Terjerat Cinta Bartender Dingin

Aleena membalas satu persatu pesan, dan ada satu pesan yang membuat nya tanpa sadar melepaskan handphone hingga jatuh, untung saja tidak pecah. "Dia kenapa menghubungi ku"

Aleena segera mengambil handphone nya dan memastikan kalau handphone nya baik-baik saja "Dia mengganti nomor nya? untuk apa lagi dia menghubungi ku? " Aleena terlihat tidak suka dengan orang yang mengiriminya pesan itu.

"Tenang Aleena jangan di pikirkan lagi" Aleena segera memblokir kembali nomor orang itu.

Aleena kemudian melepaskan penatnya dengan bertukar pesan dengan kakak-kakaknya dan keponakan nya, setelah lelah Aleena memilih untuk merebahkan diri nya di atas kasur empuknya "Masih pagi sebaiknya aku keluar untuk menghirup udara segar" Aleena yang baru merebahkan tubuhnya itu malah dengan cepat menyudahinya, dia teringat ucapan mamanya yang mengatakan tidak baik untuk tidur di pagi hari.

Aleena menyimpan kembali ponsel lamanya di meja kamarnya, Aleena memilih membawa ponsel barunya yang di belikan oleh Rocky.

Aleena mencari-cari tempat bagus yang ada di dekat apartemen Rocky, Aleena menemukan tempat yang membuatnya tertarik.

Aleena keluar dari Apartemen tanpa memberitahu Rocky karena Aleena sempat melihat Rocky sudah berasa di dunia lain Alias dia sudah tertidur di ranjang empuk nya, jadi Aleena tidak mau mengganggunya.

Aleena berjalan sesuai dengan rute yang di berikan oleh petunjuk Arah di handphone Aleena. "Ternyata jauh juga, lebih baik aku mencari taksi" Ucapan Aleena yang tadinya ingin sambil berolahraga namun ternyata lokasinya terlalu jauh untuk dia capai dengan berjalan kaki.

Aleena akhirnya mendapatkan taksi, Aleena memberitahukan tujuannya pada supir taksi itu.

Mobil yang Aleena naiki melaju dengan kecepatan sedang, dan ternyata butuh waktu yang tidak sebentar untuk Aleena datang ke tempat tujuan nya, jika Aleena tetap memaksakan untuk berjalan mungkin dia akan sampai siang menjelang sore.

Aleena mulai masuk ke sebuah museum seni yang memamerkan 8000 karya seni, sebenarnya Museum itu memiliki satu juta karya seni dari banyak pelukis terkenal, namun hanya delapan ribu saja yang di pamerkan.

Aleena menghabiskan waktu untuk mengetahui sejarah negara yang akan dia tinggali beberapa tahun ke depan.

Tiba-tiba ada laki-laki yang mendekati Aleena "Nona cantik bisa saya bantu" Ucapnya dengan senyum ramah nya mencoba untuk mendekati Aleena.

"Tidak! " Jawab singkat Aleena yang tidak ingin menanggapi laki-laki yang tidak dia kenal.

"Em seperti nya Nona seorang turis ya, saya bisa menjadi tour guide Nona" Ucapnya sopan mencoba merayu Aleena untuk menggunakan jasanya.

"Tidak perlu! " Aleena akhirnya memulihkan pergi berjalan meninggalkan laki-laki itu, namun tak di sangka laki-laki itu terus mengikuti Aleena dan menjelaskan dengan detail setiap lukisan yang Aleena lihat.

"Bagaimana Nona, apa anda berubah pikiran, saya juga bisa mengantarkan Nona kebanyak tempat bagus di negara ini" Laki-laki itu terus mengikuti Aleena.

Aleena sebenarnya sedikit terbantu dengan penjelasan mudah yang di berikan laki-laki itu, tapi dia juga tetap harus waspada jika laki-laki itu hanya modus untuk melakukan pencurian padanya.

Laki-laki itu tidak berhenti terus mendekati Aleena, sampai Aleena sudah tidak tahan di ikuti karena Aleena tengah berjalan ke arah toilet. "Kau ini sampai kapan mengikuti kuis! "

"Sampai Nona mau menggunakan jasa saya" Ucap laki-laki itu.

"Natan! kau jangan menganggu pengunjung lagi jika dia tidak mau menggunakan jasamu jangan mengganggu mereka" Ucap penjaga Museum yang sudah mengamati Natan.

Aleena memiliki kesempatan untuk pergi namun dia berhenti saat Natan berbicara lirih pada penjaga itu.

"Ayolah paman, biarkan aku mencari turis kau tau bukan aku memerlukan uang banyak" Bisik Natan pelan.

"Aku tau tapi jangan menganggu pengunjung Museum jika mereka tidak mau jangan memaksa"

Aleena yang mendengar percakapan itu mengerti bahwa laki-laki yang mengikutinya itu membutuhkan uang.

"Ekhm, kau siapa namamu? " Tanya Aleena.

"Saya, saya Natan Nona, bagaimana Nona apa kau berubah pikiran? " Tanya Natan.

"Kau boleh menjadi tour guide ku hari ini" Ya mau bagaimana lagi sisi Tiara ibunya Aleena yang lembut juga mengalir dalam darah Aleena tentu saja mendengar orang kesusahan itu menggerakkan hati Aleena. "Tapi kau cukup tunggu di sini, aku akan pergi ke toilet! " Aleena bergegas untuk ke toilet.

Setelah dari toilet Natan mengajak Aleena mengelilingi seluruh Museum menjelaskan setiap detail karya seni yang di pamerkan di sana.

Aleena sangat puas dengan penjelasan singkat Natan dan mudah di pahami.

Setelah selesai berkeliling Museum Aleena mengajak Natan untuk ke cafe makan siang bersama dengannya.

"Nona, apa tidak masalah mentraktir ku makan juga? uang yang Nona berikan sudah cukup untuk membayar jasa saya" Ucap Natan tidak enak.

"Santai saja, aku hanya kasihan denganmu kau sangat kurus seperti tidak pernah makan" Selain kelembutan yang di dapat dari darah Mama nya ternyata Aleena juga mendapatkan lidah pahit dari Papa nya dia berbicara begitu jujur dan menyakitkan.

Natan tidak tau lagi harus berbicara apa lagi, dia hanya tersenyum canggung. "Oh ya Nona kalau boleh tau siapa nama Nona? " Tanya Natan yang sedari tadi ingin menanyakan hal. itu tapi tidak enak

"Aleena, kau bisa langsung memanggil namaku kalau di lihat kau lebih tua dari ku"

"Be.. benar seperti nya aku lebih tua darimu" Natan benar-benar takjub melihat Aleena yang berkata jujur tanpa memikirkan perasaan orang lain.

Mereka banyak berbincang tentang wisata yang ada di negara itu, Sebelum pergi Natan memberikan kartu namanya pada Aleena mungkin saja Aleena membutuhkan jasanya suatu saat nanti.

Rocky baru saja bangun dari tidurnya dan bersiap untuk berangkat kerja, tapi sebelum kerja Rocky berencana mengajak Aleena pergi ke suatu tempat.

Rocky bergegas keluar dari kamarnya kemudian menuju ke depan pintu kamar Aleena, dia mengetuk beberapa kali pintu kamar Aleena namun tidak ada jawabnya, "Bukankah dia sudah tidak marah" Tanya Rocky dalam hati. Rocky kembali mengetuk pintu kamar Aleena dan masih sama tidak ada jawaban dari Aleena. "Apa dia masih tidur? " Rocky memutuskan untuk mencoba membuka pintu kamar Aleena.

Rocky masuk dan melihat kamar yang dulunya tidak ada yang menempati dan banyak debu, kini terlihat sangat rapi dan hangat. "Aleena" Teriak Rocky mencari Aleena tapi Rocky tidak menemukan nya.

"Dia tidak ada, apa dia benar-benar pergi" Rocky tiba-tiba teringat ucapan Aleena saat marah waktu itu, Rocky dengan cepat melihat ke dalam lemari, baju Aleena ternyata masih berbaris rapi di sana "Kemana dia? " Rocky duduk di ranjang dan melihat sesuatu di atas meja "Ini" Rocky membulatkan matanya.