Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
Nayma tersenyum ketika Andin akhirnya menyetujuinya, dia sudah punya rencana agar dia lepas dengan mudah dari Keluarga benalu dan parasit itu, mau mendewakan uang tapi memanfaatkan orang lain, keterlaluan sekali, pikirnya.
"Terus kamu ngapain disini?? Tanya Nayma menelisik penampilan Andin.
"Aku baru selesai tes PNS kak, soalnya aku ingin bekerja ditempat lain karena tidak ingin terus-menerus menuruti keinginan ibu".
"Memang kota mana yang kamu tuju Nadin, seperti nya kamu minat sekali meninggalkan ibumu??
"Aku hanya tidak mau jadi boneka terus menerus kak, apalagi melakukan perbuatan tidak baik, jika perkara uang, aku bisa mengirimkan gajiku nanti agar aku tetap bisa berbakti tapi kalau aku disini terus, akan susah untuk aku lepas dari ibu, belum lagi aku akan disuruh lagi cari lelaki kaya".
"Aku tidak mengerti sih, aku heran pada ibumu, dia berprilaku mendewakan uang seolah-olah uang itu dibawah mati".
"Iya itu karena banyaknya hinaan yang diterima saat kami tidak memiliki apapun, itu yang menyebabkan ibu begitu mendewakan uang".
"Seperti nya masa lalu kalian sungguh buruk yah".
"Ya seperti itulah kak, ibuku harus menerima berbagai macam hinaan, cacian bahkan bullyan karena keadaan kami waktu itu, dia sangat bekerja keras agar aku dan kak Tyo bisa menjadi orang sukses dan mendapatkan pasangan yang sukses dan Kaya supaya Ibu bisa hidup senang dan memiliki segalanya".
"Iya sih, hanya saja cara ibumu salah, harusnya dia menyayangi menantunya agar menantunya lebih royal kepadanya, aku saja yang tidak dihargai tetap memberikan keinginannya apalagi dia baik kepadaku, aku yakin setiap menantu yang diterima baik akan sayang dan tidak akan pelit pada mertuanya apalagi anak yatim seperti ku".
Andin menghela nafasnya, inilah yang menjadi kesalahan ibunya, tidak mau menyayangi menantunya tapi mau uangnya.
"Ya tidak apa-apa kak, kedepannya aku berharap, ibu mau menyayangi istri kak Tyo dan suami ku kelak, aku ingin mencari suami yang menyayangiku, yah sebaiknya memang bekerja agar dia tidak dihina terus menerus oleh ibuku".
"Iya sudah, sebelum kamu lulus jadi PNS, kakak harap kamu sudah mengumpulkan buktinya, kakak ingin memulai kehidupan baru, aku lelah jika begini terus".
"Iya kak, sekali lagi maafkan keluargaku".
Nayma mengangguk kemudian pergi dari sana, dia masih ada urusan dengan pengacaranya.
"Terus bagaimana dengan pernikahan mu Andin?? Tanya Raja lagi.
"Aku sudah mendaftarkannya, sudah akan sidang, tapi mungkin akan langsung ketuk palu toh suamiku berada didalam penjara".
"Jadi kamu sudah mengurusnya??
"Iya sudah, aku tidak mungkin mau terus terjebak dengan kebohongan ini, aku tidak menyukainya, aku menikah dengannya karena Ibu itu saja".
"Ya sudah, semoga kamu lulus yah Andin supaya kamu bisa hidup. sesuai keinginanmu".
"Amin, makasih yah".
"Oh iya bisa kah aku minta nomor handphone mu, kita bisa kembali berkomunikasi seperti dulu".
"Boleh kok "
Mereka akhirnya pulang kerumah masing-masing, sedangkan saat dirumah Andin menatap malas sang ibu yang kini berkacak pinggang dihadapannya.
"Ya ampun kenapa lagi sih bu". Andin menatap ibunya jengah.
" Kenapa kamu baru pulang ha, ini sudah jam berapa, kau tidak bilang dan pamit apa-apa pada ibu".
"Ya ampun bu aku sudah bilang tadi sedang ada tes PNS, ibu ini bagaimana sih, Setelah tes aku mampir makan siang, aku lapar bu, bisa mati kelaparan aku nanti". Sungut Andin dengan kesal.
"Benar, kau tidak pergi menemui laki-laki kere itu kan??". Bu Alma menatap anaknya dengan tatapan tajam.
"Tidak bu, toh ibu sendiri yang memaksa aku menikah dengannya waktu itu padahal aku hanya mengenalkannya saja".
"Ingat, kamu tidak boleh kembali padanya, layangkan gugatan cerai padanya sekarang juga".
"Aku sudah melakukannya bu, tenang saja, lagian kalau aku lulus PNS pun aku juga tidak akan tinggal di kota ini karena aku akan pindah pulau". Ucap Andin dengan enteng.
"Apa maksudmu Andin, kamu mau meninggalkan ibu di sini begitu?? Tanya Bu Alam dengan tidak percaya.
"Ya mau gimana lagi bu, disana presentase lulusnya bagus, kan sayang jika dilewatkan, toh aku hanya perlu mengirim uang seperti keinginan ibu kan". Ucap Andin menyindir perkataan sang ibu tadi padanya.
"Jangan kurang ajar pada orangtua Andin, itu bentuk baktimu pada ibu, dengar kamu". Hardiknya dengan kasar.
"Terserah ibu saja lah, aku tak mau peduli". Andin masuk ke kamarnya meninggalkan sang ibunya yang tak henti mengomel .
Sedangkan sepulang dirinya bekerja, Tyo membeli bunga kesukaan Nayma, hari ini dia akan datang kembali ke kantor Nayma untuk membujuk Nayma kembali bersamanya, dia harus melakukan apapun.
"Hay Nayma sayang, aku bawah kan bunga kesukaan kamu". Ucap Tyo menyodorkan sebuket bunga pada Nayma.
Kebetulan saat Tyo datang dan mendekati pintu kantornya Nayma keluar dari kantor.
"Mau ngapain kamu kesini, tak punya malu sudah aku tolak?? Kesal Nayma.
Dia melihat kesana kemari, dia menghela nafasnya kesal karena dia menjadi bahan tontonan seluruh pegawai kantornya karena ini adalah jam pulang.
"Aku cuma bawain bunga kesukaan istriku, memang ada yang salah". Ucap Tyo dengan enteng.
Dia seakan memanfaatkan momentum ini agar Nayma tidak menolak dirinya, dia lupa jika Nayma bahkan sudah tak ingin bersamanya.
"Dengar tuan Prasetyo yang terhormat, kamu sudah bukan suamiku, kita sudah bercerai dalam hukum agama, kau lupa jika kau sudah menandatangani surat cerai padaku di kantor polisi, perlu kah aku fotokopi dan memperlihatkan padamu??
"Ayolah Nayma, kamu ini bisa keras kepala begini, aku sudah katakan, aku sudah menyesal dan ingin rujuk denganmu, kenapa kau bebal sekali sih". Tyo menyukai rambutnya dengan kasar.
"Siapa juga mau kembali padamu, lelaki tidak tahu malu dan punya keluarga benalu serta parasit, kamu sinting yah". Ucap Nayma dengan sarkas.
"Nayma jangan kurang ajar, yang kau katai itu ibu dan adikku, jangan keterlaluan kamu". Hardiknya dengan keras.
"Sudahlah, pergi saja sana, sudah kukatakan aku tidak mau rujuk denganmu, cari saja sana perempuan yang bisa kau jadikan sapi perah untuk dan keluargamu, karena aku tidak mau dan tak minat". Nayma meninggalkan Tyo yang menatapnya dengan penuh amarah.
Bisik-bisik mulai terdengar mencemooh Tyo, dan memandang nya denagn tatapan jijik bahkan para karyawan itu menatapnya sinis.
"Gila yah, aku baru lihat laki-laki tidka punya malu seperti nya, jika benar yang dikatakan Kak Nayma, sungguh menjijikkan". Ucap Salah satu dari mereka.
" Aku juga mah ogah sama laki-laki modelan kayak begitu". Mereka menatapnya dengan tatapan meremehkan.
Tyo mengeram kesal dan langsung pergi dari sana setelah dipermalukan oleh Nayma.
"Sialan kau Nayma". Umpatnya kasar
Wow keren Naima ...
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....
wah, seru nih menantikan bab selanjutnya...
dan bisa sukses walaupun jauh dari ibu.