Mengandung adegan 21+ harap bijak membaca.
Lanjutkan dari Hot Mother And The Bos Mafia
Sebuah lahan panti asuhan menjadi perebutan dua orang,yang satunya ingin membangun real estate dilahan itu sedangkan yang satunya lagi ingin mempertahankan hak anak-anak dari tangan kejam sipemilik tanah yang memang ingin membangun sebuah real estate disana.
Bisakah Silvia Smith memperjuangkan hak anak-anak dari tangan Ambraham Achilles yang terkenal tidak memiliki belas kasihan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf
Abraham tampak uring-uringan didalam kantornya, bagaimana tidak, dia sudah menunggu Silvia sedari tadi tapi kenapa Silvia belum juga datang?
Bukankah Silvia berkata jika dia akan datang hari ini untuk mencarinya? Tapi kenapa Silvia tidak datang? Apa wanita itu sudah menyerah dengan niatnya ingin membeli tanah miliknya?
Tidak datangnya Silvia membuatnya semakin penasaran dengan identitas Silvia, tapi bukankah ini hal yang sangat bagus? Tidak ada lagi yang mengganggu rencananya untuk membongkar lahan panti.
Tapi dia tidak boleh senang dulu, ini masih siang, bisa saja wanita itu muncul tiba-tiba setelah jam makan siang.
Jadi dia akan menunggu sebentar lagi, ya karena sebentar lagi dia ada rapat penting selama dua jam. Dia berharap Silvia datang sebelum rapatnya dimulai karena dia berencana mengancam Silvia dan sebelum Silvia mengatakan siapa dirinya maka dia tidak akan membiarkan Silvia pergi begitu saja dari kantornya.
Sementara itu Silvia sedang bersiap-siap untuk menemui Abraham, keadaannya masih kurang baik tapi dia ingin segera menemui Abraham untuk bernegosiasi kembali.
Dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada karena dia ingin cepat pulang untuk bertemu dengan Edward.
Kenapa dia iba dengan anak-anak panti dan membantu mereka? Karena saat melihat anak-anak panti yang sudah yatim piatu mengingatkan dirinya akan Edward yang diadopsi oleh kakak iparnya.
Edward masih termasuk beruntung tapi anak-anak panti itu? Itulah alasannya mau membantu anak-anak panti itu.
Dia bahkan mengabaikan niatnya datang ke Australia, padahal dia ingin menonton pertunjukkan digedung opera Sydney tapi dia batalkan, semua itu untuk para anak panti.
Walaupun kepalanya masih sedikit pusing tapi itu tidak masalah, dia masih bisa menahannya.
Lagi pula setelah bertemu dengan Abraham dan berbicara dengannya dia akan segera kembali untuk beristirahat.
Silvia keluar dari kamarnya dan mencari Dave.
"Dave, siapkan mobil."
"Lho nona masih sakit, mau pergi kemana?"
"Aku ingin menemui Abraham."
"Sebaiknya besok saja nona, kondisi nona masih kurang baik untuk pergi kemana-mana."
Silvia tersenyum pada Dave, dia tahu Dave menghawatirkannya tapi dia tidak bisa menunda karena dia tidak punya banyak waktu disana.
"Tidak apa-apa Dave, aku ingin segera menyelasaikan masalah ini karena aku ingin cepat pulang."
"Baiklah jika ini keinginan nona." jawab Dave pasrah.
Dia Segera berlalu pergi untuk menyiapkan mobil sementara itu Silvia pergi kedapur untuk mengambil air putih, dia ingin minum obat sebelum pergi, hal itu supaya kepalanya tidak sakit lagi.
Setelah mobil sudah siap Silvia berangkat menuju kantor Abraham, dia berharap Abraham mau menerimanya.
Saat itu Abraham sudah pergi menghadiri rapat dengan hati kesal, sebelum memulai rapat Abraham sudah berpesan kepada karyawannya jika Silvia datang maka mereka harus Mengantar wanita itu kedalam ruangnya dan meminta wanita itu untuk menunggunya.
Dia harap Silvia datang selama dia menghadiri rapat dan benar saja, Silvia turun dari mobilnya dan melangkah masuk kedalam kantor Abraham.
Seperti biasa juga dia memerintahkan Dave untuk pergi dan akan meminta Dave menjemputnya saat dia sudah selesai.
Dave memang sangat mengkhawatirkan keadaan putri majikannya tapi dia juga tidak bisa melakukan apapun selain menuruti perintah.
Sesuai perintah Abraham, seorang karyawan membawa Silvia masuk kedalam ruangannya dan meminta Silvia untuk menunggu didalam sana.
Karyawan itu mempersilahkan Silvia untuk duduk bahkan menawarkan minuman untuk Silvia tapi Silvia menolak, dia pikir Abraham tidak akan lama jadi dia memutuskan untuk menunggu didalam sana sampai Abraham kembali.
Waktu terus berputar dan Silvia sudah tampak kesal, dia sudah menunggu setengah jam disana tapi kenapa Abraham Achilles belum juga kembali?
Jujur saja dia sangat menggantuk karena pengaruh obat sedangkan kepalanya kembali berdenyut tidak karuan.
Suhu ruangan Abraham begitu dingin sampai membuatnya kembali menggigil, seharusnya dia membawa baju hangat tadi tapi nanti dia bisa disangka orang gila memakai baju hangat di cuaca yang super panas.
"Oh sialan!kemana si model celana dalam? Apa dia masih lama? Jika iya lebih baik aku pulang saja." gumamnya.
Tapi bagaimana saat dia pergi Abraham malah kembali, jika itu terjadi maka sia-sialah kedatangannya hari ini.
Mungkin dia harus bersabar menunggu Abraham sebentar lagi, dia berharap Abraham cepat kembali karena dia sudah tidak bisa menahan kantuknya untuk waktu yang lama.
Silvia meletakkan kepalanya disandaran sofa sambil memejamkan matanya, dia ingin seperti itu sambil menunggu kedatangan Abraham.
Diruang rapat, tak henti-hentinya Abraham melirik jam dipergelangan tangannya, rapatnya sudah berjalan selama satu jam dan dia sudah tidak sabar untuk kembali kedalam ruangannya apalagi dia mendengar jika Silvia sudah datang dan menunggunya didalam ruangannya dari Nick.
Jangan sampai wanita itu pergi karena terlalu lama menunggunya karena hari ini dia harus tahu siapa wanita itu sebenarnya, dia tidak mau rasa penasaran ini menghantui dirinya terus menerus.
Mungkin dia harus mempersingkat rapatnya jika tidak Silvia benar-benar akan pergi.
Satu setengah jam telah berlalu akhirnya rapatnya telah seleasi karena dia mempercepat rapat itu, dia bukan orang yang suka menunda rapat jika tidak ada hal yang mendesak.
Setelah selesai Abraham bangkit berdiri dan melangkah pergi meninggalkan para karyawannya, dia juga tidak mengatakan apa-apa kepada para karyawannya dan langsung pergi begitu saja.
Abraham berjalan dengan cepat untuk menuju ruangannya bahkan dia membuka pintu ruangannya dengan tidak sabar.
Dia berjalan menuju sofa karena dia tahu Silvia pasti ada disana dan dia harap Silvia masih menunggunya.
Tapi langkah Abraham terhenti saat melihat wanita yang datang mencarinya malah tidur diatas sofanya.
"Wow, sungguh berani!" gumamnya.
Dia segera mendekati Silvia dan berdiri didekat Silvia sambil berkata:
"Hei nona Silvia, berani sekali kau tidur disini! Apa kau kira ruanganku ini kamar hotel?"
Saat mendengar suara Abraham, Silvia membuka matanya dan berusaha untuk bangun dari tidurnya.
"Oh tuan Abraham, maaf."
Abraham sangat heran, kenapa suara Silvia terdengar sangat lemah? Dilihat bagaimanapun wanita itu tampak sedang tidak sehat. Apakah Silvia sedang sakit?
"Maaf tuan Abraham, aku kurang enak badan, lain kali aku akan datang lagi." ujar Silvia sambil memeluki tubuhnya yang menggigil.
Abraham diam saja tidak menjawab, dia juga tidak bisa melakukan apapun terhadap orang yang sedang sakit.
Silvia mengambil tasnya dan bangkit berdiri, sebaiknya dia pulang saja. Seharusnya dia tidak datang hari ini dalam kondisi badannya yang kurang sehat.
"Permisi tuan Abraham."
Silvia hendak melangkah pergi tapi tiba-tiba tubuhnya merasa melayang, dia merasa akan terjatuh tapi tanpa dia duga Abraham menangkap tubuhnya.
"Hei!" Abraham merasa tubuh Silvia begitu panas dan sepertinya ini bukan hal yang baik.
"Sialan! Jangan datang dalam kondisi sedang sakit!" makinya.
"Maaf." Ujar Silvia dengan lemah.
"Sudahlah!" Abraham menggendong tubuh Silvia dan membawanya menuju ruangan pribadinya, mungkin ini sedikit gila tapi ya, sudahlah!