PACARKU,SUAMI SAHABATKU

Setelah perjalanan lebih dari 6 jam akhirnya Citra tiba dijakarta dan Cindy sudah menunggu dengan mobilnya.

"Akhirnya kita ketemu lagi Cit...,Aku kangen banget sama kamu",ucap Cindy yang langsung memeluk Citra dengan erat.

"Aku juga kangen sama kamu Cin...,tapi kita masuk kemobil dulu yuk?aku perlu banyak nanya sama kamu tentang pekerjaan baru aku nantinya",,ucap Citra yang membuat Ia dan Cindy langsung masuk kedalam mobil dan meninggalkan stasiun.

Mobil yang terus melaju membuat keduanya bercerita banyak hal dan pekerjaan apa yang akan Citra jalani menjadi topik yang seru dalam obrolan yang ditemani kemacetan jalanan ibukota.

"Serius aku jadi sekretaris Cin..?kok kamu nggak bilang kalau lowongan pekerjaannya untuk sekretaris?aku nggak ada pengalaman loh tentang kerjaan sekretaris itu",protes Citra karena terkejut dengan pekerjaan yang akan Ia jalani.

"Sebenernya awalnya lowongan itu untuk bagian keuangan sesuai dengan yang kamu kuasai,tapi mendadak sekretaris Pak Ronald mengundurkan diri karena hamil,jadi bagian HRD ingin kamu menempati posisi sekretaris yang kosong,Aku minta maaf ya Cit tidak bilang dari kemarin,karena sebenernya aku cuma ingin kamu kembali kejakarta dan melupakan masalahmu itu disini sama aku,aku takut kalau kamu dikampung nanti tambah stress,makanya aku terpaksa bohong,lagian posisi sekretaris juga bagus kok untuk kamu,kamu cantik,kamu tinggi dan putih,kamu juga jago dalam berkomunikasi,siapa tau nanti kamu ketemu CEO CEO tampan untuk menyembuhkan luka hatimu gara-gara si Fahri brengsek itu".

"Iya sih,tapi aku takut nggak bisa justru nanti kamu yang malu karena aku dapet rekomendasi dari kamu Cin...,gimana dong?".

"Udah santai aja,Pak Ronald baik kok,dia nggak kayak CEO yang arogan gitu,cuma emang agak dingin aja orangnya",ucap Cindy menjelaskan bagaimana Ronald yang akan menjadi Atasan Cintra sekaligus orang yang akan selalu bersamanya dikantor.

Citra hanya bisa pasrah dan akan mencoba menjalani pekerjaan barunya itu,mungkin dengan kesibukan baru yang akan Ia jalani membuat pikirannya nggak terpaku dengan masalah yang ada dengan Fahri.

Akhirnya mereka tiba dikediaman Cindy,karena untuk sementara Citra akan tinggal dirumah Cindy sampai nantinya menemukan kostan yang cocok dan dekat dengan kantornya.

Saat Citra dan Cindy tiba,mereka disambut oleh Ibunya Cindy yang sedang bersantai diteras rumahnya.

"Selamat sore Tante..,gimana kabarnya?Maaf ya Citra mau ngrepotin sebentar dirumah Tante,Citra bawa oleh-oleh dari Ayah dan Ibu untuk keluarga Tante,Maaf juga kalau sedikit karena sebenarnya lusa rencana kesininya,tapi mendadak harus hari ini",sapa Citra dengan sopan pada Ibunya Cindy.

"Iya sayang nggak apa-apa,Cindy sudah cerita semuanya sama Ibu,jadi bersikaplah seperti dirumah sendiri,apalagi rumah ini terlalu besar untuk keluarga Tante,coba kalau Cindy sudah menemukan jodohnya,pasti akan rame sama tawa dan tangisan anak kecil ",ucap Ibunya Cindy dengan santainya.

Namun Cindy yang merasa disindir balik memeluk Ibunya dengan erat.

"Mama yang sabar dong Ma...,Cindy kan lagi cari-cari juga,lagian nyari jodoh dijaman sekarang susah tau Ma.banyak laki-laki yang mengaku single padahal udah nikah,banyak yang ngaku duda taunya masih ada istri,dan yang lebih parahnya Ma...,banyak laki-laki yang numpang hidup sama wanita saat menemukan wanita yang giat bekerja,serem banget kan Ma...,makanya Cindy masih nyari-nyari mana yang kira-kira pas untuk melangkah ke pelaminan,karena Cindy ingin seperti Mama sama Papa yang romantis sampai tua".

"Baiklah...,semoga anak Mama dan Citra menemukan laki-laki yang jujur,baik dan bertanggungjawab,sekarang lebih baik kalian masuk dan makan,kalian belum makan kan".perintah Ibunya Cindy dengan lembut.

Citra dan Cindy masuk kedalam rumah dan langsung menuju lantai dua dimana kamar Cindy berada.

Citra lebih dulu mandi untuk menyegarkan tubuhnya setelah perjalanan panjang,saat Citra sedang mandi ponselnya berdering dan nama Ayah terpampang dilayar ponselnya.

Cindy yang melihat panggilan dari Ayahnya Citra memilih mengabaikan panggilan itu,karena walaupun dekat,Cindy tidak ingin mengotak atik ponsel milik Citra.

Tapi saat panggilan berhenti,Cindy terkejut saat melihat wallpaper yang masih terpampang jelas foto Citra dan Fahri saat bersama dulu.

"Jadi Citra masih mencintai Fahri?apa dia berniat untuk balikan?kalau benar mereka balikan,tak sudi aku menjadi temannya lagi",gumam Cindy kesal jika hal itu terjadi,karena Fahri tidak layak mendapatkan Citra setelah menipunya dengan sadar.

Selang beberapa menit Citra keluar dengan penampilan yang lebih segar,Cindy memberikan ponselnya dengan ketus.

"Tadi Ayahmu telpon".

Citra mengambil ponselnya dari tangan Cindy,namun wajah Cindy yang terlihat marah membuat Citra penasaran.

"Kenapa wajahmu seperti itu Cin?aku ada salah?atau aku mandinya kelamaan?",tanya Citra ingin tau.

Cindy menyilangkan kedua tangannya didada dan mendekati Citra dengan wajah datar.

"Kamu ingin balikan sama Fahri?kenapa wallpaper hp mu belum diganti?kalau mau balikan sama Fahri semua bantuanku sia-sia dong".

Citra membuka ponselnya dan menyadari bahwa wallpapernya belum diganti,Ia kemudian menggantinya dan mengajak Cindy untuk duduk dalam kondisi yang lebih tenang.

"Cindy...,aku nggak mungkin balikan sama Fahri,mau bagaimanapun dia berusaha aku nggak bakal mau,karena selain Manda yang jadi istrinya Fahri,aku juga kecewa karena 2 tahunku terasa sia-sia,bahkan ada satu hal lagi yang kamu belum tau tentang Fahri,ternyata dia melampiaskan nafsunya dengan bergonta ganti wanita disebuah club,bayangkan jika aku menerima dia kembali,mau gimana masa depanku,aku benar-benar menutup komunikasi apapun dari Fahri walaupun aku juga takut jika nantinya dia kembali muncul saat aku mulai dengan orang baru,makanya aku butuh kamu Cindy untuk membantu aku dari kejaran Fahri dikemudian hari,karena aku yakin banget dia akan terus ngejar-ngejar aku setelah dia resmi bercerai".

Cindy menutup mulutnya karena begitu terkejut mendengar fakta kebusukan Fahri.

"Gila beneran si Fahri,awas aja berani muncul dihadapanku habis dia sama aku,beruntung kamu cepat pergi dari kehidupan dia Cit,coba kalau istrinya tidak dateng kesini,mungkin kamu akan kena perangkap mulut manisnya dan kena bujuk rayunya,tapi semoga aja dia nggak berkeliaran disekitar kita,tapi jika nantinya dia muncul,Pak Ronald semoga mau membantu kamu menghadapi Fahri,karena Ronald sepertinya lawan yang pas untuk membuat Fahri sadar bahwa dia nggak ada apa-apanya",ucap Cindy yang tersirat sesuatu.

"Iya Cindy...,bahkan masih ada kebusukan dia lainnya ditempat kerja,makanya sekarang dia dipecat dengan tidak hormat",cerita Citra sekali lagi tentang kebusukan Fahri,Cindy benar-benar terkejut dan memeluk Citra untuk memberikan dukungan.

"Semangat ya Cit,semoga setelah ini kamu menemukan laki-laki yang lebih segala-galanya dari si Fahri brengsek itu".

"Iya Cindy....,makasih ya kamu sudah selalu ada buat aku",ucap Citra dengan tulus.

Setelah itu keduanya makan siang bersama dirumah Cindy ditemani Ibunya Cindy yang turut ikut menasehati keduanya tentang kehidupan.