Clarissa Atmaja yang baru kembali dari studinya disambut dengan tanggal pernikahan untuk menikahi laki-laki yang sudah menjadi tunangannya, laki-laki pilihan papanya. Namun, saat kembalinya ia dipertemukan dengan laki-laki yang menggetarkan hatinya, dan membuatnya jatuh cinta.
Angga yang dulunya pria yang hangat, berubah jadi dingin dan tak ingin lagi mengenal dengan yang namanya perempuan karena sakit hati dengan perempuan masa lalunya. Sehingga, membuat orang-orang berpikir dan menganggapnya laki-laki yang tidak normal atau tidak menyukai perempuan. Tetapi, Rissa bertekad untuk mengejar cintanya, dan menaklukkan laki-laki yang ia sukai. Tidak peduli dengan statusnya yang sudah bertunangan, dan tentang isu mengenai laki-laki yang ia sukai.
Mampukah Rissa menaklukkan hati Angga Wijaya atau ia akan menikahi laki-laki pilihan papanya yang sudah menjadi tunangannya?
oh ya kak jika berkenan follow Instagram aku mamika759
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kita akan punya menantu
Lain halnya orang tua Angga yang baru tiba di halaman rumah putranya.
"Ayo Pi, cepet turun!" ucap Mami Herti sembari membuka pintu mobilnya.
"Mi, Mami yang sabar. Hati-hati jalannya, nanti jatuh!" Papi Bagus memperingati istrinya untuk berhati-hati, karena istrinya begitu sangat terburu-buru berjalan.
Mami Herti, langsung membuka pintu rumah putranya yang tak terkunci. Mami Herti berhenti saat ia tiba di depan ruang tamu. Raut wajahnya nampak sangat kecewa melihat tidak ada siapa-siapa di sana.
"Mi, kenapa?" tanya Papi Bagus saat melihat istrinya berdiri memandangi ruang tamu yang tak ada penghuni.
"Pi, kepala Mami pusing!" keluh Mami Herti, lalu berjalan selangkah menghampiri suaminya. Ia menyandarkan kepalanya di bahu suaminya.
"Papi kan udah bilang, jangan buru-buru jalannya. Jadi, pusing kan!" ucap Papi Bagus sembari tangannya menepuk-nepuk pelan punggung istrinya.
"Kita duduk dulu di sini!" ucap Papi Bagus menuntun istrinya untuk duduk di sofa.
Pelayan Angga yang mendengar suara yang berasal dari ruang tamu, segera bergegas kesana.
"Tuan.. Nyonya...." ucap pelayan Angga terkejut melihat orang tua majikannya yang sudah duduk di sofa.
"Di mana Angga?" tanya Papi Bagus yang tangannya masih merangkul tubuh istrinya.
"Tu-tuan muda baru aja pergi," jawab pelayan Angga yang bernama Wawan.
Papi Bagus menghela nafasnya pelan, "Anak itu! Udah hampir malam begini, masih aja keluar!" ucap Papi Bagus.
"Wan, kenapa kamu nggak bilang saya, kalo Angga-nya pergi," ucap Mami Herti yang nampak kesal.
"Maaf Nyonya, saya tidak tahu kalau Nyonya mau kemari," jawab Wawan sembari menggaruk kepalanya.
"Kamu tu pasti tahu lah, saya pasti kemari," jawab Mami Herti yang tak ingin kalah.
"Mami ini gimana? Ya jelas Wawan ngga tau lah, kalau kita mau kesini! Apa Mami tadi bilang sama Wawan kalau kita mau kemari?" ucap Papi Bagus pada istrinya. Mami Herti menggelengkan kepalanya.
"Pi, tadi Wawan nelpon Mami. Dia bilang Angga bawa pacarnya kemari. Yah, jadi Mami pengen liat calon menantu kita," ucap Mami Herti yang membuat suaminya sedikit terkejut.
"Ini semua salah Papi. Papi nyetirnya pelan banget tadi. Coba Papi bawa mobilnya cepat. Kita pasti keburu liat calon menantu kita," ucap Mami Herti kesal. Papi Bagus kembali terkejut mendengar perkataan istrinya yang menyalahkan dirinya.
"Kenapa Mami jadi nyalahin Papi? Papi kan nggak tau, kalo Mami ngajakin kesini mau lihat pacarnya Angga. Coba Mami kasih tau Papi tadi! Papi pasti bawa mobilnya ngebut," ucap Papi Bagus yang tak ingin disalahkan.
"Wan, kamu serius Angga bawa pacarnya kemari?" tanya Papi Bagus yang juga penasaran.
"Iya Tuan. Tadi, Tuan muda membawa pacarnya kemari. Barusan aja, Tuan muda keluar mengantarkan Nona muda pulang,?0" ucap Wawan dengan penuh percaya diri.
"Oh.. ya Tuan.. Nyonya.. Tunggu sebentar!" Wawan mengambil ponselnya dari dalam saku celananya.
"Tadi saya sempat ketahuan Tuan muda mengambil foto pacarnya," ucap Wawan.
"Jadi, kamu nggak dapat fotonya menantu saya?" tanya Mami Herti yang sedikit kesal.
"Mi.. ingat Mi.. Jangan marah-marah! Nanti tensi Mami naik lagi," ucap Papi Bagus sembari mengusap punggung istrinya agar sedikit lebih tenang.
"Tenang Nyonya! Saya tadi memang ketahuan, dan Tuan Muda sudah menghapus foto Nona muda," Mami Herti yang mendengarnya membulatkan matanya.
"Tenang, kamu bilang. Gimana saya mau tenang, kalo kamu- nya gagal mengambil fotonya," sela Mami Herti kesal.
Wawan tersenyum, "Tenang Nyonya, memang Tuan muda sudah menghapusnya, tapi Saya mengambil gambarnya lagi, saat Tuan muda sama Nona muda sedang mengobrol," ucap Wawan, sembari tangannya membuka galeri fotonya.
Mami Herti tersenyum senang mendengar ucapan Wawan, "Kenapa kamu nggak bilang dari tadi?"
Papi Bagus menggelengkan kepalanya, "Mami ... Mami.. Gimana Wawan mau bicara, kalo Mami motong terus ucapan Wawan?" ucap Papi Bagus.
"Ini, Nyonya," Wawan memberikan ponselnya pada Mami Herti. Mami Herti dengan semangat menyambut ponsel asisten rumah tangga putranya.
"Pi, Liat ini!" Mami Herti menunjukkan foto Rissa yang berada di dalam ponsel Wawan.
"Pi, menantu kita cantik banget! Pantes aja, putra kamu lama jomblonya. Rupanya dia mau cari yang modelan begini!" ucap Mami Herti sambil memandangi wajah cantik Rissa di dalam ponsel.
"Cantik kan, Pi?" tanya Mami Herti.
"Apa Mami yakin, perempuan ini pacar Angga?" Papi Bagus yang tidak percaya malah balik bertanya pada istrinya.
"Loh, kenapa Papi ngomong gitu sih? Mami yakin ini pacarnya putra kita. Coba Papi pikir aja! Apa pernah Angga bawa perempuan ke rumah?" tanya Mami Herti sambil memandang wajah suaminya. Papi Bagus terdiam.
"Nggak pernah kan?" ucap Mami Herti, dijawabin dengan anggukan oleh suaminya.
"Nah, itu artinya Angga sudah nemuin perempuan yang dicintainya, makanya dia baru ngajak kemari," ucap Mami Herti.
"Betul kan, Wan?" ucap Mami Herti pada pelayan putranya.
"Iya betul, Nyonya!" ucap Wawan dengan penuh semangat.
"Wan, kamu kirim foto ini ke saya!" ucap Mami Herti, dan memberikan ponsel yang dipegangnya pada Wawan.
"Baik, Nya!" ucap Wawan sembari meraih ponsel dari tangan majikannya. Wawan pun segera mengirimkan gambar Rissa pada Mami Herti.
"Sudah, Nya!" ucap Wawan.
Mami Herti mengambil ponselnya dari dalam tasnya, untuk mengecek foto yang dikirimkan Wawan, "Kamu hapus tuh foto calon menantu saya dari ponsel kamu!" perintah Mami Herti.
Wawan tersenyum, "Iya, Nya," Wawan segera menghapus foto Rissa dari galeri ponselnya.
"Nya, saya permisi buatin minum dulu!" ucap Wawan.
"Iya, Wan, Saya air putih aja!" jawab Mami Herti.
"Baik, Nya! Kalau Tuan, mau saya buatkan apa?" tanya Wawan pada Papi Bagus.
"Saya, samain aja, sama Nyonya kamu," jawab Papi Bagus.
"Pi, sebentar lagi kita akan punya menantu, dan ngga lama lagi kita akan punya cucu!" ucap Mami Herti senang.
"Mi, kita konfirmasi dulu sama Angga. Apa betul itu pacarnya?" ucap Papi Bagus.
"Pi, kenapa Papi jadi orang nggak percayaan banget sih? Lagian juga, Angga pasti nggak mau ngakulah sama kita kalau dia udah punya pacar! Apa Papi juga mengira kalo Angga suka sama laki-laki kayak gosip di luaran yang kita dengar?" ucap Mami Herti kesal.
"Ya, enggak lah, Mi!" jawab Papi Bagus.
"Ya udah, Papi percaya aja deh kalo perempuan ini pacarnya Angga. Giliran, gosip yang ngatain Angga ngga suka perempuan, Papi percaya," ucap Mami Herti kesal.
"Siapa yang percaya?" tanya Papi Bagus ya, juga kesal pada istrinya.
"Papi tuh!" ucap Mami Herti. Papi Bagus hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia lebih memilih mengalah jika berdebat dengan istrinya, yang ingin selalu menang sendiri.
Bersambung.
Terima kasih sudah mampir 😍 Jangan lupa, like, vote dan komentarnya 😘