NovelToon NovelToon
Tertawan Diantara 2 Takdir

Tertawan Diantara 2 Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Lama menghilang bak tertelan bumi, rupanya Jesica, janda dari Bastian itu, kini dipersunting oleh pengusaha matang bernama Rasyid Faturahman.

Sama-sama bertemu dalam keadaan terpuruk di Madinah, Jesica mau menerima tunangan dari Rasyid. Hingga, tak ingin menunggu lama. Hanya berselisih 1 minggu, Rasyid mengitbah Jesica dipelataran Masjidil Haram.

Namun, siapa sangka jika Jesica hanya dijadikan Rasyid sebagai yang kedua.

Rasyid berhasil merobohkan dinding kepercayaan Jesica, dengan pemalsuan jatidiri yang sesungguhnya.

"Aku terpaksa menikahi Jesica, supaya dia dapat memberikan kita putra, Andini!" tekan Rasyid Faturahman.

"Aku tidak rela kamu madu, Mas!" Andini Maysaroh.

*

*

Lagi-lagi, Jesica kembali ketanah Surabaya. Tanah yang tak pernah ingin ia injak semenjak kejadian masa lalunya. Namun, takdir kembali membawanya kesana.

Pergi dalam keadaan berbadan dua, takdir malah mempertemukanya dengan seorang putra Kiyai. Pria yang pernah mengaguminya waktu lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Sayup-sayup dari kejauhan terdengar adzan subuh. Jesica mulai mengerjabkan matanya, kala menyadari ada sesuatu yang menimpa tubuhnya. Dan setelah ia menyadari, rupanya ada tangan kekar yang kini melingkar diarea perutnya.

Rasanya ... Jauh lebih menenangkan. Namun, itu semua harus berakhir. Jesica tidak ingin jatuh terlalu dalam.

Perlahan ia melepaskan tangan Rasyid. Setelah itu ia bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Begitu selesai, wanita cantik itu menggelar sajadahnya untuk yang terakhir kali ia lakukan dirumah itu.

Bersimpuh dihadapan Tuhan nya, Jesica kembali mengadahkan kedua tangan itu. Bibirnya bergetar, melantunkan doa sebagai bentuk rasa kecewanya.

"Ya Allah, di pagi yang indah ini ... Ijinkanlah hamba memulai kembali kehidupan hamba dengan calon bayi hamba seorang diri. Hamba ingin terlepas dari semua kepalsuan ini. Permudahkan langkah kecil hambamu ini."

Memastikan Rasyid masih terlelap, Jesica segera turun kebawah untuk membuatkan suaminya sarapan.

Begitu hidangan sederhana itu sudah tersaji diatas meja, Jesica naik kembali keatas menuju kamarnya. Ia tidak lupa menyiapkan kebutuhan Rasyid untuk bekerja nanti.

Setelah memastikan semuanya selesai, dan taxi yang ia pesan juga sudah didepan, kini Jesica bergegas pergi sambil menyeret kopernya.

Pergi sepagi itu, Jesica jelas merasa kebingungan. Didalam mobil ia hanya diam, larut sendiri dalam pikiranya. Teman, kerabat, saudara, Jesica tidak memiliki siapapun disana.

"Pak, maaf saya mau tanya ... Kalau kontrakan-kontrakan dekat area sini dimana ya?" ucapnya dengan sedikit memajukan kepalanya.

"Maunya yang biasa, atau yang bagus, Mbak?" tanya kembali sang sopir.

"Senyamanya aja, Pak!" jawab Jesica.

"Ya sudah, ini nanti saya anterin kesana, Mbak! Nanti Mbaknya yang bicara sendiri sama pemiliknya."

Jesica merasa beruntung, masih ada orang baik yang mau membantunya. Ingin kembali ke Negaranya, namun ia tidak tega memberitahu orang tuanya.

Taxi online tadi berhenti ditepi jalan. "Mbak, maaf ya. Mobil nggak bisa masuk digang itu. Nanti Mbaknya kesana saja, banyak kok-kos atau kontrakan!" Sopir tadi menunjuk gang disebrang jalan tempatnya.

"Oh, baik Pak! Nanti biar saya kesana saja! Terimakasih ya, Pak!"

Koper sudah diturunkan sang Sopir. Begitu taxi itu sudah melaju kembali.

Jesica sudah bersiap menyeret kopernya untuk menyebrang.

Namun baru beberapa langkah Jesica berjalan, tiba-tiba ada motor yang sangat melaju kencang. Hingga ...

AWAS!!!!

AW!!!

Jesica berteriak sambil membekap kepalanya.

Ckittt!!!!

Seorang pria muda sampai mencengkram kuat rem motornya, begitu roda motor besarnya sampai disamping kaki Jesica. Dengan wajah tegang bercampur emosi, pria itu segera menaikan kaca helmnya seraya turun.

Jantung Jesica berdetak kuat, dengan desahan nafas yang terdengar miris sekali. Perlahan ia mulai mengerjab sambil mengusap lembut perut ratanya.

"Kalau mau nyebrang itu lihat-lihat dong, Mbak! Hampir saja nggak saya tabrak." Pria muda itu mendesah kasar, merasa kesal dengan sikap ceroboh wanita asing didepanya kini.

"Saya sudah hati-hati! Tapi Anda sendiri yang terlalu kencang bawa motornya!" ditengah rasa kagetnya, Jesica mencoba melawan, karena memang pria itulah yang salah.

"Kok malah nyalahin saya, jelas-jelas ini jalanya lurus. Gimana sih," balas kembali pria tadi menahan kesal.

"Saya tidak peduli, yang penting saya sudah hati-hati," tanpa mau menatap, Jesica kembali melanjutkan jalannya sambil menyeret koper.

"Hei ... Main kabur saja, bukanya minta maaf!" Pria muda itu menatap kesal, lalu kembali menuntun motornya untuk menepi terlebih dahulu.

Tubuh tinggi tegap, wajah yang tampan, dengan kedua alis tebal. Mengenakan kaos putih yang dilapisi kemeja kotak, serta tas ransel yang melekat pada punggungnya. Mungkin saja, pria itu baru saja tiba di kota kelahirannya.

Drttt?!!

Gawai yang ia simpan dalam tas punggungnya bergetar kuat. Setelah selesai menenggak air mineral yang ia bawa, Pria muda itu dengan cepat mengambilnya.

"Hallo, Assalamualaikum Umi?" rupanya sang Ibunda lah yang baru saja menghubungi.

📞 "Yusuf, kamu sudah sampai mana Nak? Umi cemas sekali kalau kamu pulang naik motor seperti ini?!" suara parubaya cantik di serang itu menahan cemas, serta kerinduan.

"Umi tenang saja. Ini Yusuf sudah dekat dengan alun-alun kota. Sebentar lagi ya sampai, kok! Tadi hampir saja Yusuf mau menabrak orang, Umi. Tapi syukurlah, semuanya baik-baik saja." Pria muda tadi bernama Yusuf.

📞 "Ya Allah Yusuf ... Makanya pelan-pelan kalau bawa motor! Kan suda dibilangin sama Masmu sebelumnya. Mas Huda juga siap menjemputmu! Kamu nggak kenapa-kenapa 'kan? Lalu, orang yang hampir kamu tabrak bagaimana keadaanya?"

"Aman, Umi! Sudah ya, Umi nggak perlu cemas. Sebentar lagi aku sampai. Daaa ... Assalamualaikum!" Yusuf memutus panggilannya begitu saja.

Sejak tadi, Yusuf menatap lurus kedepan, yang dimana menampakan jalanan yang tadi dilewati oleh Jesica.

***

Hampir pukul 7, Rasyid baru terbangun. Tanganya menepuk-nepuk kasur disebelahnya, namun ...??? Seketika kedua matanya terbuka lebar. Kemana istrinya, dan kenapa tidak membangunkan ia seperti biasa.

Pandangan Rasyid jatuh pada satu stel kemeja dan celana panjang hitam. Senyum Rasyid terulas lebar, merasa tenang mendapati perlakuan sayang dari istrinya. Namun, diatas kemeja hitam itu terdapat secarik kertas.

Dahi Rasyid mengernyit. Ia segera menggapai surat itu.

'Mas, semuanya sudah aku siapkan. Tadi aku juga sudah buatin kamu sarapan. Mas Rasyid, terimakasih untuk semua kepalsuan ini! Aku tidak menyangka, setega itu kamu membohongiku! Tolong segera lupakan aku. Biarkan aku hidup dalam ketenanganku sendiri. Berbahagialah kamu dengan istrimu! Aku datang tidak bermaksud merusak rumah tanggamu. Aku hanya ingin dunia mengakuiku sebagai wanita baik-baik! Semangat ya, Mas!!'

Pada saat menuliskan itu, air mata Jesica berderai luruh dipipinya. Jujur terasa berat, apalagi ia saat ini tengah mengandung darah daging Rasyid.

Tangan Rasyid bergetar kuat. Kedua matanya memanas tak terbendung. Ia bangkit, berjalan menuju arah lemari. Dan benar saja, begitu dibuka ... Semua baju, serta barang-barang milik Jesica sudah tidak ada ditempatnya.

"Nggak! Jesica nggak mungkin pergi ninggalin aku! Nggakkkkk ...." Teriak Rasyid dengan wajah frustasi.

Dengan cepat, pria itu menghubungi Ayahnya-Tuan Gio.

"Hall, hallo Ayah!" suara Rasyid bergetar antara menahan tangis dan kepanikan.

📞 "Rasyid, ada apa? Apa yang terjadi?" Tuan Gio juga mendadak ikut panik.

"Yah, Jesica pergi ninggalin Rasyid! Entah siapa yang sudah memberitahu dia, Rasyid juga nggak tahu, Yah ...." air mata itu sudah luruh melewati rahang tegasnya.

📞 "Apa? Jesica pergi?" Tuan Gio juga tak kalah shock berat. "Ya sudah, begini saja ... Kamu yang tenang, kita cari sama-sama. Nanti biar anak buah Ayah yang ikut mencari!"

Begitu sambungan terputus, Rasyid segera melenggang keluar menyambar kunci mobilnya.

"Loh, Aden. Aden mau kemana, ini sarapan dulu!" tegur Mbok Minah begitu melihat Majikannya tiba dibawah.

Degan mata yang memerah, Rasyid menatap sendu Mbok Minah, "Mbok ... Jesica pergi dari rumah! Ini saya mau mencari," ucapnya.

1
evi carolin
hadeh keliatannya berat sebelah ni rasyid trlalu mengutamakan keluarga kasian kamu jesica walau gemana pun kamu pst banyak mengalah dan dikalahkan
Septi.sari: iya kak kasian 🤧🤧🤧
total 1 replies
Khoirun Nisa
lanjut ka
Septi.sari: syukron bintangnya kak🙏❤❤❤❤
total 1 replies
Nisa_Flour01
aku mampir nihh, jangan lupa di back ya Thor
Nisa_Flour01
aku bingung gimana jelasinnya. intinya semangat Thor. update lagi yaww

jangan lupa mampir dan react balik yaaa. thank you
Septi.sari: syukron kak nisa.🙏🙏🙏❤❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!