Awalnya hanya ingin sembuh dari penyakit psikologis OCD khusus alergi wanita, tetapi Tuan Muda malah terjebak kisah cinta manis bersama wanita yang membuatnya tidak alergi.
Bulan (19), seorang wanita muda yang dijual oleh ibu tirinya kepada seorang pengusaha, tidak menyangka akan bertemu dengan seorang CEO, Tuan Muda bernama Hardan William (30).
Tuan muda yang membenci wanita dan memiliki alergi terhadap wanita merasa aneh saat mendapati jika Bulan tidak membuat nya benci atau alergi, ini membuat Hardan mencetuskan ide di kepalanya.
Keinginan Hardan ingin sembuh dari alergi wanita membuat Hardan ingin melakukan kontak fisik dan terus berada di sekitar Bulan sesering mungkin, agar Hardan bisa sembuh.
Tetapi siapa sangka keduanya akan menemukan cinta sejati, namun rintangan akan mewarnai hubungan mereka.
.
.
Ikuti Instagram aku ya : @anak_kost_joy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17 : Ukuran dada mu bagus!
Episode 17 : Ukuran dada mu bagus!
***
Malam akhirnya berlalu, Bulan yang merasa pusing sekali segera mengusap kepalanya dan meregangkan tubuhnya.
Tetapi dia merasa ada sesuatu yang aneh, dia merasakan ada seseorang di sisinya, Bulan belum terbiasa tidur bersama orang lain apalagi bersama lelaki, jadi Bulan sama sekali tidak sadar jika dia sudah tidur di ranjang Hardan William sejak semalam.
Saat mencoba membuka matanya yang terasa berat, Bulan samar samat melihat seorang pria super tampan sedang menatap nya dekat sekali sembari berpangku tangan.
“Cih! Mimpi macam apa ini? Apakah ini mimpi saat wanita sudah beranjak dewasa? Berani berani nya aku membayangkan ada lelaki super tampan di dekat ku sekarang,” seru Bulan merasa jika apa yang ia lihat hanyalah mimpi saja.
“Sayang, kau sudah bangun?” suara yang menggema, membuat Bulan sadar jika semuanya bukanlah mimpi.
Lalu semua ingatan mengerikan yang membuat nya takut dan menangis tadi malam langsung menyeruak masuk kedalam pikirannya.
'Oh tidak, aku lupa kalau aku hanya seorang budak dan tidaklah seharusnya aku tidur enak enaknya disini, Ais, kapan sih kehidupan ku menjadi lebih baik!' teriak Bulan dalam hatinya dan pelan pelan tanpa membuka matanya sedikit menyingkir dari sisi Hardan William.
Tetapi saat Bulan hendak menyingkir, tangan kokoh Hardan langsung menghalangi dan menahan tubuh Bulan.
Hardan segera menarik tubuh mungil Bulan sekali hentakan dan membuat nya menempel pada tubuh bidang Hardan.
Hal itu otomatis membuat Bulan membuka matanya dan sekarang dia sedang terbelalak.
“Tu ... Tuan, apa yang sedang kau lakukan? To ... tolong lepaskan aku,” seru Bulan mencoba melepaskan dirinya namun percuma saja.
Tenaga lelaki ini sangat besar jika dibandingkan dengan tenaga nya yang hanya secuil.
“Ssst! Diam lah disana sebentar, ini adalah hukuman mu karena berani tidak kembali kesini tadi malam!” seru Hardan segera membuat Bulan terdiam.
Bulan sudah tidak bisa membela dirinya dan melepaskan dirinya, saat ia menandatangani kontrak dia sudah tahu jika nyawanya dan hidupnya tidak lagi miliknya seorang.
“Sayang, balas pelukan ku, buka lebar tangan mu dan jangan menutupi nya di bagian dada mu,” suara Hardan lebih ke bisikan, membuat Bulan merinding dan tentu saja refleks hendak menjauh.
'A ... apa yang sedang dikatakan lelaki ini? Apakah ini masih mimpi? Dan kenapa dia memanggil aku sayang? Apa yang sebenarnya terjadi? Huhu aku bingung!' teriak Bulan dalam gumamnya.
Dia belum pernah merasakan ini tidak bisa membayangkan dirinya dalam posisi ini juga.
“Aku hitung sampai tiga, jika kau belum melakukan apa yang aku suruh aku akan menghabisi mu!” lagi lagi ucapan lelaki ini sungguh penuh dengan ancaman yang membuat Bukan menyelekit takut dan langsung membuka lebar tangan nya dan melingkar kan nya di tubuh Hardan.
Hardan langsung menyeringai saat mendapati perlakuan itu.
Dia sekarang bisa merasakan dengan jelas sentuhan dada Bulan yang melekat di bagian dadanya, sekarang ini Hardan William memang hanya mengenakan piyama tidur yang diikat, jadi bagian dadanya sekarang terbuka.
“Heh, Ukurannya mantap, aku suka,” seru Hardan mengusap rambut Bulan membuat Bulan semakin syok.
“Ha? U ... ukuran apa Tuan?” Bulan sudah jantungan, sebenarnya Hardan Ini sedang membahas apa sekarang.
“Tentu saja ukuran dada mu, dia menempel di tubuhku sekarang, aku bisa tahu Ukurannya sekarang,” seru Hardan benar benar menjelaskan dengan rinci dan tidak malu.
.
.
.
.
Terima kasih utk karyanya Kak & sehat2 selalu 🙏🏼💐🤗