang kakak. Dean hanya diam, ia masih bingung dengan semua yang saat ini ada di depannya. Tapi entah mengapa dia juga tidak menepis pelukan dari Olinda.
" Apa kalian benar-benar mengenalku?" tanya Dean kembali.
Olinda menghapus air matanya sudah terlanjur luruh. Ia kemudian menjelaskan siapa dirinya kepada Dean. Olinda mengatakan bahwa dia adalah adiknya. Dan Dean masih punya keluarga yang lain yakni istri dan dua anak kembar.
Dean tentu terkejut mendengar fakta yang sesungguhnya itu. Bagaimana bisa ternyata dia sudah menikah dan mempunyai anak. Tapi kedua orang yang ada di depannya itu bukanlah penipu. Mereka terlihat sungguh-sungguh dalam mengatakan semua hal.
" Baiklah jika memang begitu maka menurut apa yang kalian bilang nama ku adalah Dean Benicio, berarti nama Alexander yang dikatakan keluarga Martinez kepada ku pun adalah sebuah karangan. Jika kalian benar-benar mengenalku, maka bisakah kalian membantuku?"
Rex dan Olinda saling pandang. Sepertinya Dean kali ini sedang berada dalam masalah.
" Bantuan apa yang Kak Dean mau dari kami?" tanya Olinda penasaran.
" Jadi, begini ... ."
Dean menceritakan semua yang terjadi dan apa yang sedang ia rencanakan. Mungkin aneh, karena dia langsung saja percaya dengan orang asing yang mengatakan mengenalnya. Namun, selama ini tidak pernah ada seorang pun yang berkata mereka mengenal dirinya. Dan baru 3 orang yang berkata seperti itu. Ya Dean ingat saat seorang wanita cantik memeluknya waktu itu dan menyebut namanya.
Rex dan Olinda mendengar dengan seksama apa yang disampaikan oleh Dean. Mereka tentu mengerti. Rupanya meskipun hilang ingatan, taktik Dean masih sangat bagus dan mumpuni seperti biasa.
" Aku mengerti Tuan, dan orang yang bisa membantu Anda hanyalah satu orang disini. Nyonya Jane," ucap Rex.
" Ya Kak Rex Bena. Yang bisa memecahkan persoalan Kak Dean hanya Kakak Ipar. Mungkin Kak Dean lupa bahwa Kak Jean adalah seorang ilmuwan hebat. Dia pasti bisa membuat sebuah obat yang bisa menyamarkan kematian kakak selama beberapa saat."
Dean sungguh takjub, ternyata istrinya adalah orang yang begitu hebat. Tapi saat ini bukan saatnya untuk kagum. Dia harus bergerak cepat agar persoalan memalsukan kematian segera terselesaikan.
" Kalau begitu, aku mohon bantuan kalian untuk meminta tolong kepadanya. Aku harap dia mau membantuku?"
" Pasti Kak, Kak Jane pasti akan membantumu. Apa kau tidak tahu bagaimana dia sangat mencintaimu?" Olinda mengatakan kalimat yang terakhir dengan sangat pelan. Sehingga Dean tidak mendengarkannya. Bagaimanapun Dean belum ingat apapun. Jadi masih terlalu dini untuk mengatakan banyak hal. Jelas nanti akan sangat membingungkan bagi dirinya.
" Mari bertukar nomor ponsel untuk berkabar perkembangannya lebih lanjut," pinta Olinda.
Dean tentu saja setuju, ia langsung memberikan nomor ponselnya kepada Olinda. Tapi sesaat kemudian Dean menjelaskan bahwa nomornya tidak selalu aktif karena dia menggunakan ponsel secara sembunyi-sembunyi dan mereka pun paham akan hal itu.
Ketiga nya kembali masuk ke dalam gedung rumah sakit. Hujan salju semakin deras dan mereka tidak boleh di luar terlalu lama karena tidak mengenakan pakaian hangat yang tepat. Saat kembali ternyata Eliz mencari keberadaan Dean. Dean langsung berjalan lebih cepat dan membuat jarak dengan Rex dan Olinda.
" Sayang, kamu dari mana saja. Aku sungguh khawatir kamu tidak ada di kamarmu?"
" Aku hanya keluar sebentar. Aku ingin menikmati salju, besok aku akan melakukan operasi, jadi aku ingin menikmati salju turun sebelum masuk ke ruang operasi," ucap Dean dengan senyuman. Dimana senyuman itu malah membuat Eliz merasa sakit hatinya. Dean seakan-akan mengatakan bahwa ia tidak akan bisa melihat salju lagi.
Eliz kemudian membawa Dean masuk. Dia tidak menaruh curiga sama sekali terhadap Rex dan Olinda. Eliz begitu fokus dengan Dean sehingga mengabaikan orang-orang di sekitarnya.
" Apakah itu istri Kak Dean selama menjadi Dean Alexander?" tanya Olinda kepada Rex.
" Itu tidak penting Olind, saat ini yang terpenting adalah segera mengabari Nyonya untuk membuat obat yang dibutuhkan Tuan Dean," tegas Rex.
" Kau benar Kak, aku akan pulang. Tidak nyaman membicarakan ini melalui telepon. Aku harap semua yang direncanakan Kak Dean berhasil."
Rex mengangguk setuju. Dia sudah menantikan saat dimana mereka akan membalas apa yang terjadi 5 tahun lalu. Meskipun hal itu tidak akan mudah karena Dean melupakan banyak hal.
TBC
ilang ingatan dll
semoga sukses selalu